Akhir tahun 2013, Motogp akhirnya mengganti kelas Claiming Rule Team (CRT) menjadi kelas Open.
Perubahan ini ditunjukan untuk mempersempit perbedaan performa antara motor-motor CRT yang memakai mesin superbike ke motor-motor pabrikan.
Motor-motor openclass nantinya akan disuplai oleh pabrikan-pabrikan Motogp yang menyediakan motor lebih murah untuk dijual atau disewa oleh tim-tim kecil.
Yamaha memilih untuk menyewakan mesin mereka ke tim-tim kecil dan tim-tim tersebut bebas untuk mengembangkan chassis mereka sendiri.
Ducati malah melepas status factory mereka untuk masuk ke kelas open untuk mengembangkan motor.
Honda lebih memilih untuk men-downgrade RC213V untuk dijual murah ke tim-tim kecil. Motor itu adalah RCV1000R.

Sayang dari tiga pendekatan tersebut, Honda RCV1000R adalah yang paling gagal.
Bukan Kali Pertama Honda Buat Motor Prototipe “Murah”
Honda RCV1000R sendiri bukan pertama kali Honda membuat motor “murah” untuk tim-tim privateer dan independent di Motogp.
Honda pernah memproduksi Honda NSR500V, versi terjangkau dari motor legendaris mereka Honda NSR500.
Bermesin V Twin dan juga low maintenance, NSR500V terbukti menjadi primadona para tim-tim independent dan privateer.

Walau tenaga NSR500V tidak sekencang NSR500 yang bermesin V4, namun karena kelincahan dan bobotnya yang jauh lebih ringan, NSR500V mampu untuk bersaing dibarisan tengah bahkan beberapa kali menembus podium.
Berharap mengulangi prestasi tersebut, Honda akhirnya membuat RCV1000R untuk kelas open tahun 2014.
Namun berbeda dengan NSR500V yang punya prestasi lumayan baik, RCV1000R justru tampil kurang memuaskan.
Honda Salah Mengartikan Regulasi Kelas Open
Honda berasumsi bahwa motor-motor yang akan menghiasi kelas Open adalah motor yang dipersiapkan oleh pabrikan, dan tim-tim kecil hanya tinggal pakai.
Mereka kurang teliti pada poin bahwa pabrikan bisa hanya menyewakan mesin seperti yang dilakukan oleh Yamaha.
Karena itu Honda membuat RCV1000R yang mana merupakan step down dari RC213V tahun 2013.

RCV1000R tidak akan memiliki teknologi-teknologi terbaru Honda saat itu seperti Penultimate Valve, Seamless Gearbox, ECU Honda dan sistem elektronik advance milik Honda.
Sementara Yamaha menyewakan mesin YZR M1 tahun 2013 mereka ke tim-tim kelas Open dengan harga yang murah.
Tim-tim tersebut lalu mengembangkan Chassis mereka sendiri dibantu oleh Magneti Marelli sebagai supplier ECU.

Forward Racing menjadi tim paling sukses di sejarah kelas open dengan Forward-Yamaha milik mereka, motor dengan Chassis buatan FTR dan mesin M1 itu sukses mengasapi motor-motor kelas Open yang lain dan satu-satunya yang sanggup finish di podium.
Sementara Ducati bekerja sama dengan Avintia dan Pramac, mereka memilih untuk masuk ke kelas Open sebagai pabrikan.
Hal tersebut sempat diprotes oleh Yamaha dan Honda, maka dari itu Dorna akhirnya membuat status baru untuk Ducati yakni Factory 2, dimana kategori itu lebih longgar dari pabrikan namun tidak selonggar kelas Open.
Tertutup Hasil Tes Casey Stoner
Sebelum performa RCV1000R yang inferior terlihat di balapan, keberadaan motor ini tadinya disinyalir bisa mendominasi kelas Open.
Hal ini karena hasil waktu yang ditorehkan oleh Casey Stoner yang menguji RCV1000R begitu menjanjikan dan cepat.

Stoner bahkan dekat dengan catatan waktu yang ditorehkan oleh pembalap-pembalap di barisan depan saat itu.
Namun ternyata hasil itu karena bakat istimewa yang dimiliki oleh Casey Stoner dan bukan karena motornya yang bagus.
Terbukti pembalap-pembalap yang menggunakan RCV1000R sulit untuk berprestasi. Sebut saja Scot Redding, Hiroshi Aoyama, Karel Abraham dan bahkan mantan juara dunia Nicky Hayden kesulitan untuk membuat waktu yang baik.

Hayden dan Redding sampai-sampai berbicara mengenai kekecewaan mereka.
“Dengan power motor yang tidak bagus, tidak banyak yang bisa kami (Tim) lakukan. Kami tahu kekurangan itu ada di motor. Jadi, kami juga tahu Honda akan melakukan sesuatu untuk meningkatan performa motor.” Terang Hayden (dikutip dari MCN).
Redding kemudian menambahkan kalau RCV1000R kurang bisa diajak kompromi untuk melakukan manufer yang sulit.
“Saya setuju dengan Hayden. Ketika saya mengikuti Colin Edwards atau Aleix Espargaro (Pembalap NGM FTR Yamaha), mereka selalu bisa cepat pada posisi yang sulit.” Tegas Redding (Dikutip dari MCN).

Revisi menjadi RC213V-RS Tidak Membawa Banyak Perbedaan
Serangkaian hasil buruk ini membuat Honda akhirnya yang meninggalkan proyek RCV1000R mereka dan membuat RC213V-RS yang mana masih step down dari RC213V regular, namun lebih dekat secara spesifikasi.
Pada akhir musim 2014 saat Honda RC213V-RS diumumkan ke publik, Nicky Hayden percaya diri dengan spek yang Honda berikan pada RC213V-RS

“Sabelum tes resmi tentu tidak banyak informasi yang bisa saya sampaikan. Tapi dari spesifikasinya, saya yakin RC213V-RS akan lebih kompetitif. Kamu punya chasis yang hebat tahun ini namun power-nya sangat kurang, tapi itu sudah dibenahi. Memang masih ada pembenahan di sektor elektronik, tapi semua proses yang dilalui sudah tepat,” Kata Hayden (dikutip dari maniakmotor.com).
Biarpun begitu, Honda sepertinya memang tidak ditakdirkan sukses di kelas Open, karena pada tahun 2015 RC213V-RS juga gagal mendulang prestasi.
Terbukti dari tes awal musim 2015 di Sepang, Hayden hanya menempati posisi 16 dan kalah cepat dari Hiroshi Aoyama yang saat itu turun status menjadi pembalap penguji Honda.
Pada akhir musim, bahkan tanpa cedera seperti musim 2014, Hayden dan RC213V-RS malah menempati posisi yang lebih buruk daripada saat menunggang RCV1000R. Karena itu musim selanjutnya Hayden memutuskan pindah ke World Superbike Championship (WSBK).

Sementara program kelas Open di Motogp diberhentikan pada tahun 2016 dan Motogp kembali ke format tim pabrikan dan satelit independent biasa.
Kini dengan tidak adanya kelas Open maupun CRT lagi, pabrikan-pabrikan tidak lagi membuat motor yang terjangkau untuk dipakai tim-tim kecil.
Namun rasanya rindu juga melihat pabrikan-pabrikan berkesperimen untuk menyediakan motor yang lebih murah untuk tim-tim Independen.