Repsol Honda adalah salah satu team paling sukses di sepanjang sejarah Motogp. Kerjasama antara Honda dan Repsol itu pernah dibela oleh beberapa pembalap legend di Motogp.
Sebut saja Valentino Rossi, Mick Doohan, Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo, Casey Stoner dan Marc Marquez. Membuat Repsol Honda menjadi satu-satunya team yang pernah dibela oleh Fantastic Four Motogp.
Namun sayang, kerjasama yang menelurkan 183 kemenangan, 455 podium dan 15 gelar konstruktor itu akan berakhir pada 2025, tahun yang seharusnya menjadi perayaan 30 tahun kerjasama Repsol dan Honda.
Penurunan performa Honda dan kehilangan Marc Marquez disinyalir menjadi penyebab utama Repsol mengakhiri kerja sama dengan Honda.
Bahkan pada 2024 ini, branding Repsol di fairing motor Honda mengecil yang menandakan bahwa Repsol sudah mengurangi besaran investasi ke Honda.
Jika tidak ada sponsor utama baru yang diumumkan oleh Honda, maka musim 2024 akan jadi kali pertama sejak musim 1994, team HRC tampil tanpa adanya sponsor utama.
Maka sebelum kerjasama legendaris ini bubar, tidak ada salahnya kita melihat kiprah Repsol dan Honda di Motogp.
Mick Doohan dan Enam Gelar Beruntun GP500
Repsol menjadi sponsor utama Honda untuk pertama kali pada musim 1995. Sebelumnya sponsor utama Honda yang lama, Rothmans mundur pada musim 1993.
HRC kemudian tampil tanpa sponsor utama pada 1994. Mick Doohan tampil mendominasi dan menjadikan Honda keluar sebagai juara dunia pembalap dan pabrikan.
Atas prestasi ini Repsol tertarik untuk bergabung dengan Honda pada musim 1995. Pada musim pertama ini Repsol Honda dibela oleh tiga pembalap yakni Mick Doohan, Alex Criville dan Shinichi Ito.
Ketiganya mengendarai NSR500 versi 1995. Meskipun pada awal musim Doohan kesulitan namun seiring berjalannya musim, Doohan kembali mendominasi musim 1995.
Honda kembali memenangkan gelar pembalap dan pabrikan pada 1995.
Memasuki musim 1996, Honda mengembangkan prototype motor murah yang akan mereka jual pada team privateer, motor itu adalah Honda NSR500V.
Karena pengembangan NSR500V itu, team Repsol Honda kemudian dibela oleh empat pembalap sekaligus yakni, Mick Doohan, Alex Criville, Tadayuki Okada dan Shinichi Ito.
Doohan dan Criville menunggang NSR500, Okada dan Ito menunggang NSR500V. Line up dua pembalap menunggang NSR500 dan dua menunggang NSR500V ini bertahan hingga musim 1999.
Mick Doohan kembali memenangkan gelar pada 1996 dan Honda kembali meraih gelar di konstruktor.
Kerja sama antara Repsol dan Honda pada periode 90an sangatlah sukses dan menghasilkan banyak kemenangan.
Mick Doohan memberikan lima gelar pembalap untuk team dan Alex Crivilie memenangkan satu gelar pada tahun 1999.
Selama enam tahun dari 1995 sampai 1999, pembalap Repsol Honda selalu keluar menjadi juara dunia.
Sayang dua tahun terakhir era 500cc, pembalap Repsol Honda gagal menjadi juara dunia. Walau begitu, pada 2001 Honda tetap memenangkan gelar konstruktor dan pembalap lewat Valentino Rossi dan tim Nastro Azzuro Honda.
Valentino Rossi dan RC211V yang Eksotis
Musim 2001 menjadi terakhir kali Motogp menggunakan motor 500cc dua tak sebagai regulasi utama. Musim 2002 menjadi awal dari regulasi empat tak.
Meskipun mesin 500cc dua tak masih membalap di musim 2002, namun semua tim pabrikan sudah berpindah menggunakan mesin empat tak.
Honda menjadi pabrikan yang memimpin pengembangan mesin empat tak. Saat semua tim pabrikan lain mengembangkan motor dengan basis motor GP500, Honda benar-benar membuat mesin baru menggunakan basis dan desain yang baru.
Hasilnya adalah RC211V bermesin lima silinder yang eksotis dan mendominasi. Musim 2002 Repsol Honda merekrut Valentino Rossi dan Tohru Ukawa sebagai pembalap utama.
Nicky Hayden kemudian menggantikan Ukawa pada 2003. Selama dua musim itu, Valentino Rossi mendominasi jalannya kejuaraan.
11 kemenangan pada 2002 dan sembilan kemenangan pada 2003, Valentino Rossi sukses mempersembahkan dua gelar pembalap dan dua gelar konstruktor pada Repsol Honda.
Musim 2004 menjadi musim yang kurang baik bagi Repsol Honda. Kehilangan Valentino Rossi menjadi pukulan berat bagi Repsol Honda.
Baik Nicky Hayden maupun Alex Barros tidak bisa memberikan performa yang baik bagi tim. Repsol Honda hanya mampu mengumpulkan enam podium.
Meski performa Repsol Honda tidaklah baik pada 2004, Honda tetap memenangkan gelar konstruktor lewat Honda Gresini dan Honda Pons.
Musim 2005 tidak terlalu berbeda dengan musim 2004, Repsol Honda tetap kesulitan tampil baik meskipun kini diperkuat oleh Max Biaggi.
Nicky Hayden tampil menjadi kejutan dan merebut tempat pembalap utama dari Biaggi. Kemenangan pertama Hayden di seri Amerika 2005 menjadi kemenangan pertama Honda sejak Rossi menang di Valencia 2003.
Beruntung pada 2006, Yamaha dan Rossi mengalami masalah motor, Hayden yang tampil konsisten sukses merebut gelar juara pembalap dan mengembalikan gelar juara konstruktor pada Honda.
Selain itu pada 2006, Honda merekrut Dani Pedrosa yang akan menjadi pembalap andalan Honda pada beberapa tahun ke depan.
Kesulitan di Era 800cc
Repsol Honda memasuki era 800cc dengan optimisme yang tinggi setelah pada musim sebelumnya berhasil merebut gelar dari tangan Yamaha.
Nicky Hayden masih menjadi rider utama kini didampingi oleh Dani Pedrosa yang sudah punya pengalaman satu tahun.
Honda mengembangkann motor baru yang mereka namai RC212V, berbeda dengan RC211V yang punya mesin eksotis dan tenaga yang besar. RC212V dirancang untuk lincah di lintasan.
Pengurangan kapasitas membuat Honda kembali ke format mesin empat silinder, kali ini menggunakan mesin V4.
Sayang, karena perubahan regulasi ini membuat dimensi motor juga bertambah kecil. Nicky Hayden sulit tampil baik di atas RC212V yang dirasa terlalu kecil untuk perawakannya.
Dani Pedrosa berhasil maju sebagai senjata utama Repsol Honda pada era 800cc. Pada tahun 2007 Pedrosa berhasil menjadi runner up begitu pula dengan musim 2010, tempat ketiga pada musim 2008, 2009 dan tempat keempat pada 2011.
Perawakannya yang kecil lebih cocok dengan RC212V daripada pembalap Honda yang lain.
Nicky Hayden kemudian memutuskan untuk hengkang ke Ducati pada 2009.
Repsol Honda kemudian menggantikan posisi Hayden dengan Andrea Dovizioso yang sebelumnya membalap bersama tim satelit.
Line up Pedrosa-Dovizioso ini bertahan sampai musim 2010. Walaupun Pedrosa bukanlah pembalap yang jelek, kurangnya keberuntungan dan kerap cedera serta Honda yang acapkali tidak bisa mengimbangi Yamaha, membuat Honda kesulitan menang di era 800cc.
Meski begitu, Honda tetap berada di barisan depan. Pada 2011, Repsol Honda merekrut Casey Stoner dari Ducati.
Karena belum bisa memutus kontrak salah satu pembalap mereka, maka pada musim itu Repsol Honda dibela oleh tiga pembalap. Pertama kalinya Repsol Honda dibela oleh lebih dari dua pembalap sejak musim 1999.
Hasilnya tidak mengecewakan, Honda akhirnya pecah telur dengan memenangkan kejuaraan pembalap dan manufaktur pada 2011.
Ini menjadi kemenangan pertama sekaligus terakhir Honda di era 800cc, karena pada musim 2012 Motogp kembali mengalami perubahan regulasi.
Casey Stoner keluar sebagai juara dunia, Dovizioso konsisten dan finish di urutan tiga, sementara karena cedera Pedrosa terpaksa duduk di peringkat empat.
1000cc, Marquez dan Kesulitan Meracik Aero Dinamika
Perjalanan Honda di era 1000cc terbilang cukup mulus di awal. Casey Stoner dan Dani Pedrosa bertahan di team pada musim 2012.
Pedrosa bahkan paling banyak memenangkan balapan pada musim itu, sayang gelar juara pembalap tidak bisa dikantongi karena ketidak beruntungan Pedrosa yang luar biasa.
Casey Stoner memutuskan pensiun pada akhir musim, dan sayang cedera menghalangi Stoner untuk kembali menjadi juara dunia.
Repsol Honda kemudian merekrut Marc Marquez dari Moto2 untuk menggantikan Stoner pada musim 2013.
Bersama Marquez, Repsol Honda serasa menemukan Mick Doohan dan Valentino Rossi yang baru. Marquez sukses merebut gelar dengan Repsol Honda sebanyak enam kali.
Pada 2013, 2014, 2016, 2017, 2018 dan 2019.
Namun sayang, setelah pengunduran diri Casey Stoner sebagai pembalap penguji Honda pada akhir 2017 membuat pengembangan Honda menjadi stagnan.
Bahkan nama besar seperti Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo tidak sanggup meng-handle RC213V lagi.
Pembalap Honda selain Marquez menjadi kesulitan beradaptasi dengan motor Honda yang semakin lama semakin ekstrim.
Puncaknya pada musim 2020 saat Marc cedara, tidak ada satupun pembalap Honda yang bisa bersaing di barisan depan.
Honda juga tertinggal jauh dari pabrikan lain dalam hal pengembangan aero dinamika. Banyak sumber mengatakan bahwa motor Honda mengalami stagnansi, berbeda dengan motor Eropa yang selalu mengalami perbaikan performa.
Marquez kemudian hengkang pada musim 2023, hal ini membuat Repsol mengurangi investasi mereka ke Honda pada musim 2024.
Bersama Joan Mir dan Luca Marini, Repsol Honda kini menjadi team yang sedang bersaing di papan bawah.
Regulasi baru Munculkan Harapan
Kendati berpisah dengan Repsol, Honda kiranya tetap memiliki harapan pada regulasi baru tahun 2027.
Motor baru akan menjadi langkah Honda untuk keluar dari buruknya performa mereka di akhir era 1000cc ini.
Repsol sendiri dirumorkan maju sebagai salah satu pesaing Petronas yang saat ini menjadi supplier bahan bakar tunggal di kelas Moto2 dan Moto3.