Sejak kelas Moto2 pertama kali diadakan pada tahun 2010 Dunlop sudah menjadi supplier ban setia bagi kelas Moto2.
Bahkan sejak era GP250, Dunlop sudah menjadi supplier ban yang dominan pada kelas menengah Motogp itu.
Namun secara tiba-tiba Pirelli diumumkan akan menggantikan Dunlop sebagai supplier Tunggal Moto2 mulai musim 2024 ini membawa perubahan yang cukup radikal.
Pasalnya banyak pembalap yang sudah terbiasa dengan karakter Dunlop, bahkan Kalex selaku supplier chasis paling dominan di Moto2 saja harus mengulang dari awal dalam mengembangkan chasis mereka.
Karena chasis harus dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan dari karakter ban. Jadi bagaimana Pirelli mempengaruhi jalannya kompetisi Moto2 sejauh ini? Mari kita lihat.
Karakter Ban Dunlop Sangat Keras
Dunlop sendiri sebagai supplier Moto2 selama bertahun-tahun memiliki karakteristik yang sangat khas dan keras.
Karakter keras ini diperoleh karena Dunlop juga menggunakan kompon tersebut dalam kejuaraan Endurance World Championship atau EWC.
Tentu kompon yang digunakan pada kejuaraan itu harus mempunyai daya durabilitas yang baik dan bisa bertahan lebih lama daripada kompon ban merek lain.
Karena fokus pada durabilitas ini, kompon Dunlop tidak memiliki cengkramanan berperforma tinggi seperti ban Michelin maupun Pirelli sekarang.
Sehingga bisa kita lihat di Moto2, pembalap bisa menghemat kompon sampai akhir-akhir balapan dan jarang terjadi pergantian posisi.
Secara tidak langsung, ban Dunlop juga menjadi salah satu penyebab kenapa persaingan di Moto2 dalam memperebutkan posisi tidak seseru Moto3 maupun Motogp.
Karakteristik Ban Pirelli
Ban Pirelli terkenal dengan karakteristik memiliki kompon yang lunak jika dibandingkan dengan merek ban lain saat ini.
Bisa dibilang Pirelli memiliki karakteristik yang bertolak belakang dengan Dunlop. Jika Dunlop memiliki kompon keras untuk durability, maka Pirelli punya ban lunak yang ditujukan untuk performa.
Keistimewaan Pirelli terletak di kompon ban depan yang bisa menjaga stabilitas pengereman lebih, namun lemah di area belakang, hal ini pernah diungkapkan oleh Toprak Razgatioglu.
Karakternya bisa dibilang mirip dengan Ban Bridgestone 16.5 Inch yang pernah dipakai di Motogp, namun Pirelli menggunakan diameter 17-inch seperti Michelin.
Pembalap harus menaruh perhatian ekstra pada kompon ban belakang, karena kompon bagian belakang lebih cepat mengalami penurunan performa dibanding kompon ban depan.
Kalex Kesulitan
Peralihan dari Dunlop ke Pirelli ini nyatanya begitu berdampak pada chasis Kalex di awal musim.
Memasuki musim dengan chasis hampir sama dengan musim sebelumnya, Kalex harus menelan pil pahit dikalahkan oleh Boscoscuro sampai pada GP Jerman.
Baru pada GP Inggris sampai pada GP Jepang, Kalex bisa kembali ke pimpinan constructor Moto2.
Alex Baumgartel yang merupakan salah satu pendiri Kalex mencoba menjelaskan mengapa Kalex bisa kesulitan pada awal musim.
Alasan utamanya adalah tidak adanya referensi performa ban Pirelli sebelumnya. Pada test pramusim dan rangkaian Latihan bebas di seri pertama GP Qatar, Kalex dan team tidak mendapatkan cukup data untuk mengetahui garis besar performa Pirelli.
Jadi dengan alasan itu, Kalex akhirnya memilih untuk menyuplai para team dengan chasis yang sama seperti musim 2023 yang masih menggunakan Dunlop.
Ternyata chasis ini tidak bisa mengakomodir kebutuhan ban Pirelli dan tidak bisa memberikan stabilitas pada saat digeber.
Data WSBK Tidak Bisa Digunakan untuk Pengembangan Chasis Moto2
Sebenarnya Kalex punya akses data yang mudah jika mau meminta data ban Pirelli dari team WSBK Honda, karena saat ini Kalex masih bekerja sama dengan HRC. Namun menurut Baumgartel, data dari WSBK tidak akan banyak membantu.
Hal ini karena WSBK dan Moto2 memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Bahkan data WSSP yang sama-sama kelas menengah juga tidak bisa dipakai.
WSBK punya lebih banyak tenaga pada mesin, namun chasisnya lebih fleksibel dan lunak jika dibandingkan dengan Moto2 yang lebih ringan sekaligus lebih kaku, tipikal chasis prototype.
Baumgartel sendiri menjelaskan bahwa dia sempat melihat data telemetri WSBK namun banyak hal yang tidak bisa ditransfer ke Moto2.
Alhasil, meski Pirelli menggunakan jenis kompon yang sama persis pada WSBK dan Moto2, namun bukan berarti data WSBK bisa digunakan begitu saja di Moto2.
Boscoscuro Bisa Curi Start
Kesulitan Kalex ternyata tidak dialami oleh Boscoscuro pada awal musim. Boscoscuro hanya menyuplai empat chasis pada dua team.
Tiga diantara empat pembalap yang menggunakan Boscoscuro kini menempati tiga besar Moto2. Ai Ogura, Sergio Garcia dan Alonso Lopez.
Meski kini Kalex sudah bisa mengejar, namun pembalap Boscoscuro sudah memiliki basis poin yang besar untuk mempertahankan posisi di klasemen sementara.
Chasis Boscoscuro terbukti punya fleksibilitas yang cukup baik untuk mengekstrak performa ban Pirelli dari awal musim.
Lap Time Terus Menerus Membaik
Lap time dari ban Pirelli juga semakin membaik dari seri ke seri. Pada race pertama di Qatar, pembalap kesulitan mencetak waktu yang sama dengan ban Dunlop.
Bahkan Alonso Lopez lebih lambat 13 detik secara keseluruhan jika dibandingkan saat memakai ban Dunlop.
Namun dengan bertambahnya data yang diperoleh oleh team, dan juga adaptasi pembalap serta penambahan kompon ban yang lebih cocok membuat lap time Moto2 terus menerus membaik dan bahkan lebih cepat daripada saat menggunakan Dunlop.
Mulai pada GP Amerika, laptime dari Moto2 bertambah menjadi lebih cepat satu detik dibandingkan pada saat masih memakai Dunlop.
Diperkirakan juga kalau peningkatan lap time ini masih bisa terjadi pada musim depan, saat team dan chasis supplier sudah mendapat lebih banyak data performa Pirelli.
Pirelli Tertarik Menyupplai Kelas Motogp
Setelah sukses menyupplai Moto2 dan Moto3, Pirelli juga dikabarkan tertarik untuk menyupplai ban di kelas Motogp.
Namun Michelin nampaknya tidak tertarik melepas posisi mereka sebagai supplier Tunggal Motogp ke Pirelli dan sudah mengantongi kontrak hingga musim 2026.
Sebelumnya Pirelli memang belum pernah punya pengalaman menjadi supplier ban kelas Motogp.
Karena Pirelli sudah menjadi supplier tunggal WSBK sejak musim 2004 dan waktu itu Motogp menjadi arena perang antara Bridgestone dan Michelin.
Bridgestone lalu menjadi supplier tunggal Motogp dari tahun 2009 hingga 2015. Sempat dirumorkan menjadi supplier tunggal baru pada musim 2016.
Pirelli kalah tenor dari Michelin untuk menjadi supplier kelas Motogp. Saat ini Pirelli menjadi supplier tunggal ban di kelas WSBK, WSSP, WSSP 300, Moto2 dan Moto3 bahkan Formula One.
Sehingga kemampuan Pirelli untuk menjadi supplier tunggal ban di Motogp tidak perlu diragukan lagi.
Pembalap WSBK Bisa Lebih Mudah Pindah
Jikalau Pirelli benar-benar menjadi supplier tunggal ban di Motogp, maka bisa jadi pembalap WSBK bisa leih mudah pindah ke Motogp.
Karena Pirelli pasti menggunakan kompon ban yang sama dengan yang digunakan pada WSBK atau mungkin menyesuaikan kompon yang digunakan pada Moto2.
Toprak Razgatioglu pernah berpendapat, kalau saja Motogp menggunakan ban Pirelli, mungkin proses adaptasi pembalap WSBK ke Motogp bisa sedikit lebih mudah.
Karena pada dasarnya lebih sulit berpindah merek ban daripada berganti motor.