Kepindahan Johan Zarco dari Pramac Racing ke LCR Honda memicu pro dan kontra di Paddock Motogp.
Di satu sisi Zarco meninggalkan tim satelit terbaik saat ini dan di sisi lain, Zarco membawa pergi informasi pengembangan Ducati yang sangat dibutuhkan Honda.
Terlebih keadaan Honda yang sangat kesulitan saat ini membuat publik bertanya-tanya alasan sebenarnya dari kepindahan Zarco.
Mengingat, walau hanya di tim satelit Zarco selalu mendapatkan motor dengan spek pabrikan. Ducati.
LCR Honda mungkin juga akan memberikan Zarco spek pabrikan, namun mengingat perbedaan cara kerja Honda dan Ducati, mungkin saja Zarco tidak mendapatkan perhatian yang sama seperti saat dia berada di Ducati.
Ducati kini merajai Motogp, baik di klasemen pembalap, pabrikan maupun tim. Khusus untuk team, Ducati memimpin tidak lewat tim pabrikan, melainkan lewat tim Pramac.
Pramac Ducati adalah tim satelit terbaik pada beberapa tahun terakhir. Selain karena menjadi tim satelit utama Ducati, namun karena Pramac juga ditunjukan sebagai wadah talenta-talenta muda Ducati, membuat performa tim Pramac meroket menjadi yang terbaik,.
Selama era Motogp, terdapat beberapa team satelit Motogp yang mampu untuk mengacak-acak atau setidaknya mengganggu tim pabrikan. Beberapa diantaranya adalah:
Honda Pons (2002 & 2003)
Didirikan pertama kali pada tahun 1992 oleh mantan juara dunia GP250 dua kali, Sito Pons. Pada awalnya Pons Racing turun di kelas utama GP500 dengan menggunakan motor Honda.
Kerja sama ini berlanjut sampai GP500 berganti era menjadi Motogp pada tahun 2002. Pada tahun tersebut, Pons Racing diperkuat oleh Loris Capirossi dan Alex Baros. Pons Racing kemudian menjadi tim satelit terbaik Motogp pada tahun 2002 dan 2003.
Pada awal musim keduanya turun menggunakan motor GP500, Honda NSR500 karena pada waktu itu hanya tim pabrikan yang langsung mendapatkan motor empat tak dari awal musim.
Menjelang akhir musim, karena performanya yang dinilai baik Honda akhirnya memberikan motor RC211V kepada Alex Baros di sisa empat balapan musim 2002.
Baros kemudian sukses menjuarai GP Pasifik di sirkuit Motego dan GP Valencia. Pons racing kemudian sukses merebut tempat ketiga di klasemen akhir kejuaraan tim pada akhir musim.
Sayang pada akhir musim, kedua rider dan sponsor utama Pons Racing saat itu, West meninggalkan Pons Racing.
Pada tahun 2003, Pons Racing diperkuat runner up tahun 2002 Max Biaggi dan mantan rekan setim Valentino Rossi, Tohru Ukawa yang posisinya di geser oleh Nicky Hayden.
Pons Racing juga mendapatkan sponsor baru yakni Camel Cigarettes yang nanti akan menemani mereka sampai tahun 2005.
Max Biaggi yang selalu mengeluh sepanjang tahun 2002 karena motor Yamaha miliknya tidak selevel motor Honda Valentino Rossi, kini di Pons Racing Biaggi akhirnya punya motor yang sama.
Sepanjang musim 2003, Biaggi berhasil memenangkan dua balapan yakni di GP Inggris dan di GP Pacific. Max Biaggi menyelesaikan musim 2003 dengan menempati peringkat tiga klasemen.
Sementara Tohru Ukawa tidak berhasil mendapatkan podium dan finish di peringkat delapan klasemen akhir.
Secara prestasi tim, Pons Racing masih menjadi tim independent terbaik dengan menempati peringkat dua klasemen akhir tim. Namun perlahan prestasi mereka menurun pada tahun-tahun selanjutnya.
Musim 2004, Pons Racing diperkuat oleh pembalap baru yakni Makoto Tamada yang pindah dari Pramac Honda.
Tamada menggantikan Tohru Ukawa yang dipindah peran oleh Honda menjadi pembalap penguji.
Tamada juga diberikan tugas untuk menggunakan ban Bridgestone, selain karena saat masih di Pramac Honda Tamada menggunkan Bridgestone, namun Honda ingin melihat potensi ban Jepang itu secara lebih lanjut lewat salah satu tim satelit utama mereka saat itu.
Pada musim 2004, walau Biaggi masih menjadi favorit juara dunia, pamornya sudah tergeser oleh Sete Gibernau dari Honda Gresini.
Apalagi pada saat itu, Valentino Rossi memutuskan pindah dari Honda ke Yamaha, membuat Biaggi dan Gibernau lah yang diprediksi akan merebutkan tempat pertama.
Lanjutannya kita tahu lah ya,. Prestasi tim Pons Racing kalah dari Honda Gresini yang berhasil menjuarai kejuaraan tim, walau begitu Pons Racing masih menempati peringkat tiga kejuaraan tim.
Biaggi menyumbang satu kemenangan di GP German sementara Tamada menyumbang dua kemenangan di GP Brazil dan GP Jepang.
Pons Racing kemudian memulai musim 2005 dengan kurang baik. Beberapa sponsor pergi dan dua rider utamanya juga pergi.
Pons Racing kemudian menggaet rider lama mereka, Alex Barros untuk kembali membela Pons Racing. Pons Racing juga merekrut Troy Bayliss yang hengkang dari Ducati.
Camel masih bertahan sebagai sponsor utama. Alex Barros menyumbang satu kemenangan yang sekaligus menjadi kemenangan terakhir Pons Racing di kelas Motogp.
Sementara Troy Bayliss sulit tampil maksimal karena cedera yang menghempa performanya. Pada akhir musim, Pons Racing menduduki peringkat lima pada klasemen team, kalah dari Gresini Racing.
Pons Racing juga terpaksa mundur dari Motogp karena kekurangan sponsor pada akhir musim. Camel selaku sponsor utama mengakhiri kontrak demi bergabung dengan Yamaha Motogp.
Pons Racing kemudian baru kembali ke Motogp, tepatnya pada kelas menengah (GP250/Moto2) pada tahun 2009 dan menjadi salah satu tim kuat di kelas menengah.
Sayang pada 2023 ini, Pons Racing harus mengalami kesulitan ekonomi lagi dan terpaksa dijual ke investor oleh Sito Pons.
Gresini Racing (2004, 2005, 2006, 2007, 2011)
Gresini Racing pertama kali didirikan pada tahun 1997 oleh Fausto Gresini, mantan juara dunia kelas GP125 dua kali.
Gresini Racing awalnya turun di kelas GP500 pada tahun 1997 & 1998, namun pada tahun 1999 akibat kekurangan sponsor, memutuskan untuk turun kelas ke GP250.
Tahun 2001, Gresini lalu berhasil memenangkan gelar juara dunia pertama mereka bersama dengan Daijiro Kato.
Pada perkembangannya, Gresini Racing berhasil menjadi tim satelit terbaik di Motogp sebanyak lima kali yakni pada 2004, 2005, 2006, 2007 dan 2011.
Mulai musim 2002, Gresini kembali ke kelas utama yang sekarang sudah berubah menjadi Motogp.
Gresini mulai menjadi tim yang diwaspadi di Paddock sejak musim 2003. Pada waktu itu, Gresini merekrut Sete Gibernau dari Suzuki, tak lupa Gibernau membawa sponsor utama untuk tim, Movistar.
Sayang musim 2003, mereka belum bisa menggeser Pons Racing sebagai tim satelit terbaik. Kehilangan Daijiro Kato pada balapan pembuka di GP Jepang membuat Gibernau menjadi satu-satunya tumpuan tim.
Namun pada musim 2004, Gresini kemudian merekrut Colin Edwards yang merupakan mantan juara dunia WSBK dua kali bersama dengan Honda.
Valentino Rossi memang memberikan kejutan yang hebat, namun Gresini juga berhasil unjuk gigi pada musim itu.
Bersama Gibernau dan Edwards Gresini berhasil selalu ada di barisan depan persaingan. Gibernau berhasil memenangkan empat balapan dan menempel ketat Valentino Rossi di klasemen.
Sementara Colin Edwards secara konsisten bersaing di papan Tengah dan sesekali berhasil meraih podium.
Pada akhir musim 2004, Gresini Racing berhasil keluar sebagai juara dunia tim mengalahkan Yamaha Factory yang dipunggawai oleh Rossi.
Gresini berhasil menjadi juara dunia tim pertama pada era Motogp sebagai tim yang berstatus independent.
Tahun 2005, Gresini diprediksi masih menjadi salah satu penantang gelar. Pada musim ini Gresini diperkuat oleh Marco Melandri dan Sete Gibernau.
Namun berbeda seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini Melandri lah yang menjadi tumpuan utama Gresini Racing.
Gibernau secara perlahan mengalami penurunan prestasi. Kutukan Rossi pada GP Qatar 2004 sering dikaitkan dengan penurunan performa Gibernau ini.
Pada akhir musim, Gresini masih menjadi tim satelit terbaik di lintasan Motogp. Marco Melandri menyumbangkan dua kemenangan dan Gibernau masih bisa menyumbangkan dua podium.
Dengan performas seperti itu, Gresini Racing berhasil menduduki peringkat tiga klasemen tim pada akhir musim, sekali lagi menjadi tim satelit terbaik.
Pada musim 2006, Gresini Racing kehilangan Gibernau dan sponsor utama mereka. Movistar. Sebagai gantinya, Gresini Racing merekrut debutan dari GP250, Toni Elias.
Keberadaan Toni Elias ini memancing kedatangan sponsor baru yakni Fortuna. Bersama Melandri dan Elias, Gresini Racing memenangkan empat balapan.
Sekali lagi Gresini Racing berhasil menjadi tim satelit terbaik pada tahun tersebut dengan bertengger di tempat ke empat.
Musim 2007, Gresini untuk pertama kalinya tampil tanpa sponsor utama. Fortuna terpaksa tidak bisa lagi menjadi sponsor utama Gresini Racing karena pertauran anti sponsor rokok di Eropa.
Walau tampil tidak sekuat tahun-tahun sebelumnya, namun Gresini Racing masih tetap menjadi tim satelit terbaik di Motogp pada tahun itu.
Gresini berhasil mengumpulkan beberapa podium dan bertengger diperingkat lima klasemen akhir kejuaraan tim.
Setelahnya, Gresini selalu dikalahkan oleh Yamaha Tech 3 di klasemen akhir tim. Terakhir kali Gresini Racing menjadi tim satelit terbaik adalah pada tahun 2011.
Pada musim itu, Gresini diperkuat oleh Marco Simoncelli dan Hiroshi Aoyama. Simoncelli berhasil meraih dua podium dan membantu Gresini menempati posisi keempat klasemen tim.
Tech 3 Racing (2008, 2009, 2010, 2012, 2013, 2014, 2015, 2016, 2017)
Tech 3 Racing bisa dibilang adalah tim satelit dengan popularitas paling tinggi pada tahun 2010an. Menjadi tim satelit Yamaha pada periode itu dapat memancing banyak talenta muda untuk bergabung dengan mereka.
Pasalnya dengan reputasi YZR M1 yang mudah dikendarai, membuat semua pembalap baru ingin mengembangkan kemampuan mereka di atas M1.
Dengan sedikitnya peluang untuk masuk ke tim pabrikan, Yamaha Tech 3 menjadi opsi yang baik bagi pembalap rookie untuk memulai karir saat itu.
Tim yang didirikan oleh Herve Poncharal, Guy Coulon dan Bernard Martignac ini mencapai kejayaan mereka dimulai pada tahun 2008.
Pada tahun 2008 dan 2009, walau tampil tanpa sponsor utama, dua pembalap Tech 3 yakni Colin Edwards dan James Toseland yang sama-sama mantan juara dunia WSBK dua kali, tampil konsisten dalam mengumpulkan poin.
Pada dua tahun tersebut, Tech 3 berhasil menempati posisi empat klasemen akhir kejuaraan tim. Dengan torehan tiga podium, tiga-tiganya diraih oleh Colin Edwards.
Tahun 2010, James Toseland memutuskan kembali ke WSBK dan posisinya digantikan oleh Ben Spies.
Kedatangan Ben Spies dan juga posisi Colin Edwards di tim sebagai rider Amerika, memancing Monster Energy untuk menjadi sponsor utama Yamaha Tech 3.
Spies kemudian menyumbang dua podium untuk membantu Tech 3 kembali menjadi tim satelit terbaik. Lagi-lagi menempati peringkat empat klasemen akhir tim.
2011, Monster Yamaha Tech 3 masih bersama Colin Edwards. Namun karena Ben Spies pindah ke pabrikan Yamaha, Tech 3 kemudian merekrut Cal Crutchlow untuk menggantikan posisi Spies.
Sayang pada tahun 2011 ini Tech 3 Racing dikalahkan oleh Gresini Racing untuk perebutan gelar tim satelit terbaik.
Musim 2012, Colin Edward memutuskan pindah ke Forward Racing. Yamaha Tech 3 kemudian merekrut Andrea Dovizioso untuk menggantikan peran Edwards.
Musim 2012 bisa dibilang merupakan tahun terbaik Yamaha Tech 3 di sepanjang keikut sertaan mereka di Motogp.
Andrea Dovizioso berhasil mengumpulkan enam podium sementara Cal Cructhlow berhasil mengumpulkan dua podium.
Pada akhir musim, Tech 3 berhasil meraih peringkat tiga klasemen akhir tim musim 2012. Membuat Tech 3 kembali menjadi tim satelit terbaik.
Sesudahnya Tech 3 terus menjadi tim satelit terbaik di Motogp dari tahun 2013 sampai 2017. Musim 2018 menjadi musim terakhir Tech 3 membalap bersama Yamaha.
Perpisahan Tech 3 dengan Yamaha ini cukup menimbulkan berita pada saat itu. Pasalnya Tech 3 sudah bermitra bersama Yamaha sejak musim 2001 di Motogp.
Tech 3 memutuskan untuk mengembangkan proyek baru bersama dengan KTM mulai musim 2019. Pada musim 2020 Tech 3 meraih kemenangan pertama mereka bersama Miguel Oliviera pada GP Austria 2020.
Walau kini belum berhasil kembali menjadi tim satelit terbaik, namun keberadaan Tech 3 masih menjadi salah satu tim satelit yang kuat di Motogp.
Pramac Racing (2018, 2021, 2022, 2023*)
Pramac Racing yang sekarang kita kenal ini merupakan gabungan dari dua tim Motogp yang dulu pernah ada, yakni D’Antin Racing dan Pramac Racing yang lama.
Sebelumnya menggunakan nama Pramac D’Antin dan Alice Racing, nama Pramac Racing kembali dipakai mulai musim 2009.
Pramac Racing sudah menjadi tim satelit sejak tahun 2005. Mereka menjadi rekan setia Ducati melewati masa-masa sulit mereka di Motogp.
Karena itu, Ducati kini menjadikan Pramac sebagai tim satelit utama mereka dan menaruh pembalap-pembalap muda Ducati yang berpotensial di tim Pramac sebelum bergabung dengan tim pabrikan Ducati.
Pramac kemudian memetic buah dari kesabaran mereka menjadi tim satelit Ducati pada tahun 2018, dimana pada saat itu mereka pertama kali menjadi tim satelit terbaik di Motogp.
Saat itu Pramac diperkuat oleh Danilo Petrucci dan Jack Miller, dengan dua podium Danilo Petrucci, Pramac kemudian meraih peringkat lima klasemen akhir tim.
Pramac kemudian kembali meraih gelar tim satelit terbaik pada tahun 2021, 2022 dan saat ini pada tahun 2023 sedang memimpin kalsemen tim sementara.
Bersama Johan Zarco dan Jorge Martin, Pramac sering finish di podium dan sesekali meraih kemenangan.
Dengan lepasnya Jigan Zarco pada musim 2024, maka Pramac Racing akan memiliki line up baru, namun masih belum diputuskan siapa yang akan menjadi pengganti Johan Zarco.
RNF Racing (2019, 2020)
Terakhir ada RNF racing yang didirikan oleh Razlan Razali. Semula bernama SRT team, tim ini berubah nama pada tahun 2022 karena menjadi milik Razlan Razali sepenuhnya.
Sewaktu pertama kali datang ke Motogp pada tahun 2019, RNF Racing langsung membuat gebrakan lewat Fabio Quartararo, RNF Racing langsung memperoleh tujuh podium pada musim 2019.
Pada akhir musim 2019, RNF Racing langsung menjadi tim satelit terbaik di Motogp pada debutnya.
Musim 2020 adalah puncak dari RNF Racing pada saat masih bermitra dengan Yamaha. Fabio Quatararo dan Franco Morbideli masing-masing memenangkan tiga balapan.
Walau baik Fabio dan Franco gagal menjadi juara dunia, namun performa mereka mengantarkan tim RNF ke peringkat dua klasemen tim Motogp waktu itu, dibawah tim Pabrikan Suzuki.