Seri balap Valencia sejak tahun 2002 hingga sekarang selalu menjadi seri pamungkas dalam kalender balap MotoGP. Layaknya seperti di olahraga lain, pertandingan final atau pertandingan terakhir seringkali menghadirkan drama yang selalu akan diingat di tahun tahun yang akan datang. Begitu juga di seri balap MotoGP Valencia 2006.
Musim balap 2006 merupakan musim milik pembalap asal Amerika Nicky Hayden. Tidak ada yang menyangka bahwa ia yang akan menjadi juara dunia disana. Saat itu banyak orang yang menjagokan Valentino Rossi yang akan menjadi juara dunia. Selain keunggulan poin Rossi yang berjarak 8 poin atas Hayden, statistik Rossi di sirkuit ini juga sangat mentereng dibanding Hayden. Ia sudah mengoleksi 4 kali podium di Valencia, dua diantaranya diperoleh dengan kemenangan. Berbeda jauh dengan prestasi Hayden di Valencia, yang hanya sekali meraih podium dan dua kali gagal meraih poin. Rossi pun hanya dituntut cukup finish didepan Hayden saja untuk kembali mempertahankan gelar juara dunianya di tahun 2006.
Di atas kertas Rossi jelas diunggulkan, Rossi dianggap lebih handal dan memahami sirkuit Valencia dibandingkan Hayden. Namun, balapan bukanlah matematika yang selalu bisa diprediksi, dan ada pepatah mengatakan; sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Benar saja Valentino Rossi mengalami kecelakaan atas kesalahannya sendiri di lap ke-5. Dan hingga 25 lap selanjutnya, The Doctor hanya sanggup naik posisi hingga finish di urutan ke-13. Mahkota juara dunia pun dianugerahkan kepada pria kelahiran 20 Juli 1981 karena finish di urutan ke-3. Hayden akhirnya mengoleksi 252 poin di akhir musim 2006, sedangkan Rossi 247, hanya selisih 5 poin. Padahal, sebelum seri balapan di Valencia dimulai, Rossi tengah unggul 8 poin atas Hayden. Mungkin ini adalah hal yang paling disesali Valentino Rossi sepanjang hidupnya, merelakan gelar juara dunia yang bila gelar ini ia dapatkan, maka saat ini Rossi sudah mengoleksi 10 gelar juara dunia.
Drama di Valencia pun dihiasi dengan basahnya wajah Nicky Hayden yang dipenuhi air mata. Air mata kebahagiaan yang deras mengalir ia pertontonkan kepada publik. Setelah itu, ia kembali memacu motornya, mengajak bendera kebangsaannya menikmati beberapa tikungan, dibiarkan berkibar dikibas angin sebelum akhirnya kembali merayakan kebahagiaan di paddock dan podium.
Publik Amerika pun akhirnya bisa kembali berbangga padanya, setelah cukup lama tidak muncul pembalap bintang di Grand Prix setelah Kenny Robert Junior yang terakhir menjadi juara dunia di tahun 2000. Kebahagiaan ini pun tentunya dirasakan oleh pebasket legendaris asal Amerika Michael Jordan, yang rela datang jauh jauh dari Amerika ke Valencia untuk mendukung Nicky Hayden.
Drama di Valencia tidak hanya sampai di Nicky Hayden saja. Pembalap yang berhak mengibarkan bendera kebangsaannya di atas podium pertama adalah seorang pembalap bernomor 12, orang Australia. Ia adalah Troy Bayliss, pebalap yang hanya berstatus pengganti untuk Ducati Marlboro Team. Sete Gibernau, asal Spanyol adalah pebalap Ducati yang ia gantikan akibat cedera.
Troy Bayliss, di tahun 2006 tersebut telah memastikan gelar juaranya di ajang Kejuaraan Dunia Superbike, juga dengan motor Ducati. Hal itu membuat manajemen tim Ducati MotoGP menawarkannya posisi untuk sekali menggantikan Gibernau. Tawaran itu disambut manis, dan dieksekusi dengan sangat manis olehnya dengan meraih kemenangan.
Pria kelahiran 30 Maret 1969 adalah pembalap Ducati pertama yang finish pertama di Sirkuit Valencia sejak pertama kali sirkuit ini masuk kalender balap tahunan MotoGP pada tahun 1999. Sebelumnya, sirkuit ini selalu dimenangkan oleh pabrikan asal jepang yaitu Yamaha, Honda, dan Suzuki, tetapi Ducati nyatanya membuat kejutan dengan menempatkan pembalapnya di podium 1 dan 2, karena selain Bayliss, ada Loris Capirossi yang mendampinginya di podium kedua.
Troy Bayliss memang bukan pembalap baru di kelas MotoGP. Ia pernah menjalani musim balapnya di kelas MotoGP di tahun 2003 dan 2004, dengan prestasinya yang cukup bagus meraih 4 kali podium bersama tim Ducati, yang pada tahun itu juga baru mengikuti Grand Prix. Sehingga, comeback-nya yang hanya sekali itu saja di MotoGP tahun 2006, tentu mengejutkan banyak orang karena dia mampu meraih podium pertama.
Itulah Sirkuit Ricardo Tormo Valencia. Sirkuit yang mengabadikan nama legenda balap motor asal Valencia, Spanyol. Seolah ditakdirkan menjadi saksi banyak kejadian-kejadian legendaris.