Secara mengejutkan, KTM muncul sebagai lawan utama Ducati di Motogp musim 2023 ini. Padahal sebelumnya Aprilia lah yang digadang-gadang akan menjadi lawan utama pasukan Borgo Panigale.
Saat ini KTM duduk di peringkat dua klasemen pabrikan dengan torehan dua kemenangan di sprint race dan dua podium di long race.
Meski memiliki selisih poin yang tidak sedikit dari Ducati, namun performa KTM yang cukup konsisten mampu mengantarkan tim Austria itu duduk di peringkat dua.
Meski masih tersisa 13 seri lagi di Motogp musim ini, namun prestasi KTM ini merupakan sebuah hal yang istimewa, mengingat mereka baru kembali ke Motogp pada 2017 yang lalu.
Jadi bagaimana sih sebenarnya sejarah KTM di Motogp? Mari kita lihat.
Memulai di Kategori Rendah.
Sama seperti kebanyakan pabrikan lain, perjalanan KTM dimulai dari kelas-kelas yang lebih rendah.
Pada 2003 KTM memutuskan untuk turun sebagai pabrikan pada GP125 dan GP250. Pada waktu itu lawan KTM adalah Aprilia dan Honda yang mendominasi kelas-kelas bawah itu.
Mengandalkan motor FRR series untuk kedua kelas. Power motor KTM sering kali menjadi kendala utama para rider KTM untuk berprestasi pada waktu itu.
Motor- motor yang dipakai oleh KTM antara lain adalah KTM 125FRR untuk GP125 dan KTM 250FRR untuk GP250.
KTM 125FRR sendiri ditenagai oleh mesin dua tak 125cc silinder jomblo (tunggal maksudnya) dengan keluaran tenaga sebesar 55 HP.
Kemenangan pertama 125FRR terjadi pada musim 2004 lewat Casey Stoner. Stoner berhasil meraih kemenangan perdana KTM pada GP Malaysia 2004, setelah mengalahkan Andrea Dovizioso dengan selisih waktu hanya 0.029 detik.
Tahun 2005 menjadi tahun terbaik KTM di GP125 dengan Mika Kallio dan Gabor Talmacsi yang jadi pembalap utama KTM, selesai di peringkat dua dan tiga klasemen akhir.
KTM berhasil mengumpulkan delapan kemenangan dan 16 podium untuk berhasil meraih juara konstruktor pada 2005. Gelar tahun 2005 itu menjadi satu-satunya gelar KTM di era GP125.
Sementara di GP250, rider-rider KTM dipersenjatai dengan KTM 250FRR. Ber mesin dua tak 250cc dua silinder inline dengan keluaran tenaga sebesar 110HP.
Meski tidak sesukses KTM 125FRR, KTM berhasil mengumpulkan empat kemenangan dan delapan podium di tahun 2007, menjadi tahun terbaik KTM di GP250.
Setelah itu, KTM terpaksa menarik diri dari GP250 pada tahun 2009 karena masalah finansial. Dan setelahnya juga KTM menarik diri dari GP125 pada tahun selanjutnya.
Kembali Ke Motogp
Setelah memutuskan untuk mundur dari semua kategori pada awal 2010, KTM akhirnya kembali ke Motogp pada tahun 2012, pada kategori Moto3.
KTM kembali dengan membawa motor baru, kali ini bernama RC250GP. Berbeda dengan FRR series yang bermesin dua tak, 250GP bermesin empat tak sesuai dengan regulasi Moto3.
Dengan jantung pacu 250cc empat tak silinder jomblo (single silinder maksudnya), KTM sukses jadi salah satu pabrikan terkuat di Moto3.
Tahun 2013 menjadi tahun paling sukses untuk KTM di Moto3, dimana pada saat itu KTM berhasil memenangkan semua balapan dan memperoleh point yang maksimal, yakni sebanyak 425 poin.
Tahun 2013 KTM mengumpulkan 18 kemenangan dengan 7 kemenangan diraih oleh mendiang Louis Salom, 6 kemenangan diraih oleh Alex Rins, 3 kemenangan oleh Maverick Vinales dan 1 kemenangan di raih oleh Alex Marquez.
KTM juga berhasil mengantarkan lima pembalap meraih gelar juara dunia di Moto3. Ada Sandro Cortese pada 2012, Maverick Vinales di 2013, Brad Binder di 2016, Albert Arenas di 2020 dan Pedro Acosta di 2021.
Mesin KTM di Moto3 kemudian juga dipakai oleh dua pabrikan lain yakni Husqvarna dan Gas-gas. Pada tahun 2022 yang lalu, Gas-gas juga berhasil meraih gelar juara konstruktor dan pembalap lewat Izan Guevara.
Melangkah ke Kelas Utama
KTM kemudian mencoba untuk melebarkan sayapnya ke kelas utama. Proyek ini kemudian secara resmi dimulai pada 2014.
Pada September 2014, Pit Beirer mengumumkan bahwa KTM akan turun di Motogp dimulai dari musim 2017.
KTM kemudian mengembangkan part-part motor mereka satu per satu. Dimulai dari engine. KTM merumuskan mesin mereka berbeda dari mesin-mesin yang mereka pakai di motor produksi massal mereka.
Jika biasanya KTM menggunakan mesin satu silinder dan dua silinder, untuk Motogp mereka merumuskan mesin V4 untuk dipakai.
Selain karena regulasi, mesin V4 dirasa dapat menghemat ruang mesin daripada inline 4 sehingga membuat ruang chasis bisa dimaksimalkan.
Apalagi sejak awal KTM memang ingn memakai chasis tralis yang jadi ciri khas mereka. Karena itu KTM memerlukan mesin yang bisa menghemat ruang dan mudah dipindahkan posisinya, sehingga chasis trellis bisa dikembangkan lebih baik sepanjang waktu.
Pada oktober 2015, motor Motogp KTM yang diberi nama RC16 akhirnya di tes secara tertutup di sirkuit Red Bull Ring.
Nama RC16 diambil dari kata Road Competition yang sudah sering dipakai oleh motor-motor jalan raya KTM. Nomer 16 diambil dari jumlah valve yang dipakai oleh engine, 4 valve per silinder.
RC16 kemudian dilaunching di publik pada GP Austria 2016 dengan Mika Kallio dan Alex Hofman melakukan beberapa putaran demonstrasi.
KTM RC16 akhirnya memiliki kombinasi mesin V4 Screamer dengan chasis trellis turbular yang mampu menumpahkan tenaga sebesar 265HP.
Pada pengumuman itu RC16 diumumkan akan diturunkan pada GP Valencia 2016 sebagai wild card. Sayang pada GP Valencia, Mika Kallio tidak dapat menyelesaikan balapan.
Pada akhir 2016, KTM Factory Racing menerima hibah pembalap dari tim Yamaha Tech 3. Pol Espargaro dan Bradley Smith dipastikan membela KTM pada musim 2017.
2017
Musim 2017 menjadi musim debut dari KTM Factory Racing di Motogp. Walau pada balapan di Qatar performa tim masih kurang menyakinkan, namun pada seri kedua di Argentina KTM mampu meraih poin pertama mereka di Motogp.
Setelah tes di sirkuit Jerez pada pertengahan musim, KTM akhirnya memutuskan untuk mengganti mesin screamer mereka dengan mesin big bang agar lebih mudah untuk dikendalikan.
Sepanjang tahun, KTM konsisten mengisi barisan belakang dengan sekali finish di posisi sembilan. Posisi sembilan adalah posisi finish terbaik KTM pada musim itu.
Pada akhir musim, Pol Espargaro duduk diperingkat 17 klasemen akhir sementara Bradley Smith hanya mampu menduduki peringkat 21 klasemen.
2018
Pada musim ini KTM diharapkan untuk tampil lebih baik daripada musim sebelumnya. Konsisten di top 10 adalah target yang ditetapkan dari awal musim.
Masih mengandalkan Bradley Smith dan Pol Espargaro, KTM berhasil untuk konsisten finish di poin tujuh kali berturut-turut dari seri pembuka lewat Pol Espargaro.
Sayang performa Smith tidak kunjung membaik, sehingga akhirnya pada GP Spanyol 2018, KTM mengumumkan bahwa Johan Zarco akan menggantikan Bradley Smith untuk musim 2019.
Meski tampil kurang konsisten, namun pada GP Valencia 2018 KTM akhirnya memperoleh podium pertama mereka di Motogp. Pol Espargaro sukses mengamankan tempat ketiga.
2019
KTM memulai musim 2019 dengan ambisi besar. Apalagi dengan datangnya Johan Zarco dan keberhasilan podium musim lalu, KTM memasang konsisten podium sebagai target utama mereka.
KTM juga merekrut Dani Pedrosa sebagai test rider baru mendampingi Mika Kallio. Pedrosa berhasil dibajak dari Honda setelah manager Honda, Alberto Puig menolak memberikan Pedrosa posisi test rider.
Kehadiran Pedrosa diharapkan mampu untuk membawa pengalamannya dari Honda untuk membantu KTM mengatasi permasalahan yang ada.
Namun sayang, bukannya makin berkembang KTM malah cenderung stagnan di jalan. Pol Espargaro memang bisa sesekali finish top 10, tapi tidak ada podium yang diraih.
Johan Zarco yang diharapkan dapat tambil baik, malah selalu finish di posisi belasan. Bahkan Zarco memutuskan untuk hengkang dari tim setelah balapan di GP Misano 2019.
Keputusan Zarco untuk hengkang ini sebenarnya tidak mengejutkan mengingat buruknya performa Zarco di KTM.
Zarco kemudian memberikan klarifikasi menggunakan akun Instagram miliknya. “Meninggalkan KTM adalah keputusan yang berat, namun saya ingin balapan dengan senyuman dan memperebutkan podium,” Tulis Zarco.
Posisi Zarco kemudian di isi sementara oleh Mika Kallio yang masih jadi test rider KTM. Walau sempat ada spekulasi bahwa Dani Pedrosa yang akan menggantikan Zarco, namun pada waktu itu Pedrosa tidak berminat untuk turun.
Pada akhir musim, KTM tidak mampu mengulangi torehan podium mereka pada tahun 2018. Posisi terbaik yang diraih oleh KTM tahun itu adalah posisi enam di GP Prancis oleh Espargaro.
2020
Pada tahun 2020, KTM menggunakan line up pembalap baru karena hengkangnya Johan Zarco pada tengah musim 2019.
Brad Binder kemudian dibawa dari Moto2 untuk menggantikan posisi Zarco. Hal ini sempat menimbulkan polemik, mengingat ada Miguel Oliviera di tim satelit Tech 3 KTM.
Namun pada akhirnya Brad Binder yang dipilih untuk menggantikan Zarco, sementara Oliviera tetap membela Tech 3.
2020 menjadi titik balik KTM sebagai pabrikan yang diperhitungkan di Motogp. Total KTM meraih tiga kemenangan, dua dari Oliviera dan satu dari Binder disertai empat podium lain yang dicetak Pol Espargaro.
Hasil ini tidak lepas dari kinerja tim uji coba yang membuat Chasis baru untuk KTM. Chasis KTM yang baru ini, walau pada dasarnya masih merupakan chasis trellis turbular, namun bentuknya dibuat mirip dengan chasis delta box pada beberapa bagian.
Menjadikan bentuk chasis KTM seakan-akan hybrid antara chasis trellis dan delta box. Chasis trellis baja sendiri memang memiliki beberapa kekuarangan yang sangat menonjol.
Karena berbahan baja, maka chasis menjadi kaku dan kurang flexible untuk menekuk. Karena kurang flexible untuk menekuk, itu membuat motor menjadi susah untuk membelok.Hal ini pernah dialami Ducati saat mereka masih menggunakan chasis monokok karbon yang menjadi satu dengan body.
Bahan baja yang dipakai KTM juga memiliki kekurangan pada segi bobot, karena lebih berat daripada alumunium yang dipakai di delta box.
Namun dengan mengubah bentuknya di beberapa bagian, menjadi lebih pipih dan menambah flexibilitas, chasis trellis KTM nyatanya mampu untuk bersaing dengan lebih kompetitif.
KTM menempati posisi empat klasemen konstruktor pada akhir musim. KTM mengalahkan Honda dan Aprilia yang notabene pabrikan yang sudah lebih senior di Motogp.
2021
Tahun 2021, Pol Espargaro memutuskan untuk hengkang dari KTM dan bergabung ke Repsol Honda.
KTM kemudian mengganti Pol Espargaro dengan Miguel Oliviera yang naik dari tim satelit. Sementara KTM Tech 3 kini dibela oleh Danilo Petrucci yang pindah dari Ducati dan Iker Lecuona.
Tahun 2021 memang tidak sesukses tahun 2020. Walaupun KTM sudah membuat progress yang baik pada pengembangan chasis mereka, namun kurangnya performa saat kualifikasi masih menjadi permasalahan utama KTM pada tahun 2021 ini.
Sehingga pada tahun 2021, KTM hanya mampu untuk meraih dua kemenangan. Satu oleh Oliviera dan satu dari Binder.
Dengan dua podium lain, KTM duduk diperingkat lima klasemen konstruktor di atas Aprilia.
2022
Tahun 2022 KTM masih diperkuat oleh line up yang sama dari tahun sebelumnya. Oliveira dan Binder masih membela tim pabrikan.
Dari segi prestasi pun masih bisa dibilang mirip daripada tahun 2021 sebelumnya. KTM masih rutin mengisi barisan tengah dan sesekali podium.
Brad Binder sendiri mengeluhkan performa KTM pada saat kualifikasi yang tidak juga menemui peningkatan.
Disinyalir, walau chasis sudah diubah menjadi hybrid antara trellis dan deltabox, namun kurangnya konektifitas antara sensor-sensor motor dengan chasiss yang menjadi alasan chasis KTM masih terkesan kurang maksimal.
Karena hal ini, KTM memerlukan waktu lebih panjang untuk membuat ban, terutama ban baru untuk dapat menghasilkan grip terbaik karena chasis kurang dapat mendukung ban mencapai titik panas maksimalnya, hal ini dibenarkan oleh Dani Pedrosa.
“KTM (RC16) mudah dikendalikan dan dikelola dengan ban bekas. Tapi dengan ban baru, kami tidak bisa melakukan perbaikan besar-besaran. Titik lemah ini menghalangi kami untuk mencapai posisi start depan,” Ujar Pedrosa (dikutip dari TMC.blog).
Pada akhir musim, KTM meraih dua kemenangan, Dua-duanya diraih oleh Miguel Oliviera. KTM kemudian duduk diperingkat empat klasemen konstruktor diatas Suzuki dan Honda.