Sekilas tentang sirkuit Phillip Island, sirkuit ini terletak di bagian paling selatan Australia atau 140 kilometer dari Melbourne dan berada di negara bagian Victoria. Sirkuit yang terletak di tengah-tengah pulau ini memiliki luas 10.000 hektar dan telah diukur seseorang bernama Arthur Phillip atau gubernur pertama New South Wales. Maka itu disebut Phillip Island.
Sirkuit bersejarah Phillip Island merupakan sirkuit legenda, dan memiliki bentuk yang berbeda dibanding layout sirkuit lainnya. Desain layout sirkuit yang memanjakan banyak pembalap karena tikungan-tikungan berkecepatan tingginya, membuat banyak pembalap menyukainya. Karena karakternya sebagai sirkuit yang sangat cepat, membuat para pembalap harus dituntut untuk ekstra hati hati dalam menaklukan sirkuit ini.
Dengan kecepatan rata-rata yang dihasilkan oleh pembalap MotoGP di sirkuit ini bisa mencapai lebih dari 180 km / jam saat kondisi kering, sirkuit ini merupakan yang tercepat kedua setelah sirkuit Red Bull Ring di Austria. Kecepatan tinggi yang dihasilkan motor di sirkuit ini mengakibatkan keausan pada ban lebih cepat dari sirkuit lain, yang membuat balapan menjadi lebih rumit bagi pembalap saat memasuki lap lap terakhir.
Selain kecepatan tinggi, aspal juga menyebabkan ban mengalami keausan lebih cepat dari biasanya. Phillip Island adalah sirkuit bersejarah yang telah menjadi bagian dari Grand Prix sejak 1989, sejak saat itu aspal di sirkuit ini selalu memberikan tantangan khusus bagi penyuplai ban MotoGP, dalam hal ini Michelin. Pada tahun 2016 dan 2017, Michelin membuat kompon ban khusus untuk menyelesaikan masalah keausan ban pada sirkuit ini. Namun sampai sekarang masalah ini masih ada. Diharapkan untuk tahun ini solusi yang dilakukan oleh Michelin bisa menyelesaikan masalah keausan pada ban.
Phillip Island merupakan sirkuit yang sangat dekat dengan laut, angin di sirkuit bisa sangat kuat. Angin ini juga dingin, yang bisa menurunkan suhu aspal di sirkuit yang berkarakter cepat ini. Itulah sebabnya pada bagian tertentu lintasan agak licin karena sedikitnya cengkeraman pada aspal, sementara pada bagian yang lain aspalnya memiliki cengkraman yang kuat pada ban. Angin tidak hanya menimbulkan masalah bagi ban motor, tapi pembalap pun bisa terhempas oleh angin yang sangat kecang berhembus. Seperti kecelakaan parah yang dialami Miguel Oliviera saat sesi latihan berlangsung, yang membuat Dorna merubah jadwal balapan untuk menghindari kecelakaan serupa terjadi. Miguel terlihat tidak bisa mengerem motor dengan baik saat akan masuk tikungan, membuatnya seperti terhempas, lalu terjatuh dengan sangat keras. Ini membuatnya harus absen di dua seri tersisa pada musim balap tahun lalu karena cidera.
Kemudian tantangan lain yang harus dihadapi pembalap adalah cuaca. Cuaca di Phillip Island ini sangat unik, seperti halnya cuaca di kawasan asia pasifik. Tetapi cuaca disini benar-benar tidak dapat diprediksi pada tahun tahun ini, seperti saat matahari terik yang mucul, namun selang beberapa jam kemudian hujan lebat bisa turun secara tiba tiba. Hal ini tidak hanya mempersulit untuk menetapkan strategi balapan, tetapi juga berarti bahwa kondisi aspal dapat berubah.
Untuk menghadapi tantangan ini, ban dengan pola tapak asimetris yang telah disediakan oleh Michelin akan optimal bila digunakan dalam kondisi ini. Di Phillip Island, sisi kiri ban bersentuhan dengan aspal dan sisi kanan menerima beban hembusan angin dingin seperti yang terjadi di Sachsenring. Ini berarti bahwa bagian sisi kiri ban membutuhkan kompon yang keras untuk menahan keausan dan bagian kanan ban harus lebih lembut untuk meningkatkan cengkeraman terhadap aspal.