Dalam tahun dekade ini yang akan segera berakhir, inilah saatnya untuk merefleksikan pembalap MotoGP yang terhebat dan seperti apa perbandingan prestasi antar pembalap selama tahun 2010 sampai 2019 ini.
Dalam salah satu dekade terbaik ajang balap motor grand prix ini, wajah olahraga ini telah berubah dari perubahan regulasi mesin 990cc, kemudian menjadi mesin 1000cc empat tak pada tahun 2012, hingga diperkenalkannya paket elektronik Magneti Marelli dengan spesifikasi tunggal dan peralihan ke ban Michelin pada tahun 2016.
Kelas 125cc dan 250cc telah bertransformasi ke Moto3 dan Moto2, sementara kalender balapan telah bertambah dan kemungkinan akan bertambah lagi dalam dekade berikutnya.
Di video ini kami mencoba untuk menyusun daftar dari para pembalap terhebat di ajang balap Grand Prix selama dekade 2010-an, tentu penyusunan ini adalah pilihan yang subyektif namun berdasarkan statistik dari para pembalap. Dan juga menimbang semua rekor dan pencapaian dari pembalap yang diambil murni dari musim balap 2010 sampai 2019.
Sebelum masuk ke daftar 10 besar pembalap terhebat, beberapa pembalap mungkin belum cukup pantas masuk ke daftar 10 pembalap terhebat di dekade ini, tetapi pantas diapresiasi untuk pencapaian mereka selama dekade ini.
Mereka adalah Alex Rins dan Jack Miller. Mereka berdua adalah pembalap yang pernah menang balapan di MotoGP dan telah memperebutkan gelar dunia selama karir mereka di kelas yang lebih kecil, dan dianggap sebagai pembalap muda gelombang pertama dalam dekade ini, tentu tidak terlupakan ada Fabio Quartararo juga, yang bisa menantang dominasi Marc Marquez saat ini.
- Di urutan ke sepuluh ada Cal Crutchlow, yang pernah memenangkan 3 kali balapan di kelas MotoGP
Cal Crutchlow dapat dianggap cukup pantas masuk ke daftar 10 pembalap terhebat dalam dekade ini, setelah kepindahannya dari ajang balap World Superbike lalu bergabung dengan tim Tech3 Yamaha pada 2011. Di tahun pertamanya, ia cukup bagus menyesuaikan diri dengan ajang balap MotoGP, pembalap Inggris itu memperoleh hasil baik dengan beberapa kali meraih hasil podium dan pole position.
Atas performa yang bagus itu menarik perhatian Ducati untuk meminangnya sebagai pembalap Ducati pada tahun 2014, namun di tahun itu situasinya tidak berjalan sesuai harapan Crutchlow, yang kemudian memutuskan untuk berpisah secara damai dari pabrikan Italia itu. Setelah itu karir Cruthlow berlanjut ke tim Honda LCR sampai saat ini.
Sejak saat itu Crutchlow menjadi satu dari dua pembalap tim satelit di dekade ini yang pernah merasakan kemenangan, bersama dengan Jack Miller dengan kemenangan bersejarah Assen tahun 2016, dan secara konsisten menjadi pembalap non-pabrikan terkuat di MotoGP selama lima tahun terakhir dengan tiga kemenangan.
Crutchlow juga berhasil kembali dari cedera parah ketika dia menderita patah pergelangan kaki di Phillip Island pada tahun 2018, dengan pemulihan yang melelahkan selama musim dingin, dia berhasil meraih podium di balapan seri Qatar pada musim pembuka 2019.
- Di urutan ke sembilan ada Pol Espargaro, yang pernah menjadi juara dunia di kelas Moto2 dan 13 kali menang di kelas yang lebih rendah.
Pembalap yang selalu memaksimalkan potensinya terlepas dari tantangan berat yang dihadapi, Pol Espargaro dapat dianggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa di dekade ini meskipun hanya memiliki satu podium di kelas MotoGP.
Pada awal dekade ini, Pol Espargaro yang baru saja menjadi pembalap debutan di kelas Moto2 tampil cukup baik, dengan berhasil meraih 2 kali podium walau hanya berbekal motor yang kurang kompetitif. Atas hasilnya ini kemudian dia direkrut oleh tim kuat Pons Racing di tahun 2012. Di tahun ini pula Pol Espargaro bertarung ketat dengan Marc Marquez untuk memperebutkan gelar juara dunia Moto2, yang akhirnya dimenangkan Marc Marquez sementara Pol Espargaro harus puas di posisi kedua klasmen.
Hal itu membuat tim Tech3 Yamaha memikatnya dan Espargaro langsung menyelesaikan musim perdananya sebagai pembalap rookie terbaik dengan meraih urutan keenam di klasemen akhir MotoGP musim 2014.
Tiga tahun berikutnya Pol Espargaro membuat langkah berani pindah ke tim baru KTM MotoGP. Meskipun Pol Espargaro menjalani musim yang sulit selama tiga musim terakhir dengan pabrikan Austria itu, keduanya membuat kemajuan yang signifikan di kelas MotoGP, dengan pembalap Spanyol itu untuk pertama kalinya mencetak 100 poin dengan tim KTM di musim 2019.
- Di urutan ke delapan ada Maverick Vinales, yang pernah menjadi juara dunia di kelas Moto3 dan 23 kali menang selama karirnya di Grand Prix.
Maverick Vinales telah memenangkan balapan di setiap kategori dari kelas 125cc hingga MotoGP, membuat prestasi pembalap 24 tahun ini cukup mumpuni. Meraih 63 podium dari 158 balapan di dekade ini membuat Vinales layak dimasukan ke daftar pembalap terhebat di dekade ini. Mengingat konsistensi dan kesuksesan Vinales, mungkin mengejutkan melihat gelar dunianya hanya satu saja yaitu saat di kelas Moto3 tahun 2013.
- Di urutan ke tujuh ada Johann Zarco, yang pernah 2 kali menjadi juara dunia di kelas Moto2 dan 16 kali menang selama karirnya di Grand Prix.
Tidak ada yang meragukan talenta Johann Zarco pada balap motor. Ini terlihat jelas ketika ia dibebankan harus mempertahankan gelar juara dunia Moto2 dengan pindah ke tim Ajo Motorsport.
Setelah memenangi banyak seri balapan sepanjang karirnya, termasuk kemenangan di ajang Red Bull Rookies Cup 2007 dan hasil runner-up Grand Prix kelas 125cc tahun 2011, karir Zarco terus berlanjut ke MotoGP dengan tim Tech3 Yamaha, yang kemudian ia menjadi pembalap yang paling menonjol dari sekian banyak pembalap non-pabrikan. Karena mungkin Zarco dibantu oleh motor yang paling mudah dikendalikan di MotoGP.
Tentu saja, waktu itu tim pabrikan Yamaha memberi isyarat pada Zarco untuk bergabung tetapi sulit baginya untuk masuk ke tim pabrikan selama masih ada Valentino Rossi dan Maverick Vinales. Zarco kemudian memilih untuk bergabung dengan pembalap Spanyol Pol Espargaro di KTM Red Bull pada tahun 2019, yang ternyata berubah menjadi nasib buruk baginya ketika ia meninggalkan tim KTM setelah hanya menjalani 13 seri balapan dari kontrak dua tahun yang harus ia jalani.
Sekarang semua mata tertuju pada Zarco untuk melihat apakah ia dapat menemukan kembali dirinya yang lama di tim baru Avintia Ducati.
- Di urutan ke enam ada Andrea Dovizioso, dengan torehan 13 kali menang selama dekade 2010an di kelas MotoGP.
Salah satu dari empat pembalap yang selalu tampil balapan di MotoGP pada dekade ini, ia juga mempunyai banyak pengalaman di tahun-tahunnya bersama tim Ducati.
Dovizioso selalu bertarung untuk memperebutkan gelar juara dunia MotoGP selama tiga musim terakhir, dia juga telah berjasa membuat motor Ducati menjadi sekompetitif sekarang dan secara konsisten meraih podium bersama Ducati, yang sebelumnya Ducati sempat kehilangan arah di era 1000cc pasca hengkangnya Casey Stoner ke Honda.
- Di urutan ke lima ada Dani Pedrosa, dengan torehan 23 kali menang selama dekade 2010an di kelas MotoGP.
Hampir selalu tampil di kelas MotoGP karena hanya absen pada 2019 setelah dia memutuskan pensiun, di dekade terakhir ini, Dani Pedrosa akan dikenang sebagai pembalap yang luar biasa.
Pedrosa telah dua kali menjadi runner-up di kelas MotoGP yaitu di tahun 2010 dan 2012, di tahun tersebut dia dikalahkan oleh Jorge Lorenzo. Terlepas dari tubuhnya yang rapuh terhadap cedera, pembalap Spanyol itu masih membukukan jumlah kemenangan dan podium yang luar biasa sampai pada tahun 2018, yang setidaknya mencetak satu kemenangan di setiap musim dalam karirnya.
Pedrosa menghabiskan seluruh karir balapnya di kelas MotoGP bersama tim Repsol Honda, tetapi dengan kedatangan Marc Marquez sebagai rekan setimnya membuat fokus tim Honda dalam mendesain motor beralih ke sesuai permintaan dari Marc Marquez, karena Pedrosa harus puas menjadi pembalap nomor 2 di Honda sejak kedatangan Marc Marquez.
Setelah pensiun dari balapan, Pedrosa telah ditugaskan sebagai tokoh penting dalam pengembangan motor KTM baru-baru ini, setelah menjadi pembalap ujicoba untuk KTM pada awal 2019.
- Di urutan ke empat ada Valentino Rossi, dengan torehan 12 kali menang selama dekade 2010an di kelas MotoGP.
Ketika Valentino Rossi memasuki dekade 2010-an, dia baru saja meraih tujuh gelar juara dunia MotoGP , tak seorang pun akan menyangka bahwa raihan juara dunia Valentino Rossi ini tetap tidak berubah sampai sekarang.
Performanya tidak tumpul dan sering bertarung untuk memperebutkan kemenangan, kegagalan Rossi dalam meraih juara dunia MotoGP ke delapan kalinya terjadi tiga kali berturut turut, dengan menyelesaikan musim balap sebagai runner up sepanjang tahun 2014 sampai 2016.
Saat pembalap Italia ini kembali mendapatkan momentumnya di tim Yamaha, musim balap 2015 akan tetap menjadi salah satu musim terhebat dan paling kontroversial sepanjang masa dengan Valentino Rossi sebagai tokoh utamanya. Dengan tiga seri balapan tersisa, Rossi unggul 18 poin atas rekan setimnya Lorenzo, tetapi setelah seri Grand Prix Australia, Rossi mengejutkan dunia dengan menuduh Marquez sengaja menahannya untuk mengejar Lorenzo.
Setelah terjadi senggolan dengan Marquez di seri Argentina dan Belanda awal tahun itu, senggolan yang kontroversial terjadi lagi di seri Malaysia yang membuat Marquez jatuh dan Rossi diberi hukuman penalti start balapan di posisi paling belakang untuk seri terakhir di Valencia, membuatnya hampir mustahil mengalahkan Lorenzo dalam perolehan gelar juara dunia.
Meskipun di dekade ini dia tidak mendapat gelar juara dunia, karir balap Rossi yang panjang di MotoGP adalah prestasi yang sangat luar biasa.
- Di urutan ke tiga ada Casey Stoner, dengan torehan 18 kali menang selama dekade 2010an di kelas MotoGP.
Casey Stoner mungkin hanya berkompetisi untuk tiga musim pertama di dekade ini, tetapi torehan prestasi yang diraihnya sangat luar biasa.
Tahun terakhirnya di Ducati pada 2010, membuat Stoner mencari tantangan baru dengan berlabuh di tim Repsol Honda. Ini merupakan kali keduanya dia menunggangi motor Honda setelah debutnya kelas utama pada tahun 2006.
Casey Stoner dan Honda RC212V menjadi paduan yang sempurna karena pembalap Australia itu meraih gelar juara dunia MotoGP pada tahun 2011, dengan 10 kemenangan dan kehilangan podium hanya sekali sepanjang musim 2011.
Meskipun mengawali musim yang kuat untuk mempertahankan gelar juara dunianya di musim 2012 dengan kemenangan di Jerez dan Estoril ditambah podium di Qatar. Casey Stoner mengejutkan seluruh pecinta olahraga balap, ketika seri keempat di Le Mans, Stoner mengumumkan bahwa ia akan pensiun dari ajang balap MotoGP pada akhir tahun 2012.
Cedera pergelangan kaki yang mengharuskannya dioperasi, secara efektif mengakhiri harapan mempertahankan gelar juara dunianya karena ia absen di tiga seri balapan, tetapi pembalap Australia itu berhasil meraih kemenangan kandangnya di Phillip Island dan mengakhiri musim 2012 dengan posisi ketiga di klasemen akhir.
Sejak itu Stoner memegang peran sebagai pembalap uji coba di Honda dan Ducati. Pembalap Australia itu kini menikmati masa pensiunnya dengan keluarga mudanya. Dan baru-baru ini Casey Stoner mengungkapkan bahwa ia sedang berjuang melawan penyakit kelelahan kronisnya, ini salah satu penyebab Stoner memilih pensiun dini.
- Di urutan ke dua ada Jorge Lorenzo, dengan prestasinya meraih 3 kali juara dunia MotoGP dan 42 kali menang selama dekade 2010an di kelas MotoGP.
Total lima gelar juara dunia yang telah diraih Lorenzo, tiga gelar dunia datang pada dekade 2010-an, dan dia memperoleh tiga gelar juara dunia itu dengan mengalahkan Casey Stoner, Valentino Rossi, dan Marc Marquez saat semua rival rivalnya itu sedang berada di puncak performanya.
Pembalap asal spanyol ini juga dikenal dengan gaya balapnya yang menonjol di kelas MotoGP, gaya balapnya yang sangat halus saat masuk tikungan dan didukung pula oleh motor Yamaha M1 (baca: Em wan) yang sangat sesuai dengan gaya balapnya, itu membuatnya tak terbendung selama perebutan gelar juara dunia.
Kepindahannya ke Ducati pada 2017 berakhir dengan penyesalan dari pihak Ducati, setelah pabrikan asal Bologna itu tidak memperpanjang kontrak Lorenzo. Di saat itu pula Lorenzo membuktikan bahwa keputusan Ducati itu salah dengan mempersembahkan 3 kemenangan yang manis di tahun 2018.
Tetapi hampir setiap pembalap telah mengalami kecelakaan parah dan tubuh yang menua tidak bisa pulih dari cidera secepat seperti saat masih muda, begitu juga yang dialami Lorenzo. Di masa akhir karir Jorge Lorenzo berakhir dengan mengecewakan selama kepindahannya ke Repsol Honda.
- Diurutan pertama siapa lagi kalau bukan Marc Marquez yang menjadi pembalap terhebat di dekade ini, dengan prestasinya yang sudah meraih 8 kali juara dunia dan 83 kali menang selama dekade 2010an di kelas MotoGP.
Marc Marquez telah memperlihatkan kehebatannya sejak usia muda dan setelah dua tahun di kelas 125cc, pembalap Spanyol itu memperlihatkan potensinya pada tahun 2010 ketika ia menyandang gelar juara dunia di kelas 125cc dengan 10 kemenangan dari 17 seri balapan.
Dengan mengoleksi delapan kali juara dunia, Marc Marquez hanya 2 kali tidak meraih juara dunia sepanjang dekade tahun 2010-an yaitu di tahun 2011 dan 2015.
Pembalap kelahiran Cervera ini memiliki pencapaian yang menonjol yaitu: sebagai pemenang balapan termuda di kelas MotoGP, juara dunia termuda di kelas MotoGP, peraih pole position terbanyak sepanjang masa, peraih podium terbanyak di kelas MotoGP dalam satu musim dan peraih kemenangan balapan paling banyak secara beruntun di kelas MotoGP.
Rekor 15 gelar juara dunia dari legenda Giacomo Agostini masih terlihat terlalu jauh dan tidak mungkin bagi Marc Marquez, tetapi jika dia mengulangi tingkat keberhasilannya seperti di dekade ini, bukan tidak mungkin dia akan melampaui rekor dari pembalap legendaris Italia itu dekade berikutnya.