Beberapa waktu lalu General Manager Ducati Corse, Gigi Dall’lgna mengusulkan agar kejuaraan MotoGP memperkecil kapasitas mesin menjadi 850cc pada tahun 2031.
Usulan ini diajukan menyusul penambahan tenaga yang terus menerus dilakukan oleh setiap pabrikan pada mesin motor, sehingga dengan kapasitas motor 1000cc dikhawatirkan penambahan tenaga yang konstan ini dapat membahayakan pembalap.

Karena top speed semain naik setiap tahunnya namun perangkat keselamatan yang lain memerlukan waktu lebih lama untuk berkembang.
Hal ini mirip dengan apa yang terjadi pada 2003 yang lalu, karena tewasnya Daijiro Kato pada GP German, membuat Dorna dan FIM kemudian merubah regulasi pada tahun 2007, sehingga motor yang tadinya berkapasitas 990cc berubah menjadi 800cc.
Penurunan kapasitas motor ini ditujukan untuk membatasi top speed sehingga motor menjadi lebih aman.
Namun nyatanya, pada balapan pertama di GP Qatar 2007 hal ini tujuan ini langsung meleset. Karena Ducati dan Casey Stoner mampu untuk mencetak waktu putaran yang lebih cepat daripada motor 990cc.

Bahkan pada 2009 dua tahun sesudah regulasi 800cc berlaku, top speed motor era 800cc sudah lebih cepat daripada kakak mereka motor-motor era 990cc.
Bahkan tidak hanya lebih cepat dari motor-motor era 990cc, motor era 800cc juga jauh lebih cepat dibandingkan Superbike-Superbike yang berlaga di WSBK.
Padahal pada saat itu, WSBK sudah memperbolehkan motor-motor empat silinder 1000cc dan menaikan kapasitas minimum motor dua silinder menjadi 1200cc.

Jika dilihat murni dari kapasitas mesin, seharusnya motor-motor Superbike memiliki keunggulan yang sulit untuk dikejar motor Motogp era 800cc.
Berbeda dengan pada saat era GP500 melawan WSBK, saat itu MotoGP menggunakan mesin dua tak, yang punya rasio tenaga dua kali lebih besar daripada WSBK.
Jadi motor WSBK yang saat itu dibatasi dua silinder 1000cc atau empat silinder 750cc empat tak, secara teori memang tidak bisa mengejar GP500 dua tak.
Namun mengapa MotoGP era 800cc yang sudah sama-sama menggunakan mesin empat tak dan punya timing pengapian yang mirip masih lebih cepat secara signifikan daripada superbike? Berikut ulasannya.
Bobot Jauh Lebih Ringan
Faktor pertama adalah bobot. Motor MotoGP dibuat dengan materi yang lebih ringan daripada motor WSBK.
Misalnya saja body, motor MotoGP terbuat dari carbon sementara motor WSBK hanya terbuat dari plastic ABS.
Tidak hanya body, bahkan rem di Motogp juga lebih ringan daripada rem yang digunakan di WSBK.
Kita coba membandingkan antara RC212V tahun 2007 dengan Honda CBR1000RR tahun 2007.

RC212V hanya punya bobot sebesar 148kg sementara Honda CBR1000RR punya bobot basah sebesar 204kg, hampir 50kg lebih berat. Bahkan RC211V 990cc yang digunakan pada tahun 2006 masih lebih ringan daripada CBR1000RR.

Sehingga menyebabkan Motor Motogp dapat melaju lebih kencang daripada motor Superbike pada waktu itu.
Tenaga Lebih Besar
Kendati punya kapasitas mesin lebih kecil, namun performa motor Motogp dapat diperbesar dan dioptimalkan dengan lebih leluasa daripada superbike.
Superbike, sesuai dengan regulasi WSBK adalah motor jalan raya yang dimaksimalkan untuk balap, namun terdapat batasan-batasan yang membuat performa superbike tidak jauh dari unit stock nya.
Batasan-batasan ini dibuat supaya, apabila penonton memutuskan untuk membeli motor tersebut, tidak terdapat perbedaan performa yang terlalu signifikan.

Sementara di Motogp tidak ada batasan itu. Sehingga motor Motogp dapat di setting di ambang batas maksimal kemampuan mesin.
Contoh dari Honda lagi, RC212V tahun 2007-2009 menghasilkan tenaga maksimal sebesar 207HP sementara CBR1000RR tahun 2007 hanya menghasilkan tenaga sebesar 177HP.

Honda CBR1000RR spek WSBK pada saat itu mentok di 190HP dan sekitar 20Km/jam lebih lambat daripada RC212V.

Sebagai gambaran seberapa lambatnya WSBK dibandingkan Motogp 800cc saat itu, mari kita lihat pole position pada GP Assen dan WSBK Assen.
James Toseland mencetak pole position dengan Honda CBR1000RR dengan waktu 1:38.603 sementara di Motogp, Chris Vermulen meraih pole position dengan Suzuki GSV-R dalam keadaan hujan dengan torehan waktu 1:38.555.
Perlu dipahami kalau WSBK pada saat itu sudah mengadopsi single tire manufacture sehingga semua pembalap dan tim hanya menggunakan satu supplier ban yakni Pirelli.
Sementara pada saat itu, Suzuki Motogp menggunakan Bridgestone yang sedang naik daun. Kualifikasi juga menggunkan kompon biasa, bukan kompon kualifikasi seperti yang dipakai di WSBK.
Dengan semua keadaan tadi, Superbike masih lebih lambar 0,1 detik. Sementara kalau membandingkan fastest lap, maka motor WSBK makin kalah lagi.
Fastest lap Motogp dicetak oleh Valentino Rossi dengan waktu 1:37.433. Sementara fastest lap WSBK pada race satu dicetak oleh Troy Bayliss dengan waktu 1:38.906, sementara untuk race dua di cetak oleh Noriyuki Haga dengan waktu 1:39.440, masih dua detik dibelakang Rossi.
Perbedaan waktu ini diakibatkan oleh perbedaan tenaga dan bobot yang signifikan antara Motogp dan juga WSBK.
Parts yang Dipakai
Perbedaan yang paling ketara adalah pada parts-parts yang dipakai. Pada musim 2007, terjadi pengembangan yang massif di sektor elektronik.
Motor-motor Motogp kini mulai dilengkapi oleh perangkat-perangkat seperti anti wheelie, traction control dan beragam sensor lain yang dipakai.

Pengembangan sektor ini dimaksudkan untuk membantu pembalap mengontrol motor. Sehingga motor lebih mudah dikendarai dan menjadi lebih cepat.
Sementara untuk perangkat dan parts penunjang lain, pada era 800cc Motogp kemudian mengadopsi single tire manufacture seperti WSBK, Bridgestone-lah yang kemudian terpilih.
Ban Bridgestone menggunakan pelek 16.5 inci yang mengutamakan ke stabilan pada tikungan daripada cepat masuk atau cepat keluarnya tikungan.
Sehingga performa motor menjadi lebih stabil ditikungan, dan bisa di push lebih jauh lagi di tikungan.
Di dukung oleh pengembangan rem karbon yang semakin baik, sehingga memberikan pembalap kepercayaan diri lebih dalam mendorong motor.
Motor-motor Superbike pada era itu tidak punya teknologi yang muthakir seperti itu, kebanyakan masih motor sport tradisional yang perlu di Kendari dengan hati-hati.

Tidak ada anti wheelie, tidak ada traction control, sensor lebih sedikit, rem menggunakan rem baja, ban Pirelli berukuran 17 inci yang lebih berbahaya, sehingga pembalap tidak berani mendorong motor se ekstrim pembalap Motogp.
Karenanya waktu putaran WSBK masih lebih lambat dari Motogp kendati pada saat itu, WSBK adalah kejuaraan dunia motor dengan kapasitas terbesar.