
Era 70 an sampai 90 an Amerika adalah kesohor dengan pembalap-pembalap top Motor. Walau bukan pembuat motor yang dipergunakan untuk balapan. Dimasa lalu, banyak pembalap dari hebat dari sana. Menurut pengamatan kami, setidaknya ada tujuh pembalap yang pernah merajai sirkuit, mejadi artis lintasan. Mereka adalah Eddie Lawson, Kenny Roberts, sr, Wayne Rainey, Freddie Spencer, Kevin Schwantz, Nicky Hayden. Yang saya sebut itu adalah para kampiun ya. Para juara dunia di eranya. Kalau pun ada beberapa nama yang tidak saya sebut, mungkin karena satu dan lain hal yang belum bisa saya sebutkan alasannya.
Tentu saja tidak semua akan saya bahas di artikel ini. Tapi saya akan membahas seorang Freddie Spencer. Alasan utama kami membahas Sang Spencer, adalah karena dia pembalap paling hebat di jamannya.
Sebelumnya, mari kita bahas sedikit tentang masa lalu Freddie. Freddie adalah an American original, lahir di negara bagian Lousiana. Tepatnya di kota Shreveport pada 20 Desember 1961. Kalau ditanya sejak kapan Freddie menggeluti motor, kalian pasti tercengang!
Saat pembalap lain memulai berkiprah dalam satu lomba apda umur belasan tahun, The Fast Spencer mulai membalap pada usia 4 tahun!
Kalian pada usia segitu main apa?
Bisa jadi Spencer kehilangan masa kanak-kanaknya. Dalam arti, ketika anak kecil lainnya masih asyik dengan kegembiraan sebagai seorang bocah balita, Spencer sudah mulai mengadu keberuntungan dengan skill balapnya. Luar biasa…
Pertama debutnya tentu saja bukan di sirkuit. Tapi di dirt track alias trek tanah. Kalau di Indo, Grass track itu deh. Tampaknya trek model gini yang sering di pakai pembalap Amerika untuk memulai kariernya. Seperti halnya Randy Mamola yang juga mengawali dari balapan di jenis balapan ini. Bisa jadi, hal itulah yang selanjutnya menjadikan mereka, para pembalap Amerika, sukses di masa lalu.
Spencer memenangkan kelas pemula nasional di Amerika pada tahun 1978. Kelas pemula yang dimaksud disini adalah kelas 250cc. Ya, Spencer mengawali kelas professional di kelas 250cc.
Rupanya itu pertanda sukses awal bagi seorang Spencer. Walau itu tidak mudah meraih itu.
Awalnya pihak Honda Amerika menawari kontrak Spencer untuk membalap di AMA Superbike.
Sekedar info, pada AMA superbike motor yang digunakan adalah motor 4 tak produksi masal. Beda sama sekali dengan yang diperlombakan di Grand Prix yang merupakan motor yang tak dijual masal serta bermesin 2 tak.
Diajang ini perhatian dunia tertuju pada Spencer ketika memenangkan balapan di dua putaran pada ajang Transatlantic Amerika lawan Inggris. Transatlantic adalah perlombaan balap superbike khusus untuk pembalap Amerika dan Inggris.
Pada kesempatan kali ini Spencer berhasil memenangkan balapan di sirkuit Brands Hatchs. Spencer mengungguli rekan senegaranya, Kenny Roberts, Sr dan Barry Sheen, pembalap Inggris.
Hebatnya, Spencer turun di dua kejuaraan, antara Grand Prix dan superbike. Superbike Pakai Honda, Grand Prix pakai Yamaha.
Di Superbike Spencer mengakhiri musim di posisi ke 3 di tahun 1980.
Sementara di tahun yang sama setapak demi setapak Spencer juga mengawali langkah untuk terjun di GP500 secara full time. Dengan menggunakan Yamaha TZ500, Spencer menjalani satu musim tanpa hasil, dalam setahun itu dia tak memperoleh satu poin pun!
Tapi menurut Freddie, itulah saat yang tepat mengasah skill. Artinya, nggak apa-apa lah tahun-tahun awal tanpa hasil apapun ( Poin), tapi setidaknya skill-nya terasah dari situ. Nggak ada yang sia-sia kok.
Baru tahun berikutnya Freddie terjun untuk Honda.
Di Honda pun tak serta merta karier Freddie menanjak. Tapi usia muda menjadi kelebihan dia untuk terus memacu semangatnya sampai ambang batas kemampuan.
Tahun 1982 merupakan tahun kebangkitan. Setelah tahun 1981, Spencer tak membuahkan hasil apapun, maka tahun 1982 Spencer mengawali musim dengan bagus dengan berhasil finish urutan 3 di GP Argentina. Rupanya dia merasa menemukan setting yang tepat dengan Honda NS500. Walau mengalami gagal kualifikasi pada GP Austria dan Spanyol, tapi berbekal finish di urutan kedua di Sirkuit Misano, Italia, (Sekarang marco Simoncelli Sirkuit) membuat Spencer mencatatkan poin untuk kedua kalinya.
Sebetulnya, di balapan ini Spencer mencatatkan waktu tercepat alias Fastest Lap. Tapi nasib baik masih belum berpihak. Franco Uncini, pembalap Italia itu memenangkan balapan dan Spencer hanya finish kedua.
O ya, di tahun ini Spencer turun sebagai pembalap Honda pabrikan ya.
Sebagai info, pada tahun ini Spencer masih nunggang motor Honda NR500 yang selanjutnya di Develop oleh Honda NS500. Spek tiga silinder, 2 Tak.
Semua pembalap pasti mendambakan sebuah kemenangan. Tak terkecuali Spencer. Tapi kadang harus nunggu juga. Nggak serta merta bisa meraih kemenangan dengan mudah. Semua butuh proses. Kalau ada yang sekali balapan dan menang, berarti keajaiban sedang ‘bicara’.
Dan puncak penantian Spencer ada di GP Belgia.
Sekali lagi, nggak salah kalau dia dijuluki The Fast Spencer. Karena kali ini dia juga masih mendapat predikat fastest lap.
Meskipun pole position di pegang oleh, pembalap Belanda, Jack Middleburg, tapi Spencer berhasil memenangi lomba dengan mengalahkan Barry Sheen yang ada di posisi 2, yang yang ketiga ditempati oleh Franco Uncini.
Setelah penampilannya yang cukup impresif sepanjang musim tahun 1982, akhirnya Spencer mengakhiri musim dengan menduduki posisi 3 klasemen akhir.
Berbekal 5 kali podium, dua diantaranya kemenangan, Spencer meraih 73 poin. Saat itu usia Spencer baru menginjak 20 tahun.
Motor Honda NS500 yang di develop dari Honda NR500 cukup impresif dalam membantu perolehan poin Spencer. Ini adalah tahun pertama Honda NS500.
Well, tahun pertama pada sebuah produk baru seringkali diidentikkan dengan proses adaptasi. Dan dari proses adaptasi itulah diperoleh satu kesimpulan tentang kompetitif atau tidaknya paket motor beserta pembalap.
Tapi tidak terlalu terkejut ketika Spencer dan HRC melejit pada tahun berikutnya, 1983.
Julukan the fast Spencer rupanya hanya menunggu mendapat motor yang cepat sesuai karakter Spencer.
Mengawali lomba dari GP Afrika, Spencer menyabet kemenangan. Tak tanggung-tanggung, 3 kemenangan berturut-turut!
Setelah GP Afrika, GP Perancis, dan GP Italia di borong habis oleh Spencer!
Race keempat di GP Jerman Spencer tercecer di posisi keempat, sebelum akhirnya merangsek melejit lagi sebagai kampiun di GP Spanyol.
Mengakhiri tahun 1983 Spencer berhasil naik podium 11 kali, 6 diantaranya kemenangan. Mendulang 144 poin, dan menjadikan Spencer juara dunia termuda, diusia 21 tahun! rekor ini memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang Mike Hailwood dimana Mailwood meraih titel ini di usia 22 tahun. Beberapa puluh tahun kemudian rekor ini dipecahkan oleh bocah Spanyol bernama Marc Marquez yang maeraih titel juara dunia di usia 20 tahun.
Tahun 1984 Spencer mengalami musim yang agak kurang menyenangkan. Mengawali musim dengan Honda NSR 500 yang merupakan pengembangan dari Honda NS500, Spence gagal finish di GP Afrika selatan. Sementara di GP italia gagal masuk kualifikasi. Absen di GP Spanyol. Sementara meraih posisi 2 di GP Austria.
Yang mengejutkan, pada GP Jerman Spencer kembali nunggang Honda NS500. Dan kemenangan berhasl diperoleh Fast Spencer. GP perancis dan Yugoslavia diselesaikan Spencer dengan NSR500 masing-masing finish number one! Sementar GP Belanda gagal finish. Menginjak GP Belgia kembali ke Honda NS500 membuatnya meraih kemenangan sekali lagi. Tiga race selanjutnya, masing-masing GP Inggris, Swedia dan San Marino absen, membuatnya hanya menduduki posisi 4 klasemen akhir dengan perolehan hanya 87 poin.
Spencer absen dikarenakan cedera pada latihan pra musim di gelaran Trans-Atlantic Match Race. Sementara perannya digantikan oleh Randy Mamola.
Satu keunikan terjadi di musim 1985. Spencer turun di dua kelas, 250cc dan 500cc, keduanya juara dunia. Di kedua kelas itu pula Spencer meraih 7 kemenangan. Beda poin sih, kalau di 250cc dapat 127 poin, sementara di kelas 500cc dapat 141 poin.
Inilah kenapa dia istimewa. Pernah balapan di dua kelas yang berbeda secara bersamaan. Kemenangan di GP Belgia di kelas 500cc pada tahun 1985 sekaligus, sayangnya, menjadikan kemenangan terakhirnya.
Tahun 1986 Spencer tidak mencetak satu poin pun karena cedera tendonistis. Sangat disayangkan, karena usia Spencer baru 24 tahun kala itu.
Tahun 1987 keadaan belum berubah, dengan hasil akhir hanya mencetak 4 poin. Hasil terbaik adalah finish ke 7 di Swedia, dan 11 di Ceko ( Cekoslovakia waktu itu).
1988 Spencer memutuskan rehat.
Baru 1989 kembali balapan, tapi kali ini comeback ke Yamaha. Tapi hasilnya sudah nggak seperti yang diharapkan. Sepanjang musim Spencer hanya mencetak 33,5 poin, menempatkan dia di posisi 16 klasemen akhir.
Setelah itu Spencer memutuskan balik ke AMA Superbike lagi dalam waktu 3 tahun terhitung 1990, 1991 dan 1992.
Tahun terakhir balapan di Grand Prix adalah 1993 bersama Yamaha. Dengan perolehan 2 poin sepanjang musim membuat Spencer mempunyai alasan kuat untuk pensiun dan meninggalkan kehidupan sirkuit. Saat itu Spencer sadar, bahwa kariernya antiklimak.
Sepanjang kariernya, Spencer menjalani 72 start, menghasilkan 27 kemenangan, total podium 39 pole position 33 serta fastest lap sebanyak 24 kali, mengemas 610,5 poin, menjadikan Spencer mendapat julukan The Fast Spencer serta salah satu pembalap bertalenta di era-nya.
Kini Freddie Spencer menduduki jabatan sebagai Chairman MotoGP, sejak tahun 2019.
Segala kiprah dan sepak terjang Spencer masa lalu, maka setidaknya ada bebrapa penghargaan yang dianugerahkan kepada The fast, diantaranya :
AMA Motorcycle Hall of Fame pada tahun 1999
Hall Of Fame otorsport Amerika di anugerahkan pada tahun 2001
Sedangkan FIM sendiri memberinya gelar The Legend pada tahun 2001
Sport Hall of Fame Lousiana pada tahun 2009. Dimana Lousiana adalah tanah kelahiran si cepat ini. Eh, kok Si Cepat? Bukannya itu, hhmm….