Di daratan Eropa, olahraga sepakbola sangatlah terkenal. Hampir semua orang menyukai sepakbola. Bukan hanya di daratan Eropa sih, di manapun di belahan dunia sepakbola adalah olahraga paling di gemari.
Atas dasar hal inilah kemudian Graham Kelly, mantan Chief Excecutive FA atau Football Association mempunyai ide untuk menarik sebagian penonton sepakbola untuk ikut serta nonton dan menjadi penggemar balapan. Kelly mengatakan, bahwa empat dari sepuluh penonton setia sepakbola adalah penggemar Formula 1 juga. Tentu saja ini pangsa pasar yang sangat menjanjikan sebagai pundi-pundi uang tambahan selain dari sepakbola itu sendiri.
Tak urung hal ini sempat membuat geram big bos Formula 1, Bernie Ecclestone (baca: Ekelstone), sebagaimana dilaporkan The Times pada tahun 2000. Bagaimana tidak, klub-klub sepakbola besar seperti Manchester United, Juventus, Barcelona dan Arsenal menyatakan ketertarikannya untuk mengikuti ajang yang pada tahun 2000 diproyeksikan bisa mendulang pendapatan sebesar 100 juta Poundsterling atau sekitar 1,9 Triliun rupiah. Tentu saja ini ancaman buat bisnis Bernie, yaitu Formula 1.
Akhirnya digagas lah sebuah ajang balapan dengan ciri khas sepak bola. Kok bisa?
Yup, karena peserta balapan adalah tim balap yang dimiliki oleh tim sepakbola. Kedengarannya sedikit aneh, mengingat antara sepakbola dan motorsport adalah dua cabang olahraga yang berbeda dan tidak ada kaitan satu sama lain. Tapi dalam sejarah motorsport, pernah ada hubungan antara tim balap dan tim bola yang mendukung satu sama lain dalam hal sponsorship.
Publik pecinta motorsport pastilah masih mengingat kemitraan yang dibangun Tim Sauber dengan tim sepakbola Chelsea. Tentu saja kemitraan seperti ini bukan tanpa maksud. Chelsea ingin penggemar Sauber juga tertarik untuk ikut serta menggemari Chelsea, begitupun sebaliknya. Itu terjadi pada musim 2012, setahun setelah Superleague tamat riwayatnya.
Kita disini tidak akan menceritakan tentang Ferrari dan Juventus, karena mereka berdua memang berdiri dibawah group perusahaan yang sama, yaitu FIAT (baca: fiat). Semua sudah tahu itu, bahkan penggemar Juventus yang kebanyakan juga fans berat Scuderia Ferrari bahkan tergabung membentuk fans base yang diberi nama Juverrari. Tapi jauh-jauh hari sebelumnya Newcastle United pun pernah menjalin kemitraan dengan Lister, sebuah tim balap yang mengikuti seri Le Mans 24 Hours pada musim 1996.
Satu hal yang menjadi catatan penting adalah, salah satu dasar yang membuat mereka, dalam hal ini pemilik tim sepakbola, mau mengikuti seri kejuaraan ini adalah, salah satunya sebagai upaya untuk mencari penghasilan tambahan untuk menutupi biaya transfer pemain yang jumlahnya luar biasa besar.
Setelah sekian lama di godog, rencananya balapan ini akan dimulai pada musim 2002 dengan nama Premier 1 Grand Prix. Jumlah balapan dalam satu musim adalah 12 balapan. Tim-tim yang ikut serta pada waktu itu antara lain, Arsenal FC, Chelsea FC, Leeds United, FC Porto, AC Milan, Real Madrid, dan Sporting Lisbon.
Namun dikarenakan satu dan lain hal, seperti kurangnya minat sponsor dan tidak adanya jaminan kepastian dari FIFA dan FIA, balapan P1GP batal digelar.
Akhirnya pada tahun 2008 dihelat dengan pembaharuan nama, yaitu Superleague Formula. Sebagaimana Motorsport, Superleague Formula tentu saja masih bernaung dibawah FIA. dan orang-orang top FIA pun disana untuk menjadi penasihat, mereka berdua adalah Bernie Ecclestone (baca: Ekelstone) , serta presiden FIA, Max Mosley. Nah, pada akhirnya sikap Bernie Ecclestone melunak juga, tentu saja karena dia dilibatkan.
Disamping mereka, ada juga presiden FIFA yang waktu itu dijabat oleh Sepp Blater, dan presiden UEFA Michel (baca: Misyel) Platini. Untuk ketua dari organisasi balapan ini adalah Alex Andreu. O ya, organisasi yang membawahi ajang ini adalah SLF.
Untuk mobil, kejuaraan ini menggunakan mesin 4200cc Naturally aspirated alias tanpa turbo, berkonfigurasi V12 yang bisa menghasilkan tenaga hingga 750 Horsepower pada pada 11.000 rpm. Secara tenaga mesin ini setara dengan Formula 1 saat itu. Dengan performa sedemikian garang tentunya bukan pembalap sembarangan yang berlaga di ajang ini. Tercatat beberapa mantan pembalap Formula 1 pernah terjun di ajang ini. Diantaranya Enrique Bernoldi, Antonio Pizzonia serta Narain Karthikeyan.
Pembeda lainnya antara mobil Superleague dan Formula 1 adalah, pada mobil SuperLeague sangat minim alat bantu elektronik semacam kontrol traksi dan launch control. Bukannya mereka tidak mampu membuat, tapi supaya balapan lebih seru karena lebih mengutamakan kemampuan fundamental pengemudi.
Sedangkan format balapan dibuat dengan sistem diskualifikasi. Jadwalnya adalah, hari sabtu.
Free practice dan Qualification, dimana yang tidak lolos kualifikasi tidak akan diperbolehkan mengikuti babak klasifikasi pada hari minggunya.
Awal di gelar balapan pada tahun 2008 cukup sukses, tim-tim sepakbola besar antusias mengikuti kompetisi. Jumlah penonton yang mengakses seluruh dunia mencapai 100 juta orang. Dua kali lipat dari perolehan pentonton A1GP!
Yang unik, penonton itu mayoritas adalah penggemar sepakbola. Tentu karena mereka ingin menyaksikan tim bola kesayangan yang berlaga di arena balap.
Pada tahun awal diselenggarakan (2008), kejuaraan diadakan sebanyak 6 kali sepanjang musim yang semuanya di selenggarakan di Eropa, dengan lomba pertama digelar di Donington Park, Inggris. Sedangkan agenda selanjutnya, pada 2009, mereka akan merambah Asia, Australia serta Amerika.
Untuk sistem perolehan poin, pada awalnya, semua peserta dari posisi pertama sampai ke posisi 22 yang berhasil finis akan mendapat poin, dari juara pertama yang mendulang 50 poin kejuaraan, dan posisi 22 mendapat 1 poin.
Sistem poin ini berubah lagi pada tahun 2010, dimana posisi pertama mendapat 6 poin, sampai posisi 6 yang mendapat poin paling sedikit, yaitu 1 poin.
Hal lain yang membuat kejuaraan itu tambah seru adalah karena ditinggalkan pembalap hebat mereka. Seperti Robert doornbos yang meninggalkan AC milan untuk kembali balapan di Indycar. Lalu Andy Soucek yang pergi dari Atletico Madrid untuk meneruskan debut di Formula 2. Bursa transfer pun marak seperti halnya transfer pemain sepakbola.
Tahun pertama sukses, tapi kejuaraan ini makin garing dan jauh dari semangat sepakbola ketika pada tahun 2011 separo dari tim tidak lagi dimiliki oleh klub sepakbola yang pada akhirnya membawa superleague formula terhenti di tahun tersebut.