Dunia balap motor selalu diwarnai dengan tensi panas dari raungan kuda besi para pembalap yang berebut untuk mendapatkan kemenangan di setiap seri balap. Sedikit kesalahan mungkin akan berimbas besar bagi pembalap maupun tim, seperti kendala teknis atau human error dari pihak Rider yang salah memahami rule atau kondisi balap saat itu.
Oleh sebab itu persiapan dari mulai set up motor, pemilihan komponen yang digunakan hingga mentalitas pembalap perlu dijaga dengan baik, agar ketika menjalani sebuah balapan, semuanya dapat berjalan dengan lancar. Namun, meski telah melalui persiapan yang matang, terkadang masih ada saja hambatan yang ditemui para pembalap di lintasan.
Faktor kerasnya perebutan tempat di race yang cukup menguras energi, bisa saja mengganggu fokus dan konsentrasi pembalap, terutama saat mendapat instruksi/arahan dari tim. Informasi penting yang tidak diperhatikan dapat menyebabkan kejadian tak terduga yang merugikan pembalap itu sendiri, salah satunya ketika mereka tidak yakin atau salah memperkirakan jumlah lap yang telah ditempuh.
Sebagian pembalap mungkin saja menganggap bahwa mereka telah menuntaskan balapan menurut perhitungan lap mereka. Sementara dalam keadaan sebenarnya, mereka belum menyelesaikan race, namun telah terlebih dahulu merayakan kemenangannya lewat sebuah selebrasi.
Kesalahan ini cukup fatal bagi pembalap, karena bukan saja akan menghilangkan poin, bahkan juga podium dan yang terburuk adalah kehilangan kemenangan yang sudah ada di depan mata. Lalu siapa sajakah pembalap yang pernah melakukan selebrasi terlalu dini (Premature Celebration) di ajang balap motor? Berikut ulasan lengkapnya.
1. Galang Hendra Pratama (WorldSSP300 GP Jerez 2019)
Publik Indonesia hampir saja bangga dengan pencapaian salah satu Rider kebanggaannya yang turun di ajang World Supersport 300, Galang Hendra Pratama. Ketika mengaspal di sirkuit Jerez 2019, Galang menunjukkan performa yang fantastis pada sesi race ke 2.
Sebelumnya, di race pertama, pembalap dari tim Biblion Motoxracing ini berhasil finish di posisi ke 6, sekaligus menjadi raihan point pertamanya di kelas World Supersport 300. Sedangkan race ke 2 berjalan lebih ketat dengan Galang yang memulai lomba dari papan tengah. Lewat usaha pantang menyerah, perlahan Galang mampu menusuk ke depan untuk menyalip satu per satu lawannya.
Ketika balapan menyisakan 3 lap lagi, Galang masih berada di urutan ke 8. Tak puas dengan hasil itu, Galang menambah kecepatannya dan hasilnya positif. Di akhir lomba, Galang sudah berada di posisi terdepan untuk memenangkan race.
Namun disinilah semua mimpi indah untuk meraih kemenangan di Jerez sirna. Galang melakukan selebrasi ketika motornya belum melintasi Finish Line. Di Jerez memang terdapat 2 garis batas lap, dimana salah satu garisnya berfungsi sebagai tempat Start dan garis lainnya sebagai Finish Line. Saat Galang melintasi garis pertama, Galang mengira dia sudah mencapai finish.
Alhasil akibat selebrasi yang terlalu dini itu, posisinya tergusur oleh 3 pembalap di belakangnya, Manuel Gonzalez, Marc Garcia dan lebih memilukan lagi, Galang di kalahkan pembalap wanita, Ana Carrasco di tempat ke 3. Balapan pun usai dengan Galang yang gagal meraih podium dan hanya menduduki peringkat ke 4.
2. Pierfrancesco Chili (250cc GP Jerez 1992)
GP Jerez memang sangat fenomenal untuk pembalap. Disinilah banyak drama dan Epic Battle terjadi antar pembalap dari semua kelas. Termasuk kejadian yang sangat disayangkan akibat pembalap yang kurang memahami kondisi lap saat menjalani race.
Tak banyak yang mengetahui sebuah fakta aneh di sirkuit Jerez ini, dimana banyak pembalap yang telah menjadi korban Premature Celebration karena mengira telah menyelesaikan race, sedangkan balapan sebenarnya belum selesai.
Jika di ajang World Supersport 300, Galang Hendra Pratama pernah merasakan pahitnya kehilangan podium karena melakukan selebrasi terlu dini, maka hal serupa juga pernah terjadi di kelas 250cc tepatnya pada GP Jerez 1992 silam. Adalah pembalap Spanyol, Pierfrancesco Chili yang menjadi korban Premature Celebration ini. Di musim ini, kelas 250cc diikuti 37 pembalap dengan 4 brand motor 2tak yang berpartisipasi dalam race.
Chili yang mengendarai Aprilia RSV 250 dan tergabung dalam tim Telkor Valesi Racing memulai start di GP Jerez dari Front Row. Saat race, Rider asal Bologna ini bersaing ketat dengan Loris Castenaso dan Loris Reggiani. Lewat skills balap mumpuni saat melewati Andalusian Corners, Chili pun berhasil memimpin balapan hingga lap ke 22.
Tapi di akhir lap 23, tanpa disangka motor Chili melambat dan terlihat Chili mulai berselebrasi untuk merayakan kemenangannya. Blunder itu pun diketahui Rider yang membuntutinya, Reggiani, Cadalora, Bradl, Shimizu dan Cardus yang secara sigap langsung berebut mengambil alih posisi Chili.
Akhirnya pembalap yang identik dengan nomor 7 itu menyadari ada yang tidak beres dan kembali membuka gas. Namun terlambat, garis finish yang sebenarnya sudah di depan mata. Pierfrancesco Chili pun harus menerima kenyataan finish di urutan ke 6. Ketika sampai di garis finish, Chili pun menangis sejadi-jadinya menyesali kesalahannya itu.
3. Ricardo Russo (Italian CIV Championship GP Mugello 2012)
Kejadian Premature Celebration juga pernah dialami pembalap Superbike SuperStock 600 asal Italia, Ricardo Russo. Pada 2012, pembalap yang berada dibawah naungan Yamaha Team Italia FMI ini melakukan sebuah kesalahan besar ketika mengikuti ajang Italian CIV Championship di sirkuit Mugello.
Membalap dengan sangat cepat, Russo pun mampu mendominasi balapan hingga berada di posisi terdepan untuk memimpin jalannya lomba. Merasa posisinya cukup aman dengan gap waktu yang jauh dengan pembalap di belakang, Russo melakukan kesalahan yang berdampak besar pada hasil balapnya di Mugello.
Russo nampaknya salah memperkirakan jumlah lap yang telah dilalui dan menganggap bahwa lap yang dijalaninya saat itu adalah lap terakhirnya. Russo kemudian mencurahkan kebahagiaan atas kemenangannya itu dengan melakukan selebrasi, tanpa disadari bahwa itu adalah selebrasi yang terlalu dini (Premature Celebration).
Bahkan ketika pembalap lain menyusulnya dengan kecepatan tinggi, Russo tak kunjung menyadari kesalahannya itu. Hingga akhirnya Russo melintasi garis finish di urutan ke 14. Barulah setelah mengetahui posisinya di klasemen, Russo baru sadar jika dia sebenarnya telah membuang kemenangan berharganya yang seharusnya bisa menjadi kemenangan ke 4 nya di musim 2012.