Di MotoGP Amerika kemarin Bagnaia dengan gagahnya menunjukan kecepatan yang hebat. Namun untuk kedua kalinya Bagnaia crash ketika memimpin balapan. Bagnaia beralasan motornya terlalu perfect sehingga dia tidak bisa merasakan limit motornya.
Apapun alasan kegagalan Bagnaia, tentu saja Álex Rins tidak peduli. Rins memang sempat memimpin kemudian dipaksa harus tetap berada di posisi kedua. Meski begitu Rins menunjukan semangat juangnya untuk mengejar motor Ducati dan menekan sang juara dunia bertahan agar tidak lepas dari kejarannya. Meski tampaknya tidak mungkin bagi Rins untuk kembali memimpin jalannya lomba karena kecepatan hebat yang ditunjukan Bagnaia.
Tapi kemudian kemenangan yang diraih Rins sangatlah pantas didapat. Ini menjadi bukti bahwa Rins adalah pembalap bertalenta hebat, sekaligus membuang prediksi banyak orang yang menganggap nasib Rins akan sama seperti Jorge Lorenzo dan Pol Espargaro ketika berani menandatangani kontrak di Honda.
Kemenangan Rins ini juga membuat banyak orang gembira, utamanya bagi bos team LCR, Lucio Checchinello (baca: Cekinelo) yang belum pernah menang semenjak 5 tahun lalu, sekaligus juga kemenangan Rins ini mengakhiri puasa kemenangan Honda selama hampir 2 tahun.
Rins dikenal memang punya tradisi tampil baik di Circuit of The Americas. Rins pernah menang di kelas Moto3, Moto2 dan MotoGP, yang paling diingat adalah saat Rins mengalahkan Valentino Rossi di 2019 untuk menyabet kemenangan pertamanya di kelas MotoGP.
Pembalap 27 tahun ini mengakui dirinya bahkan sudah tahu akan tampil bagus di COTA saat dirinya bersepeda melintasi sirkuit di hari kamis lalu. Oleh sebab itu Rins sudah tahu hasil baik yang diraihnya di COTA sangatlah memungkinkan. Dan memang dibuktkan saat balapan Rins sama sekali tidak takut mengendarai Honda RC213V di sirkuit yang terkenal punya tikungan kejam dan bergelombang ini.
Dan bisa dibilang juga motor Honda RC213V sangat cocok dengan Circuit of The Americas. Ini dibuktikan dengan 8 kemenangan yang telah diraih dari 10 balapan yang digelar; 1 diperoleh Rins, dan 7 diraih Marc Marquez, yang kali ini absen karena cidera.
Crew Chief Alex Rins, Chcristophe Bourguignon (baca: Kristof Burginyon), yang telah bekerja bersama sejak November lalu tidak terlalu terkejut melihat pembalapnya bisa menampilkan peforma yang luar biasa di balapan hari Minggu kemarin.
Menurutnya, Rins sebenarnya sudah menampilkan performa yang bagus di Argentina, namun karena ada masalah di kaca helmnya Rins tidak bisa tampil maksimal. Bourguignon pun menilai jika Rins tidak mendapat masalah itu, maka finish 5 besar bukanlah hal yang sulit.
Tampaknya memang Rins yang punya gaya balap penuh perhitungan dan kekuatan fisiknya yang mumpuni di atas motor sudah mulai menguasai Honda RC213V, yang mana untuk banyak pembalap lain motor RC213V masih terlalu sulit untuk dikendalikan.
Banyak juga orang yang menilai motor Honda RC213V sulit dibelokkan, tapi coba lihat penampilan Rins di Amerika kemarin, dimana di sector 1 sirkuit yang memilki banyak tikungan chicane, kecepatan Rins di sector 1 tak terkalahkan.
Selain itu, karakter motor Honda RC213V yang harus dikendarai sampai limitnya agar bisa mengekstrak semua potensinya mampu dimaksimalkan Rins, terutama di sprint race.
Bourguignon menilai semenjak awal bekerja dengan Rins, dirinya sudah punya feeling bahwa pembalapnya ini adalah tipe pembalap yang bila diberi motor yang tepat, maka dia bisa mengeluarkan sesuatu yang sangat special. Contohnya seperti kemampuan kendali throttle yang mengagumkan.
Bourguignon mengungkapkan saat motor Rins mulai slide, Rins bisa menghentikan spinning roda belakangnya melalui kendali penuh pada tangan kanannya. Ini berbeda dengan beberapa pembalap yang akan terus membuka gas dan spinning ban belakangpun tetap terjadi.
Rins adalah tipe pembalap yang bila dia merasa punya grip lebih pada motornya dia akan terus membuka gas dan bila dia merasa tidak memiliki grip dia akan sedikit menurunkan gas agar spinning ban belakang bisa teratasi.
Memang terdengar seperti skill yang mudah dilakukan namun nyatanya sangat sulit dilakukan.
Salah satu orang yang terkejut melihat talenta Rins adalah Lucio Checcinello. Lucio terkejut melihat Rins sangatlah sensitive pada motor. Rins bisa tahu perubahan kecil dan mampu menjelaskan apa yang berubah pada motor dengan sangat tepat kepada para teknisinya, sekaligus juga tahu apa yang dia inginkan pada motornya.
Hal lain yang membuat Checcinello terkejut pada Rins adalah pada saat Rins pertama kali bergabung di tim LCR. Rins meminta kepada para teknisinya untuk mensetting motor dengan settingan elektronik yang minim. Rins menginginkan hal tersebut karena dia ingin merasakan torsi yang sebenarnya dari bawah badannya, yang mana selama ini sulit dirasakan akibat terlalu banyak elektronik yang ikut campur.
Menurut Checcinello, Honda tentu mengabulkan permintaan Rins dengan mengubah konfigurasi elektronik dan melakukan banyak perubahan kecil. Hasilnya bisa kita lihat motor Alex Rins tampil bagus di banyak area.
Saat ini hamper semua orang menganggap bahwa Honda hanya bisa menang karena ada Marc Marquez, tapi sekarang Honda telah melahirkan pemenang selain Marc Marquez, dan dari tim satelitnya pula, yang mana ini tentu sangat berarti bagi Honda sendiri.
Pihak HRC tentunya sekarang mulai mau mendengarkan masukan dari Rins. Karena bila kita melihat di masa lalu saat Marquez mulai banyak menang dengan Honda, para insinyur HRC langsung fokus hanya pada keinginan Marquez saja. Dan sekarang Honda punya pembalap lain yang mampu menang, dan diharapkan kehadiran Rins bisa membantu Honda keluar dari lubang keterpurukan.