MotoGP merupakan balap motor di level tertinggi yang senangtiasa mampu menyuguhkan duel-duel menegangkan di setiap serinya. Ketatnya persaingan tak jarang membuat pembalap harus berjuang lebih demi mendapatkan kemenangan atau hasil maksimal saat balap. Terkadang mereka dihadapkan dengan sebuah problem yang dapat mengganggu performa para Rider ini di lintasan.
Selain fokus dan konsentrasi yang tinggi ketika race, pembalap juga membutuhkan dukungan lain, seperti settingan motor yang pas dan pemahaman pada karakter sirkuit yang baik. Mereka harus tau dimana di sektor mana saja tunggangan mereka memiliki keunggulan dan di area mana saja motor tersebut kurang maksimal. Hal ini penting untuk bisa mencatatkan waktu putaran tercepat.
Disamping itu, ada faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil balap seorang Rider di lintasan, seperti pengaturan strategi dan persiapan yang baik dari tim. Hal ini sangat erat kaitannya terhadap performa ketika membalap di lintasan, sebab dengan strategi dan pemilihan part motor yang tepat, akan memudahkan pembalap untuk mengeluarkan potensi motor secara maksimal.
Namun ada kalanya kedua hal ini tidak berjalan dengan baik karena berbagai kemungkinan. Jika itu terjadi, maka hal tak terduga bisa saja terjadi saat race. Hampir semua pembalap pernah mengalami kendala ini. Bahkan terkadang muncul situasi dimana mereka harus mencoba berjuang dengan cara lain ketika motor mengalami kendala saat balapan.
Yang lebih beratnya lagi adalah bila cara tersebut menguras energi dan fisik. Seperti yang terjadi pada beberapa pembalap berikut ini. Mereka sampai harus “nekat” mendorong motornya hingga garis finish akibat masalah serius pada motor. Bagaimana itu bisa terjadi? Lalu bagaimana hasil balap mereka dengan cara mendorong motor? Untuk mengetahui jawabannya, mari kita simak ulasannya berikut ini.
Pembalap Yang Mendorong Motor Hingga Garis Finish
1. Patrik Pulkkinen (Moto3 GP San Marino 2017)
Nama Patrik Pulkkinen mungkin terdengar tidak familiar bagi pecinta balap. Ya, Pulkkinen memang tidak memiliki catatan karir yang panjang didunia balap motor. Datang dari Helsinki, Finlandia membuat Pulkkinen sebagai salah satu Rider yang unik sekaligus menambah warna baru di kelas Moto3 2017.
Pasalnya di kelas ini tidak banyak pembalap yang berasal dari Finlandia, sehingga kehadiran Pulkkinen sebetulnya membawa harapan baru untuk publik Finlandia di kancah balap motor internasional. Sebelum terjun di kelas Moto3, Pulkkinen mengikuti ajang Red Bull MotoGP Rookies Cup pada 2015-2016, tahun dimana pertama kali Patrik memulai debutnya sebagai Professional Rider.
Selama 2 musim, Pulkkinen mencatatkan prestasi terbaiknya dengan meraih Fastest Lap race pertama GP Brno 2016 dan finish di urutan 5 di race kedua GP Brno 2016. Pada 2017 Pulkkinen mendapat kesempatan untuk masuk ke kelas Moto3 setelah mendapat penawaran dari Peugeot MC Saxoprint dan setuju untuk bergabung dengan tim tersebut untuk musim 2017.
Pulkkinen pun di perkenalkan ke publik pada presentasi Saxoprint di markasnya, Dresden. Saat memulai karirnya di Moto3, usia Pulkkinen baru 15 tahun. Di Saxoprint, Pulkkinen di duetkan dengan Jakub Kornfeil yang berumur 23 tahun. Kombinasi pembalap senior dan muda ini diharapkan mampu membawa hasil yang positif untuk tim.
Sayang, ketika musim balap telah berjalan, Pulkkinen terlihat kesulitan bersaing dengan pembalap muda lainnya. Pulkkinen pun kerap berkutat di posisi 20-30 saat balapan berakhir. Meski tidak memiliki prestasi cemerlang, namun ada sebuah kejadian yang sempat menimpa Pulkkinen dan menjadi sorotan banyak pihak. Kala menjalani balap di GP San Marino 2017, Pulkkinen mengalami sebuah insiden di lap terakhir.
Mesin motornya mati dan tak bisa melanjutkan race dengan normal. Akhirnya jalan terakhir pun di tempuh. Pulkkinen mendorong motornya hingga mencapai garis finish. Walaupun bersusah payah menyelesaikan race, Pulkkinen dinyatakan tidak finish (DNF) dan tidak memperoleh point.
Karena prestasinya yang kurang memuaskan, kontrak Pulkkinen pun tidak diperpang untuk musim 2018 sehingga membuat tahun 2017 menjadi satu-satu kesempatan yang didapatkan Pulkkinen untuk membalap di kelas Moto3. Setelah itu namanya tak pernah lagi muncul di ajang balap internasional lagi.
2. Julian Simon (Moto2 GP Le Mans 2012)
Julian Simon mengawali balapan Moto2 di seri Le Mans 2012 dari grid ke 11. Sementara Pole Position ditempati oleh Marc Marquez. Sepanjang balapan Simon berusaha keras untuk bisa merangsek ke baris depan. Simon pun berhasil menyalip beberapa pembalap dan menempati urutan ke 6, bahkan sempat mendapati sebuah insiden ketika motornya bersenggolan dengan Simone Corsi.
Namun usaha keras Simon selama race menemui kendala yang tak terduga di akhir balapan. Ketika balapan telah masuk putaran terakhir, Thomas Luthi terlihat telah melintasi garis finish. Saat kamera berpindah dan menyorot ke arah Simon, tiba pemandangan tak wajar terlihat. Dalam pantauan kamera, Simon nampak sedang mendorong motornya.
Penonton dibuat keheranan dengan kejadian itu, sebab kejadian itu luput dari pantauan kamera yang tengah fokus menyorot ke Thomas Luthi di garis finish. Pasca Crash, pembalap Suter yang pernah menjadi juara dunia kelas 125cc itu bergegas menegakkan motor Blusens-nya dan memilih untuk mendorongnya hingga mencapai FInish Line. Alhasil Simon hanya mampu menyelesaikan balapan di posisi ke 13 dengan 3 point.
Lalu apa yang terjadi pada Simon? Apakah mengalami Crash? Ternyata tidak. Sebelumnya sempat tersiar berita bahwa cairan di motor Simon bocor dan menyebabkan mesin macet. Namun setelah mengklarifikasi masalah ini, ternyata diketahui bahwa problem sebenarnya ada di bagian kelistrikan, bukan mesin yang rusak atau Crash.
Sebetulnya Simon pantas mendapatkan hasil lebih baik, mengingat perjuangannya yang keras untuk bisa berada di 6 besar. Namun begitulah balapan, terkadang ada hal-hal teknis ataupun non teknis yang muncul saat race dan tidak dapat diprediksi sebelumnya, yang mungkin saja akan merugikan pembalap untuk meraih hasil terbaik.
3. Achmad Yudistira (FIM Asia Road Racing Cup GP Buriram 2015)
Pada 2015, Ahmad Yudhistira bergabung dengan tim Manual Tech KYT Kawasaki dan membawa nama besar bangsa Indonesia untuk berprestasi di kancah balap Asia. Pada gelaran balap di GP Buriram 2015, Ahmad Yudhistira mengalami peristiwa yang cukup langka terjadi di ajang AARC.
Di race pertama, Ahmad Yudhistira berhasil menyabet podium ke 3. Sebenarnya ada kesempatan untuk bisa meraih podium ke 2. Namun di tikungan terakhir pembalap Thailand, Anucha Narkcharoensri dari Yamaha Thailand Racing Team menggusur tempatnya dan berakhir di urutan ke 3 bagi Ahmad Yudhistira.
Dengan pencapaian yang bagus di race pertama, Ahmad Yudhistira berusaha mendapatkan hasil yang lebih baik di race kedua. Namun justru kejadian tak terduga muncul. Ahmad Yudhistira terjatuh di tikungan yang sama ketika di ovetake Anucha pada race pertama. Nampak tikungan itu sangat Tricky untuk Ahmad Yudhistira. Sebab pada sesi QTT pun Ahmad Yudhistira pernah terjatuh di sektor tersebut.
Penyebab utama jatuhnya Ahmad Yudhistira adalah ban yang kehilangan grip saat menikung. Sepanjang race, Ahmad Yudhistira terus memacu motornya secara cepat yang menyebabkan grip ban motornya habis di akhir balapan.
Ditambah lagi dengan kesalahannya saat membuka gas terlalu cepat yang menyebabkan motornya High Side. Setelah terjatuh, Ahmad Yudhistira kemudian berdiri dan mendorong motornya yang hanya beberapa meter dari garis finish. Akibat kejadian itu, Ahmad Yudhistira hanya mampu finish di urutan ke 19. Sebuah penyesalan besar ketika kemenangan sudah sangat dekat didepan mata.
Meski begitu, usaha Ahmad Yudhistira untuk tetap melanjutkan balapan dengan mendorong motornya itu tetap mendapat apresiasi positif dari penonton. Aksi Ahmad Yudhistira itupun kini menjadi sejarah yang tak terlupakan dalam ajang balap AARC.