Aprilia telah meluncurkan motor barunya yaitu RS-GP minggu lalu pada ujicoba resmi di Sepang, motor yang disebut sebagai revolusi besar yang dilakukan oleh pabrikan Aprilia. Motor ini mendapat pujian dari pembalap nomor satu mereka Aleix Espargaro setelah melakukan pengujian selama enam hari dalam sesi Shakedown test dan official test. Dengan demikian Aprilia telah melewati ujian pertamanya dengan cukup bagus bersama motor baru ini.
Aleix Espargaro adalah orang yang blak blakan dalam mengkritik performa motor Aprilianya di musim lalu, yang menyebut bahwa Aprilia minim kemajuan selama ia bersama tim ini. Esparagaro kecewa karena seharusnya Aprilia memiliki potensi untuk membuat paket motor yang kuat.
Hal ini terbersit di tes Misano musim lalu, ketika ia melampiaskan kekecewaannya pada Aprilia karena tidak mampu menunjukkan peningkatan dalam sesi tes resmi di tahun lalu. Manajer balap Aprilia, Romano Albesiano, di hadapan publik membantah hal ini, yang kemudian memicu munculnya bantahan lain dari Espargaro yang menolak klaim dari Albesiano.
Pembalap uji Bradley Smith pada akhir pekan yang sama mengatakan bahwa ada sesuatu yang sedang dikerjakan, dan Espargaro hanya perlu bersabar.
Tetapi karena Espargaro hanya mendapat finis urutan ketujuh yang menjadi satu-satunya finis delapan besar di musim lalu, ia menjadi kehilangan kesabaran. Hal ini tentu memicunya untuk memilih jalan pensiun apabila motor Aprilia tidak ada kemajuan berarti.
Kembalinya Aprilia ke MotoGP sebagai tim pabrikan pada tahun 2015 ternyata mengecewakan, karena motor RSV4 yang diunggulkan gagal menunjukan hasil bagus. Namun ini bukan tujuan yang dimaksudkan, karena di musim 2015 Aprilia hanya ingin menunggu pergantian peraturan baru MotoGP yang harus memakai elektronik yang sama pada musim berikutnya.
Kemudian dibuatlah motor RS-GP yang membuat kemajuan cukup baik pada tahun 2016, disertai dengan adanya penandatanganan kontrak baru oleh Aleix Espargaro, ia berhasil menyamai hasil bagus di tahun 2016 dengan finis di urutan keenam sebanyak dua kali pada tahun 2017.
Tetapi kemajuan ini melambat pada tahun berikutnya, ketika upaya Aprilia untuk membuat kemajuan besar dengan memodifikasi mesin ternyata malah menjadi masalah. Hal ini akhirnya mengganggu kekuatan utama pada motor di tikungan, dan menghabiskan sebagian besar waktu dalam tahun tersebut untuk mencari solusi untuk memecahkan masalah ini.
Motor RS-GP di musim 2020 ini sepenuhnya dirancang ulang dari pendahulunya. Terutama, ubahan mesin menjadi V4 90 derajat dalam upayanya mendapatkan tenaga lebih besar untuk bersaing dengan Honda dan Ducati.
Saat tes di Sepang minggu lalu, meskipun top speed Aleix Espargaro hampir 7 km/jam lebih lambat dari top speed yang dibuat Jack Miller, kecepatannya ini kira-kira empat km/jam lebih cepat dari kecepatan terbaiknya selama Grand Prix Malaysia tahun lalu. Hal ini mungkin tidak tampak sebagai kemajuan besar, tetapi peningkatan kecil dalam hal tenaga motor bisa sama bermanfaatnya jika motor ini dikembangkan menjadi lebih gesit lagi, lagi pula motor baru ini juga masih butuh pengenalan lebih dalam lagi bagi pembalap dan mekanik untuk menemukan celah pengembangan lebih jauh.
Pembalap Spanyol tersebut sangat senang atas peningkatan motor dibandingkan dengan RS-GP tahun lalu, dan mengklaim hal tersebut bahkan lebih bertenaga daripada motor tahun 2017 kesayangannya, dan mengingatkannya pada motor Yamaha yang pernah ia kendarai yang bisa membuatnya meraih posisi kedua di Aragon pada tahun 2014 – ia menganggap itu sebagai salah satu motor terbaik yang pernah ia kendarai. Motor RS-GP 2020 juga ada peningkatan dari segi stabilitas, yang mana ini merupakan salah satu masalah dari motor tahun lalu.
Aleix Espargaro mengakhiri sesi uji coba dengan menempati urutan ke-10, hanya tertinggal 0,345 detik dari pembalap tercepat Fabio Quartarao. Tapi yang lebih mengesankan, dalam 12 lap berturut turut yang dilakukan pada hari Minggu lalu motor RS-GP ini mampu dengan konsisten mencetak waktu putaran 1 menit 59 detik, ini merupakan waktu putaran yang sangat kompetitif, yang mana juga menunjukkan langkah maju yang telah dibuat oleh motor RS-GP 2020 ini.
Tapi mungkin perbaikan terbesar, dan kunci utama dalam revolusi besar Aprilia ini adalah tim yang sedang bekerja sekarang ini. hal kedua yang juga sangat berpengaruh adalah hadirnya CEO Aprilia Racing, Massimo Rivola.
Rivola bergabung dengan Aprilia di tahun lalu, setelah hampir satu dekade menjalankan tugasnya bersama dengan tim Ferrari di Formula 1 sebagai Direktur Olahraga, selama itu juga ia mengawasi program pembalap muda tim Ferari – yang antara lain melahirkan bintang Formula 1 baru, Charles Leclerc.
Espargaro mencatat bahwa Rivola membawa ide-ide bagus dari karirnya selama di Formula 1. Ide ide ini mulai dibawa rivola ke Aprilia sejak tahun lalu dengan memperkenalkan komunikasi radio antara pembalap dan mekanik di garasi. Tetapi jauh lebih penting dari itu, menurut Espargaro, Rivola sekarang telah membentuk Aprilia menjadi seperti apa yang seharusnya – yaitu sebagai tim pabrikan sungguhan.
Rivola melihat perkembangan yang berkelanjutan di Aprilia sepanjang musim 2019, serta peningkatan anggaran tim dan sumber daya dari perusahaan induk Piaggio ini, yang membuatnya bisa membajak personel kunci dari tim Ducati dan Suzuki, serta orang-orang Formula 1 dari tim Ferrari dan McLaren.
Namun Rivola tidak berusaha menciptakan Ferrari dari MotoGP bersama Aprilia. Ia meyakini bahwa MotoGP harus tetap menjadi MotoGP, dan Formula 1 adalah Formula 1, meskipun ia mengakui bahwa elemen tertentu dalam menjalankan tim besar seperti Ferrari dapat dialihkan ke tim yang lebih kecil, akan tetapi hampir tidak mungkin bagi tim yang lebih kecil untuk menyamai level kerja seperti tim F1 Ferrari.
Pada bulan November, Aleix Espargaro mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk meniru apa yang telah dilakukan Andrea Dovizioso di Ducati sejak bergabung pada tahun 2013, membantu Ducati dari tim papan tengah menjadi tim papan atas MotoGP dalam beberapa tahun terakhir.
Rivola mengagumi tujuan Espargaro, dan mengakui bahwa Aprilia tidak terlalu tergesa gesa untuk bisa naik ke podium dalam waktu yang singkat. Sebaliknya, Rivola ingin revolusi Aprilia terus terbangun dengan mantap, untuk menjaga basis yang baik yang sudah dimiliki Aprilia dalam hal sumber daya manusia yang bagus.
Ini mungkin terdengar antiklimaks, Biasanya tim yang gagal memenuhi target di MotoGP memiliki kecenderungan untuk merekrut dan memecat seseorang dengan ceroboh, yang akhirnya menyisakan keputusasaan dalam upayanya untuk mendapatkan kembali kejayaan yang pernah diraih.
Setelah berakhirnya sesi tes di Sepang, Aleix Espargaro memperkirakan bahwa ia bisa terlibat dalam perebutan podium jika balapan segera digelar setelah sesi tes di sepang lalu. Namun ia juga mencatat bahwa sejauh ini, motor Aprilia RS-GP 2020 ini masih belum melakukan simulasi jarak balapan secara penuh.
Motor Aprilia yang baru ini, baru saja siap digunakan pada akhir bulan lalu, sementara Honda sudah menguji coba motornya untuk musim 2020 sejak musim panas lalu. Uji coba yang dilakukan Aleix Espargaro di tes sepang hari minggu lalu juga terhalang oleh masalah knalpot, dan ia menyoroti bahwa setiap kali ia benar-benar mencoba untuk memberi tekanan pada motor tersebut di Sepang, masalah lain akan muncul.
Perlu ditambahkan juga bahwa saat ini Aprilia masih berjuang dalam memperbaiki akselerasi motornya yang masih kalah dengan para pesaingnya. Setelah mencoba membuntuti motor Honda milik Alex Marquez secara singkat selama ujicoba di Sepang, Espargaro menyimpulkan bahwa ia tidak mungkin bisa menyalip karena motor Honda RC213V dapat melaju cepat saat keluar tikungan dengan jauh lebih baik.
Namun Aprilia setidaknya tidak akan terbelenggu oleh pembekuan pengembangan mesin yang diberlakukan pada Honda, Yamaha, Suzuki dan Ducati sebelum balapan pertama nanti di Qatar, tetapi dengan fokus pada sesi ujicoba yang akan digelar selama tiga hari di Qatar akhir febuari ini, akan ada sedikit waktu untuk berbenah sebelum Aleix Espargaro benar-benar bisa memperebutkan podium.
Tapi hal ini tidak terlalu penting, karena potensinay sangat jelas muncul dengan adanya Aprilia RS-GP 2020.
Restrukturisasi dan pendekatan metodis ala Rivola telah melahirkan motor MotoGP terbaik yang pernah dibangun oleh Aprilia, dan untuk pertama kalinya, Aprilia sepertinya sekarang benar-benar menjadi tim balap MotoGP yang patut disegani.