
Legenda tak harus juara. Mungkin itu penggambaran terhadap seorang Randy Mamola.
Terlahir pada tahun 1959, pada usia 10 tahun merupakan era-era dimana Beatless merajai blantika musik dunia, membuat seorang Randy Mamola ingin menekuni dunia musik.
Keinginan itu bukan hanya keinginan belaka. Randy Mamola benar-benar nge-band.
Tapi namanya bocah, jiwa labilnya mengubah jalan hidupnya dua tahun kemudian, tepatnya saat usianya 12 tahun.
Mulailah Mamola membalap di track tanah. Kalau di tanah air dulu ada istilah grasstrack, maka di Amerika namanya Dirt track
Dua tahun berkarier di dunia balap, Mamola mendapat Sponsor dari pabrikan Yamaha.
Dengan berbekal sponsorship dari pabrikan motor asal Jepang, Mamola mulai serius untuk membalap di trek jalan raya Alias Road race. Diusia ini lah Randy tampaknya sudah mulai menemukan jati diri.
Ya, bersama Yamaha Randy fokus ke Road race.
Debut pertama Randy adalah ketika berkompetisi di New Zaeland, pada gelaran New Zaeland Marlboro Series. Randy tampil dengan perform yang sangat impresive.
Randy menyelesaikan pendidikan SMA pada umur 18 tahun di tahun 1977. Randy lalu mulai lebih serius dan mengikuti kompetisi secara lebih profesional di ajang kelas 250cc di bawah 250cc American Motorcyclist Assosiation.
Luar biasa! Debut pada tahun pertama ini menempatkan Randy sebagai Runner up klasemen akhir. Tentu saja ini progress yang luar biasa.
Tahun kedua Randy menorehkan prestasi yang sangat luar biasa. Ini dibuktikan ketika dia menyabet juara pertama kelas 250cc AMA.
Gaya membalapnya yang mirip Kenny Roberts Senior membuatnya dijuluki ‘Baby Kenny’. Gaya balap Randy didasari karena memang Randy mengidolakan Kenny Roberts.
Kejuaraan Transatlantic Trophy diikuti Randy pada tahun 1979. Kelas ini sebetulnya memperlombakan kelas 750cc. Makanya Mamola nggak mau berharap lebih di seri kejuaraan ini.
Tapi kadang hal tak terduga sering terjadi disaat kita tidak menduganya. Randy menempati klasemen kedua. Lagi-lagi kedua!
Di tahun yang sama, Randy juga memulai debut di kejuaraan Road race dunia. Kali kali ini menggunakan motor Bimota.
Feel tenaganya sama saja. Karena sebagai merk Italia, Bimota juga bermesin tiga garpu tala alias Yamaha.
Tapi karena Randy berselisih paham dengan sponsor Italia-nya, akhirnya memutuskan menggunakan Yamaha TZ-250.
Peluang naik kelas datang ketika Mike Baldwin, bekas rivalnya di 250cc cedera. Mamola akhirnya mengganti posisi Baldwin dengan Suzuki RG500-nya.
Mamola memasuki kompetisi di tengah musim balapan.
Ada hal unik di tahun ini. Perolehan poin ketika Mamola di 250cc tetap di hitung. Dan yang 500cc juga otomatis dihitung.
Sampai musim berakhir, Mamola menduduki posisi keempat klasemen di kelas 250cc, sedangkan di kelas 500cc, ada diurutan yang ke 8.
Tentu saja ini adalah hal yang sangat luar biasa mengesankan. Hal ini yang kemudian membuat Suzuki kesengsem untuk memasukkan Mamola dengan dukungan penuh dari pabrikan Suzuki untuk musim tahun 1980. Kehadirannya menggantikan Barry Sheene yang bergeser ke tim satelit Yamaha.
Lagi-lagi, Mamola menunjukkan bakatnya. Kemenangan pertama kelas 500cc di rengkuh saat di GP Belgia. Disusul kemudian di GP Inggris.
Pada akhir klasemen, ada hal yang sangat membuat Mamola bangga dan bahagia. Dimana dia menempati urutan kedua, dibawah sang idola, Kenny Roberts.
Dari tahun ke tahun, tak henti-henti Mamola tebar pesona.
Mengawali musim pada tahun 1981 dengan dua kemenangan, dua podium di posisi Runner up, Mamola sempat memimpin klasemen sementara, sebelum akhirnya Marco Luccinelli merenggut puncak klasemen akhir dengan empat kemenangan yang memupuskan impian Mamola untuk merenggut juara dunianya.
Randy harus puas duduk di posisi Runner up pada tahun 1981. Semua pasti akan berfikir, bahwa dalam waktu yang tak lama, Mamola pasti meraih gelar juara dunianya. Wajar, karena saat itu Mamola baru berusia 21 tahun. Perjalanan masih sangat akan panjang!
Musim berikutnya, adalah musim yang tidak mudah. Sepanjang musim Mamola terus menerus berjuang untuk sekedar mendapatkan perolehan poin. Tapi rupanya 1982 memang tahun yang jeblok buat Mamola. Mamola mengakhiri musim dengan hanya menempati posisi ke enam klasemen akhir.
Next, pada tahun 1983, Suzuki dan Mamola seolah tak berdaya menghadapi gempuran Yamaha-nya Kenny Robert dan Honda NSR500-nya Freddie spencer.
Dan tahun 1983 klasemen akhir dimenangkan oleh Freddy Spencer bersama Honda NSR500. Menyusul tempat kedua di tempati oleh Kenny Robert, sedangkan Mamola harus puas ada di posisi ketiga.
Sekali lagi, Mamola saat itu masih sangat muda. Dan dua kali dia musti menempati posisi dibawah sang idola, Kenny Robert. Mungkin ini adalah tuah yang di berikan oleh para pengamat, penggemar, dan pembalap lain yang menujuluki Mamola sebagai Baby Kenny. Dan dia musti ada di bawah Kenny. Setidaknya selama dua misum. Pertama, dia runner up ketika Kenny menjadi nomor satu. Salanjutnya menjadi yang ketiga ketika sang Kenny di posisi runner up!
Tahun 1984, Freddy Spencer berusaha membuat kesepakatan dengan takdir. Takdir memang sedang menguji Freedy dengan sebuah kecelakaan yang membuatnya cedera pada latihan pra musim Trans-Atlantic Match Races.
Honda tidak punya pilihan selain harus mengisi kekosongan jok Honda NSR500 yang sebelumnya di hela Spencer.
Pilihan jatuh pada seorang pembalap muda berbakat. Ya, Honda menarik Mamola masuk timnya.
Debut pertama Mamola di Honda sangat mempesona. Sayang hanya bisa meraih posisi dua di balapan pada Grand Prix Spanyol. Kali ini di bawah Eddie Lawson.
Rupanya, selain Rubens Barichello di Formula 1, di GP500, ada juga orang yang harus selalu jadi nomor 2. Yaitu Mamola. Kalau Barichello nomor dua karena sebagai bagian dari skenario Ferrari, maka Mamola sebagai bagian dari skenario takdir.
Buktinya tahun 1984 dia menempati posisi runner up di akhir klasemen!
Dan ini untuk yang ketiga kalinya!
Kejadian dramatik dilakoni Mamola sewaktu GP San Marino tahun 1985. Ketika motornya sedang melahap tikungan, tiba-tiba ban belakang kehilangan grip! Selepas tikungan, saat motornya sedikit stabil, tubuh Mamola tersodorong ke depan. Sampai dada berada tepat diatas stang motor. Tangan Mamola berusaha memegang handle dengan kuat agar tubuhnya tak terlempar ke depan motor.
Tubuhnya saat situ sudah tak ada lagi diatas motor, melainkan di sisi kanan. Motor pun sudah ada di luar aspal sirkuit. Tubuh Mamola tetap berusaha memegang kendali stir. Pas motor suda stabil tubuh Mamola segera meloncat lagi ke atas sadel motor dan meneruskan balapan.
Tak ada cedera, tapi ada kemungkinan tangan Mamola terkilir karenanya.
Pada tahun 1986 Mamola bergabung dengan tim Yamaha-nya Kenny Roberts. Setahun kemudian Mamola kembali memperoleh gelar runner up klasemen akhir untuk ke empat kali-nya!
Sepanjang kariernya, Mamola memenangi 13 balapan, dengan menempati posisi runner up di klasemen akhir pada tahun 1980, 1981, 1984, dan 1987.
Pada tahun 2018, pas menjelang GP Amerika dinobatkan sebagai salah satu pembalap legendaris. Acara yang di helat di Circuit Of The Americas di Austin, Texas langsung diawah pimpinan CEO DORNA Sport, Camelo Ezpeleta. Walau ada yang kurang setuju dengan pemberian gelar itu, toh keputusan DORNA didasarkan pada track record Mamola selama berkiprah di ajang GP500.
Alasannya, karena Mamola tak sekali pun juara dunia.