Selama 25 tahun berkarier di balapan kelas dunia Valentino Rossi telah menemukan banyak hal baru yang revolusioner, salah satu yang sekarang menjadi warisannya adalah teknik mengibaskan kaki atau leg dangle yang biasa dia lakukan sebelum memasuki tikungan.
Teknik ini pertama kali diperlihatkan pada putaran terakhir di Sirkuit Jerez. Rossi mengerem kuat kemudian melepaskan kaki kirinya dari footpeg, lalu membiarkannya membentang dan menggantung sampai tepat sebelum memasuki tikungan.
Rossi yang berhasil masuk tikungan lebih dulu dari bagian dalam akhirnya berbenturan dengan Gibernau. Gibernau melebar ke luar sampai ke area kerikil, Rossi kemudian finis posisi pertama dan akhirnya meraih gelar juara dunia MotoGP tahun 2005.
Usai pertarungan dengan Gibernau, Rossi selalu mendapat banyak pertanyaan dalam sesi konferensi pers mengapa dia melakukan teknik seperti itu. Rossi biasanya selalu menjawab tidak tahu dan mengatakan bahwa ia melakukan itu secara natural dan tanpa direncana.
Pada beberapa kesempatan Rossi juga sempat menjawab hal lain, dia mengatakan teknik itu membantunya mengerem. Namun Menurut Jeremy Burgess yang dulu menjabat chief mekanik Valentino Rossi menyatakan, hasil pengamatannya dari data telemetri pada tikungan yang sama. Tidak ada perbedaan waktu saat kaki Rossi turun saat akan masuk tikungan dan pada saat kaki Rossi tetap berada di footstep motor.
Hal ini juga bisa dilihat beberapa pembalap yang tidak melakukan turun kaki bisa meluncur sempurna masuk tikungan tanpa harus melakukan turun kaki. Contohnya adalah yang dilakukan mantan rekan setim Valentino Rossi yaitu Jorge Lorenzo, yang hampir tidak pernah melakukan turun kaki ketika melibas tikungan, namun ia dikenal dengan pembalap yang bisa melibas tikungan dengan halus dan sempurna.
Selain itu, Lorenzo disebut mempunyai gaya balap yang sempurna, tanpa harus menurunkan kaki atau melakukan leg dangle ala Rossi. Jadi, hal ini tidak berpengaruh pada kecepatan melahap tikungan seorang pembalap.
Sejak pertarungan dengan Sete Gibernau itu, Valentino Rossi kerap menggunakan teknik mengibaskan kaki, lalu banyak pembalap yang menyontek gerakan itu. Kini teknik yang sama dengan berbagai variasinya digunakan pebalap MotoGP, Moto2, Moto3 sampai kelas balapan regional di seluruh dunia.
Sebelum sangat populer seperti saat ini, teknik kibas kaki Rossi juga sempat kontroversial sebab banyak pihak berspekulasi itu menjadi cara untuk menghalangi atau menakut-nakuti pebalap lain yang mau menyalip. Walau begitu sampai saat ini MotoGP tak pernah melarang penggunaan teknik seperti ini.
Ada banyak teori yang menjelaskan mengapa teknik kibas kaki bisa menguntungkan pebalap. Salah satunya yakni teknik ini membantu mengontrol motor saat akan menikung.
Berdasarkan anatomi tubuh, kaki merupakan bagian terberat yang bisa mencakup 20 persen dari total berat badan. Misalnya pembalap beratnya 70 kg, itu berarti kaki mempunyai kisaran seberat 14 kg dan artinya satu kaki 7 kg.
Saat membalap, membelok merupakan aktivitas keseimbangan yang dilakukan dengan menjaga titik gravitasi dan gerakan tubuh pada satu titik yang sama sambil tetap melakukan kecepatan tinggi.
Memanfaatkan kaki disebut bisa membantu menggerakkan titik pusat gravitasi ke depan menjelang tikungan. Hal ini dikatakan dapat membantu mengontrol motor, membuat bobot motor mengarah ke depan, dan menambah cengkraman di ban depan.
Hal ini pun sama seperti yang dikatakan Cal Crutchlow, teknik ini memang bermanfaat untuk membantu menyeimbangkan motor usai berakselerasi di trek panjang.
“bagiku, ini seperti ketika kita masih kecil bermain sepeda, ketika kau mencoba untuk mengerem sepedamu tetapi sulit berhenti, hal yang sering dilakukan adalah menurunkan kakimu untuk menyeimbangkan sepeda. Ini seperti reaksi alami.” Terang Crutchlow via motogp.com
Bukan cuma itu, teori lain menjelaskan mengibaskan kaki sebelum tikungan ibarat melepas parasut kecil yang membantu pebalap mendapatkan momen sebelum merebah.
Itulah beberapa kemungkinan yang bisa saja diasumsikan oleh banyak orang. Yang pasti menerapkan gaya “menurukan kaki pada saat menikung” alias ‘Leg Dangle Style’ tetap membutuhkan keseimbangan tinggi dan tentunya juga disertai kebiasan dari latihannya.
Oleh karenanya, ketika Rossi bilang teknik ini ia lakukan secara alami, ini tentunya menyiratkan seolah ia melakukannya tanpa alasan, namun dugaan ini sangat susah untuk diterima. Pastilah ketika Valentino Rossi melakukan itu ada alasannya, bukan?