Ajang balap MotoGP memang selalu mengundang animo besar untuk kalangan pecinta roda dua. . . Tak hanya pengamat otomotif, Bahkan hingga bikers biasa pun kini selalu mengikuti arah perkembangan balapan motor nomer satu di dunia ini. . . Mulai dari Rumor, Bocoran Spesifikasi, Jalannya Balapan, Hasil Balapan hingga Intrik dibalik ajang ini pun selalu diburu oleh para pencintanya. . . Termasuk Rivalitas Antar Pembalap yang tak bisa dielakkan. .
Ajang balap MotoGP ini pun selalu menyajikan para pembalap yang memiliki karakter yang bermacam macam. Ketika berbagai karakter kuat ini bertemu, rivalitas pun muncul. Dan sebagai manusia, mereka juga rentan terhadap emosi, atau bahkan lebih karena di ajang MotoGP ini mereka memiliki reputasi yang dipertaruhkan. Rivalitas inilah yang membuat balap motor begitu menarik untuk ditonton.
Lalu Siapa saja sih Para Pembalap MotoGP yang pernah memiliki Rivalitas hebat ??
- Yang pertama ada rivalitas antara Bill Ivy VS Phil Read , pada Grand Prix 125cc & 250cc Tahun 1968
Perseteruan ini terjadi saat ajang Grand Prix diisi oleh berbagai motor dari berbagai pabrikan. . . Yamaha yang saat itu menguasai kelas 125cc & 250 cc sejak Honda mengundurkan diri, Memiliki dua orang pembalap yang saling bersaing satu sama lain. .
Singkat cerita, Bill Ivy & Phil Read yang menjadi Andalan Yamaha di dua kelas tersebut memutuskan untuk membuat kesepakatan yang diwadahi Yamaha sebagai Pabrikan. Kalau era sekarang mungkin disebutnya ‘Team Order’. . Isi dari kesepakatan itu adalah Bill Ivy akan membantu Phil Read menjuarai kelas 125 cc, dan sebaliknya Phil Read akan membantu Bill Ivy merebut gelar juara kelas 250 cc. . . Mereka membuat kesepakatan ini lantaran di kedua kelas tersebut sudah tidak ada lawan yang sepadan. Sejak Honda RC166 & RC149 bersama Mike Hailwood & Luigi Taveri mengundurkan diri.
Namun apa yang terjadi di lintasan ternyata berbeda 180 derajat !! Setelah Bill Ivy membantu Phil Read menjuarai GP 125 cc pada tahun 1968, Phil justru mengingkari perjanjiannya dan memutuskan untuk berusaha merebut kejuaraan Grand Prix kelas 250cc juga. . . Sontak hal ini membuat marah Para Bos Besar Yamaha & Bill Ivy itu sendiri. . . Hingga akhirnya perseteruan tersebut mengalami klimaksnya pada tanggal 15 September 1968 di Sirkuit Monza, Italia.
Sirkuit yang menjadi gelaran terakhir di Ajang GrandPrix di tahun 1968 ini menjadi pembuktian keduanya. . . Saking kesalnya pada Phil, Kru Pit Yamaha beserta Bill Ivy mengguyur motor sang Pembalap Inggris itu dengan Oli dan menyerahkan gelar juara 250 cc juga. . . Meski Phil sudah mengakui kesalahannya, Tapi Pihak Yamaha tak akan pernah melupakan kejadian tersebut. . . Oleh karena itu, Sejak 1968 Phil Read tak pernah menunggang Motor Pabrikan Yamaha lagi, dan Hanya ditempatkan di Team Amatir ataupun Satelit.
- Yang kedua perseteruan antara Kenny Roberts Sr. VS Barry Sheene, di GrandPrix 500 cc, Tahun 1978-1979
Perseteruan ini terjadi sejak tahun 1978 saat Kenny Roberts yang merupakan Juara AMA Superbike dikontrak oleh Pabrikan Yamaha untuk ikut serta di ajang GrandPrix 500 cc. . . Sementara itu, Sang Juara bertahan Barry Sheene berusaha untuk mempertahankan titel nya di tahun 1978 bersama pabrikan Suzuki. . . Perseteruan kedua pembalap beda pabrikan ini sebetulnya belum terlihat saat Seri Perdana di Venezuela digelar. . . Akan tetapi setelah Barry Sheene menjuarai GP Venezuela, Ia terkena virus penyakit parah di awal musim, Dan Semuanya berubah 180 derajat.Kenny Roberts yang saat itu sebagai pembalap Rookie di Kelas 500 cc, Tak mau mengalah atau merendah sedikitpun pada sang Juara bertahan, Barry Sheene. . .Keduanya selalu bersaing baik itu beradu skill saat balapan digelar ataupun saat memberikan pernyataan kepada pers. . . Seru nya lagi, Mereka berdua tak malu-malu mengakui kalau memang mereka saling bersaing dan saling membenci satu sama lain.Barry yang saat itu Juara Dunia 2 kali di tahun sebelumnya di tahun 1976 dan 1977 terus berjuang melawan sakitnya dan hal tersebut di berikan apresiasi oleh media beserta pers. . . Sementara itu, Kenny Roberts yang berhasil menjuarai seri GP Austria, Prancis & Italia, Terus-terusan mencemooh Barry bahwa kini karirnya akan segera surut, padahal motornya sendiri mengalami problem yang cukup kompleks.Mendengar hal tersebut, Barry sangat geram, Dan Persaingan pun semakin memanas hingga tahun berikutnya.Klimaksnya berlangsung di GP Silverstone, Inggris. . .
Saat balapan berlangsung, Barry Sheene yang mampu meng-overtake Kenny Roberts dengan berani mengacungkan Jari nya ke arah Roberts. . . Balapan berlangsung sangat sengit hingga akhir lap. . . Roberts & Sheene saling Overtake dengan Kualitas Skill tingkat tinggi diatas motor YZR500 & RGV500 nya. . . Bahkan hingga bendera finish dikibarkan, Keduanya tetap saling tempel dengan perbedaan hanya sekitar 0,004 detik sajaSetelah pertarungan kontroversial di Sirkuit tersebut, Kenny Roberts akhirnya mampu menasbihkan dirinya sebagai Rookie yang mampu langsung menjadi Juara Dunia 3 kali berturut-turut. . . Kenny sekaligus menjadi pembalap Amerika pertama yang mampu menjuarai kelas premier GrandPrix plus mencuri Gelar Juara yang 2 tahun sebelumnya secara berturut-turut dimenangkan Barry Sheene.
- Kemudian yang ketiga pertarungan sengit antara Loris Capirossi VS Tetsuya Harada, pada GrandPrix 250 cc Tahun 1998
Inilah salah satu persaingan yang paling Kontoversial sepanjang era GrandPrix digelar. . . Di Ajang GP 250 cc tahun 1998, Persaingan ketat terjadi antar sesama pembalap Aprilia, Tetsuya Harada & Loris Capirossi. . . Kejar mengejar point di setiap Race berlangsung sangat ketat. Terlebih saat itu Valentino Rossi juga ikut menempel mereka berdua. . .
Tetsuya Harada berhasil menjuarai 5 seri blap GP 250 cc tahun 1998 yaitu di Malaysia, Prancis, Madrid, Jerman & Republik Ceko. Sayangnya Inkonsistensi Harada membuatnya harus berada di bawah Loris Capirossi yang berhasil menjuarai hanya 2 seri GP 250 cc saja yaitu di Spanyol & Inggris. . . Perbedaan poin mereka di Klasemen pun hanya berbeda 4 Point, Sebelum seri Pamungkas di Argentina digelar.
Di Sirkuit Buenos Aires inilah Perebutan Tahta keduanya diperebutkan. . . Balapan berlangsung super seru dimana 3 pembalap berada di Posisi terdepan, Yakni Tetsuya Harada, Loris Capirossi & Valentino Rossi. . . Pada balapan tersebut, Harada sedang berada dalam puncak performanya dan memiliki hasrat yang sangat besar untuk bisa meraih titel juara kelas 250 cc. . .
Mengetahui Tetsuya Harada sedang berada di puncak performanya dan sangat mustahil bisa menyusulnya, Maka niat jelek dari pembalap italia Loris Capirossi pun makin besar. . . Dengan Margin perbedaan 4 Point, Maka akan lebih baik jika mereka berdua gagal menyelesaikan balapan, Sehingga Loris Capirossi bisa menjuarai GP 250 cc.
Loris Capirossi berhasil survive dan melanjutkan balapan, Meski akhirnya Valentino Rossi yang berhasil menjadi Juara GP Argentina berkat duel senggolan antara kedua pembalap ini. . . Walhasil, Loris Capirossi berhasil merebut gelar juara dunia yang sudah selangkah lagi berada di genggaman Tetsuya Harada. . . Berita ini pun sontak langsung menjadi Headline di seluruh penjuru dunia kala itu.
Sejalan dengan apa yang Dilakukan Pembalap Italia tersebut, Loris Capirosi pun dicap sebagai pembalap yang hanya mementingkan keinginan pribadinya tanpa melihat soal keselamatan pembalap lain. . . Akhirnya Pihak Aprilia memberikan “Hukuman” yang setimpal, Yakni memutus kontrak Loris & tak pernah memakainya lagi sebagai Pembalap pabrikan Italia tersebut, Meskipun Loris Capirossi menyandang Gelar Juara.
- Kemudian yang terakhir perseteruan yang masih terjadi hingga sekarang antara Marc Mrquez dan Valentino Rossi
Kedua pembalap ini awalnya berteman baik, bahkan saat Marquez mulai mendominasi dan menjadi juara dunia dalam tahun pertamanya di MotoGP. Hubungan pertemanan Rossi dan Marquez tampak baik baik saja meskipun ada sedikit manuver agresif yang dilakukan keduanya di lintasan. Namun itu semua berubah di musim balap 2015.
Di musim 2015 Valentino Rossi sedang bertarung dengan Jorge Lorenzo sepanjang musim untuk memperebutkan juara dunia, dan Rossi sedang memimpin poin di klasmen saat seri di gelar di Malaysia. Marquez berada di urutan ketiga klasmen dan sudah terlempar dari perebutan titel juara dunia. Selama balapan Marquez sangat agresif menyalip Rossi, sementara Lorenzo semakin menjauh di depan. Rossi bahkan memberi tanda pada Marquez untuk jangan mengganggunya mengejar Lorenzo, namun Marquez tetap saja mengganggu Rossi. Rossi yang sudah terlalu jengkel kemudian menggiring Marquez ke pinggir lintasan dan terjadilah senggolan yang membuat pembalap spanyol itu terjatuh.
Rossi kemudian menuduh Marquez membantu Lorenzo untuk mendapatkan titel juara dunia, sebuah tuduhan yang secara konsisten dibantah Marquez.
Rossi akhirnya dihukum dengan memulai balapan di seri terakhir Valencia dengan urutan paling belakang. Dia berjuang untuk finish podium namun tidak berhasil dan akhirnya ia kehilangan titel juara dunianya.
Hubungan kedua pembalap ini agak membaik saat seri balapan digelar di Catalunya tahun 2016, saat keduanya bersalaman. Momen ini disambut sangat baik oleh para fans dan komunitas balap.
Namun, saat semua orang berpikir perseteruan antara Rossi dan Marquez sudah selesai, Marquez malah membuat kesalahan besar saat balapan di gelar di Argentina tahun 2018. Ia menabrak Rossi yang membuatnya terjauh. Pada sesi konferensi pers Rossi menyebut bahwa tindakan Marquez sangat tidak bertanggung jawab, berbahaya dan merusak olahraga ini.
Dengan kejadian ini tampaknya kedua pembalap ini tidak akan pernah berteman lagi. Namun hanya waktu yang bisa menjawab.