MotoGP merupakan kompetisi balap motor dengan level tertinggi yang selalu di idamkan oleh mereka yang menekuni dunia balap motor dan ingin menjadi seorang professional rider dengan banyak prestasi yang disaksikan oleh penikmat balap di seluruh dunia. Banyak pembalap muda yang bermimpi untuk bisa bergabung dengan salah satu tim pabrikan di MotoGP.
Namun jalan untuk meraih mimpi itu tidaklah mudah. Ada tahapan panjang yang mesti dilalui untuk bisa mencapai kelas primer yang satu ini. Biasanya pembalap muda akan mengikuti kejuaraan lokal terlebih dahulu sebelum bisa naik ke kelas Moto3, dengan catatan mereka memiliki prestasi yang cemerlang dan punya potensi besar untuk berkembang.
Kemudian mereka akan naik level lagi ke kelas Moto2 dan berlabuh pada MotoGP sebagai destinasi akhir. Di MotoGP, pembalap dituntut untuk memiliki mentalitas yang kuat karena disinilah tempat berkumpulnya para juara balap. Tidak ada pembalap yang tidak bagus di MotoGP. Jikalau ada yang kurang berprestasi, itu dikarenakan oleh faktor momen yang tidak tepat, dengan tim yang belum tepat atau tengah dalam masa penyesuaian sebagai Rookie.
Seorang pembalap yang memiliki dukungan tim yang baik dan mendapatkan support motor yang cocok dengan gaya balapnya akan lebih mudah untuk mencari kemenangan di setiap gelaran balap MotoGP. Valentino Rossi, Marc Marquez, Jorge Lorenzo dan Casey Stoner adalah sedikit contoh dari pembalap yang berhasil mengukir prestasi manis di MotoGP.
Mereka adalah legenda balap yang telah lama mengenyam asam garam di MotoGP dengan pengalaman yang sangat banyak. Dalam sejarah MotoGP, Italia dan Spanyol adalah negara yang paling dominan dalam mengikutsertakan pembalapnya di ajang balap MotoGP.
Kedua negara ini memang mendapatkan support yang baik dari pemerintahnya hingga memiliki banyak sirkuit internasional untuk ajang balap, sehingga tidak mengherankan jika banyak kita temui pembalap Italia dan Spanyol mampu menembus kelas MotoGP.
Diantara sekian banyak talenta balap asal Spanyol, ada nama seorang pembalap yang jarang menjadi pusat perhatian, namun kini prestasinya mulai berada di jalur yang lebih baik dan berpotensi untuk bersaing dalam perebutan gelar juara dunia. Siapakah pembalap ini? Dia adalah Aleix Espargaro.
Kisah Hidup Aleix Espargaro Di Dunia Balap
Lahir di Granollers, Spanyol, Aleix Espargaro adalah pembalap bertalenta dan sekaligus sebagai kakak kandung dari Pol Espargaro yang kini menjadi tandem Marc Marquez di Tim Repsol Honda. Aleix merupakan pembalap bagus yang jarang terekspos oleh pecinta MotoGP. Namun di tahun ini namanya mulai diperhitungan dalam kelas balap tertinggi itu.
Kemenangannya di GP Argentina 2022 adalah awal baru perjuangan Aleix untuk merebut kemenangan di setiap seri balap MotoGP. Melihat perjalanan karirnya, Aleix pertama kali masuk sebagai pembalap professional di tahun 2004. Kala itu dirinya turun dalam ajang balap 125cc pada GP Valencia dengan status Wild Card Rider. Di tahun berikutnya Aleix menjalani satu musim balap penuh bersama Honda.
Tidak ada yang mencolok di awal karir Aleix di kelas 125cc. Pada pertengahan musim 2006, Aleix pindah ke kelas 250cc untuk menggantikan posisi Martin Cardenas yang seat-nya kosong karena mengisi tempat Sebastian Porto yang pensiun di pertengahan musim.
Perjalanan Karir Balap Di Kelas MotoGP
19 Agustus 2009 adalah hari bersejarah bagi Aleix Espargaro, karena saat itulah kali pertamanya merasakan balapan di kelas MotoGP. Espargaro di tunjuk sebagai pembalap pengganti untuk Tim Pramac Racing dan mengisi posisi Mika Kallio yang tengah menggantikan Casey Stoner yang tidak dapat mengikuti balapan. Aleix turun di 2 seri: Indianapolis dan Misano.
2 bulan setelahnya, Pramac Ducati yang tertarik dengan bakat Aleix kemudian mengontraknya sebagai pembalap reguler untuk musim 2010. Di 2 seri terakhir musim 2009, Aleix juga kembali di tunjuk Pramac Ducati untuk menggantikan Niccolo Canepa untuk seri Sepang dan Valencia, karena kondisi Canepa yang mengalami cidera dan tak bisa mengikuti balapan.
Tahun 2011, Aleix sempat turun ke kelas Moto2 dan begabung bersama Pons HP 40 team, berduet dengan Axel Pons sebagai rekan satu timnya. Aleix sekali meraih podium ke 3 pada balapan di Catalunya dan menempati posisi ke 12 di klasemen akhir dengan mengemas 76 point. Setahun berikutnya, Aleix kembali naik ke MotoGP dan masuk di tim ART.
Prestasi terbaiknya adalah finisih di urutan ke 8 pada GP Sepang 2012 dan menutup musim di posisi ke 12 dengan raihan 74 point, sekaligus menempatkannya sebagai Rider CRT terbaik di musim tersebut. Bahkan tren positif ini terus berlanjut hingga musim 2013. Tahun 2014, Aleix pindah ke Forward Racing Team dan mengendarai motor Yamaha dengan spesifikasi CRT.
Kejutan muncul jelang GP Assen 2014 dimana secara tak terduga Aleix Espargaro berhasil menjadi yang tercepat di sesi kualifikasi dan meraih Pole Position pertamanya di MotoGP. Namun yang menakjubkan adalah dia menorehkan Pole Position tersebut dengan motor yang spesifikasinya bahkan tertinggal teknologinya dari Honda dan Yamaha saat itu.
Yang lebih mengherankan, Aleix mampu menembus podium ke 2 di GP Aragon 2014 dengan motor spek lawasnya itu. Prestasi ini menempatkannya di posisi ke 7 pada klasemen akhir MotoGP 2014 dengan torehan 126 point. Pencapaian inilah yang akhirnya membuat Suzuki Ecstar tertarik untuk mengontraknya untuk di duetkan dengan talenta muda Spanyol lainnya, Maverick Vinales.
Suzuki yang kala itu baru saja Comeback ke MotoGP memiliki proyek besar dan karena itulah mereka membutuhkan bakat dari seorang Aleix untuk membantu pengembangan motor. Meski masih tertinggal dari kompetitor lainnya, motor GSX-RR yang dikendarai Aleix selalu konsisten masuk 10 besar di setiap balapan. Bahkan Aleix kembali mengulang Pole Position yang pernah di capainya tahun 2014.
Kali ini dilakukannya bersama Suzuki di GP Catalunya 2015. Aleix memecahkan rekor Pole Position Suzuki yang kali terakhir diraih pada musim 2007. Seiring perkembangan motor di Suzuki, Aleix pun mampu beberapa kali masuk 5 besar di musim 2016.
Dan petualangannya di Suzuki Ecstar berakhir juga di tahun tersebut karena pada 2017 Aleix hengkang untuk bergabung dengan Aprilia, motor Pabrikan Italia yang baru saja kembali ke MotoGP di tahun 2015 setelah absen lama dari gelaran Grand Prix.
Di awal penampilannya bersama Aprilia, Aleix mengalami banyak kendala karena motor Aprilia yang ia kendarai masih tidak nyaman untuk bermanuver saat menikung, di tambah lagi dengan power akselerasi motor yang kurang mumpuni, menyebabkannya sedikit terhambat berkembang di Aprilia.
Para Kru dan teknisi di Aprilia sendiri mengetahui, mereka butuh waktu untuk melakukan riset dan perbaikan kinerja motor dan mereka membutuhkan Aleix untuk melakukannya. Tidak mudah menunggu hasil signifikan yang mereka buat dengan motor. 5 tahun berbenah di segala sektor, penantian panjang Aleix pun terjawab di musim 2021.
Disinilah titik balik performa motor Aprilia yang cukup menjanjikan dengan hasil balap Aleix Espargaro yang selalu finish di 10 besar dan selalu konsisiten hingga akhir musim 2021, bahkan sempat menempati podium ke 3 di GP Silverstone. Performa apik ini didukung oleh keuntungan konsesi dari Dorna pada Tim Aprilia. Mereka memiliki banyak pasokan ban dan bahan bakar untuk mencoba hal yang baru dengan motor.
Dan hasilnya terlihat jelas di tahun 2021. Memasuki musim 2022, Aleix mengawali 2 balapan perdananya dengan hasil memuaskan, dengan finish di urutan 4 dan 9 pada GP Losail dan GP Mandalika. Dan tanpa disangka mimpi besar Aleix terwujud di GP Argentina 2022. Aleix yang mengawali lomba dari Pole Position mampu menuntaskan balapan di posisi pertama setelah bersaing ketat dengan Jorge Martin sepanjang balapan.
Bahkan kini Aleix menempati puncak klasemen sementara dengan mengoleksi 45 point dari 3 balapan, sekaligus kemenangan pertamanya setelah melewati 284 race dan 19 tahun penantian untuk momen spesial ini. Dan ini merupakan momen paling emosional keduanya selama berkarir di MotoGP setelah momen emosional lainnya pernah dia rasakan ketika adiknya, Pol Espargaro sukses merengkuh gelar juara dunia Moto2 di tahun 2013.