Kita sering melihat motor MotoGP menggunakan winglet di beberapa tahun terakkhir ini. tapi apa tujuan mereka menggunakan itu ? dan bagaimana awal mulai winglet ini mulai digunakan ?
Pertama tama, Mari kita lihat ke awal kejuaraan dunia balap motor mulai digelar, tepatnya di tahun 1949. Pada saat itu motor motor yang digunakan adalah model motor yang tersedia di pasaran dan bukanlah motor prototipe balap seperti yang digunakan saat ini. Motor motor ini tidak punya fairing aerodinamis dan semua variasi motor yang ada saat itu berkembang dari hasil kerja dari tim balap itu sendiri, karena keterlibatan dari pabrikan motor dalam meramu motor yang ikut kejuaraan balap masih sangat terbatas.
Bisa dibilang, hanya ada sedikit bagian motor yang bisa dimodifikasi, karena satu satunya bagian body motor yang bisa dimodifikasi itu cuman spatbor sederhana dan plakat kecil yang bisa ditempelkan di lampu depan motor yang berguna untuk memasang nomor pembalap
Namun itu tidak akan berlangsung lama sebelum akhirnya motor balap dengan tambahan fairing yang lebih melindungi pembalap dan meningkatkan aerodinamika motor mulai muncul. Beberapa pabrikan motor seperti NSU dan Moto Guzzi, memulai memproduksi fairing yang menutupi ban depan motor, yang bertujuan untuk memberikan motor mereka desain yang lebih agresif. Karena ini terbukti bisa meningkatkan performa motor, kemudian para kompetitor mulai mengembangkan fairingnya sendiri di motor mereka
Belum hadirnya regulasi yang mengatur soal aerodimaka motor menyebabkan pabrikan membuat motor yang semakin berbahaya bagi para pembalapnya. Meskipun motor ini menjadi lebih cepat, namun motor ini sangat rentan terhadap hembusan angin yang datang saat balapan, sehingga FIM memutuskan untuk melarang desain motor seperti ini, dan mewajibkan pabrikan pabrikan motor untuk melarang menutupi ban depan dengan fairing, dan akhirnya pembuatan desain motor yang digunakan menjelang akhir tahun 1950an itu berlanjut hingga sekarang
Setelah diterapkannya regulasi terkait bentuk dan karakteristik fairing motor pada kejuaraan balap dunia, pabrikan pabrikan motor mulai semakin menyempurnakan desain fairing mereka, dan sekaligus secara bertahap meningkatkan fitur aerodinamika pada motor mereka. Namun tidak seperti mobil balap, dimana lebih simpel dalam mengaplikasikan komponen yang terbukti efisien dalam hal peningkatan grip ataupun sistem pendingin, komponen komponen ini malah bisa memberikan efek negatif pada motor. Ini karena saat motor menikung, efek aerodinamikanya bisa memberikan tekanan yang tidak diinginkan sehingga membuat pembalap kehilangan kendali pada motornya
Lalu di akhir tahun 1970 dan 1980an, mulailah muncul windscreen pada motor dengan desain yang lebih baik, spatbor yang dimodifikasi dan fairing dengan lubang udara di beberapa area motor. Semua itu bertujuan untuk meningkatkan top speed motor walau hanya beberapa km/jam. Pada saat itu, pabrikan pabrikan motor lebih tertarik untuk meningkatkan kecepatan motor ketimbang meningkatkan kestabilan pada area depan motor.
Kemudian disain yang berbeda mulai di uji coba di tahun 1990 dan 2000an, namun berkat sistem elektronik yang semakin canggih yang dipasangkan ke dalam motor, desain aerodinamika belum sepenuhnya menutupi kekurangan motor yang masih terlihat hingga era saat ini
Ketika tenaga yang mampu diberikan oleh mesin balap modern semakin meningkat, motor balap ini mulai menunjukan kecenderungan untuk melakukan wheelie di kecepatan yang tinggi, bahkan di kecepatan diatas 200km/jam. Ditambah lagi, elektronik yang dipakai sekarang hanya boleh menerapkan sistem anti wheelie yang sangat basic.
Dengan peningkatan sistem pengereman dan top speed motor, mengharuskan pabrikan motor mulai menigkatkan grip pada area depan motor selama melakukan pengereman. kemudian munculah solusi yang cukup simpel, dan di tahun 2015 kita mulai melihat winglet kecil yang terbuat dari bahan karbon fiber yang menempel di fairing dan windscreen motor. Aerodinamika pengereman yang disebabkan oleh komponen ini bisa diimbangi oleh tenaga besar yang dihasilkan oleh mesin 1000cc, membuat keseimbangan motor bisa tercapai saat melaju di lintasan lurus, namun muncul masalah baru saat motor menikung. Dan masih Butuh berbulan bulan ujicoba dan riset untuk menyempurnakan winglet ini
Keadaan ini juga tidak berlangsung lama sebelum akhirnya FIM melihat masalah yang bisa muncul dari winglet ini yang bisa mengancam keselamatan para pembalap. Masalah itu bisa timbul saat motor mulai menikung dan kemungkinan yang bisa terjadi adalah pembalap bisa bergesekan dengan kerb di lintasan atau yang lebih buruk lagi winglet motor ini bisa berbenturan dengan pembalap lain.
Kemudian di tahun 2017, dibuatlah regulasi baru yang melarang penggunaan winglet dan mulai mewajibkan jenis komponen ini menyatu atau masih merupakan bagian dari fairing. Dari sini kita mulai melihat ide, ukuran dan bentuk baru dari faring.
Namun hal ini belumlah selesai, di tahun 2019, lagi lagi ada revisi regulasi terhadap winglet ini. kali ini ada pembatasan dari bentuk dan ukuran dari fairing dan spatbor. Agar semua komponen komponen ini bisa lolos untuk digunakan, motor MotoGP harus melakukan uji pengukuran dari alat yang disediakan oleh race director, yaitu ’calibrator’, yang mana alat ini dapat mengukur ukuran maksimum dan bentuk winglet yang sudah ditentukan sesuai regulasi
Kemudian Tambahan regulasi lagi muncul yang membatasi tim MotoGP hanya boleh menggunakan 2 desain fairing dan spatbor yang berbeda selama satu musim, dan komponen komponen ini tidak boleh dicopot
Kita harus ingat bahwa komponen komponen ini harus bisa menghasilkan downforce pada motor atau meningkatkan grip motor saat motor melaju di lintasan lurus, namun komponen ini tidak berpengaruh cukup signifikan saat motor ini menikung. Seperti halnya pada fitur fitur kendaraan balap lainnya, garis yang memisahkan komponen mana yang bekerja baik dan tidak itu sangatlah tipis, dan ini memerlukan kerja keras demi menemukan titik keseimbangan yang tepat pada motor
Pada akhirnya, pencapaian terbesarnya adalah terciptanya serangkaian komponen yang sangat efisien dalam memberikan grip yang bagus pada area depan motor dan hampir tidak mempengaruhi keseimbangan motor saat menikung
Saat ini, regulasi MotoGP melarang penggunaan komponen aerodinamik aktif seperti pada mobil, tapi siapa tahu, kemungkinan beberapa tahun lagi regulasi ini bisa saja dirubah dan kita akan mulai melihat motor yang bisa mengubah sudut atau bentuk fairing motor mereka demi menghasilkan performa yang jauh lebih hebat lagi