Di planet ini ada dua ajang kejuaraan open wheel ternama dan merupakan puncak teknologi. Pertama Formula 1 yang pertama kali di gelar di Eropa, dan kini dibawah pengelolaan FIA rata-rata tim bermarkas di Inggris, sehingga beberapa orang menyebut bahwa Formula 1 adalah olahraga otomotif khas Inggris.
Kedua Indicar. Dibawah pengelolaan yang berbeda, Indycar berpusat di Amerika dan merupakan openwheel khas Amerika.
Dan sebagai ‘saingan’ Indycar, Formula 1 dulunya nggak populer di negeri Paman Sam. Mereka punya segmen masing-masing. Tapi around the world, Formula 1 lebih tenar karena penyelenggaraannya hampir ada di lima benua.
Itu pula yang menyebabkan banyak pembalap Inggris lebih tertarik untuk menekuni Formula 1 daripada Indycar. Sebaliknya, pembalap Amerka pun jarang yang ikut terjun di Formula 1.
Tapi bukan berarti tida ada orang Inggris yang tak tertarik di ajang Indycar. Sejarah pernah mencatat seorang Dan Wheldon yang turun di Indycar dan sekaligus tutup usia pada ajang itu per 16 oktober 2011 pada kecelakaan waktu balapan di Las Vegas.
Dan satu lagi, yang sampai sekarang masih hidup dan menjadi legenda pria Inggris yang pernah menjuarai ajang itu, walau hanya sekali dan satu-satunya kemenangan diajang itu!
Uniknya, kemenangan itu di raih oleh pembalap berkumis setelah setahun sebelumnya meraih gelar juara dunia pertamanya di Formula 1 bersama Williams!
Awal karier
Memulai balapan Gokart pada usia belasan tahun bukan hal mudah bagi Mansell. Kesulitan yang dialami Mansell bukan soal umur, Kisah Mansell mirip James Hunt, walau tak sama persis. Mansell semasa kecil tak mendapat hadiah Gokart dari orang tuanya seperti beberapa pembalap yang umumnya di usia dini mendapat hadiah Gokart untuk berlatih.
Kendati sudah belajar mengemudi mobil pada usia tujuh tahun, toh kesempatan membalap Gokart baru datang di usia 15 tahun, karena diusia segitu dia baru bisa bekerja sambal sekolah hanya demi sebuah Gokart yang nantinya dipakai balapan. Bukan itu saja, menurut beberapa sumber resmi, Mansell sudah bisa mencukupi kebutuhannya sendiri.
Tanpa sponsor, Mansell akhirnya masuk Karting. Merasa bakatnya sudah terasah dan bermodalkan kemenangan-kemenangan selama di ajang mobil Karting, Mansell melangkah ke kelas yang lebih tinggi. Single seater Junior yang menjadi batu loncatan pada pembalap untuk bisa merambah Formula 1, yaitu Formula Ford.
Debutnya di Formula Ford di mulai pada tahun 1976 yang artinya itu usia yang ke 23! Sudah sangat berumur kan? Bayangin dengan pembalap-pembalap era baru. Sebastian Vettel usia 23 tahun sudah juara. Sementara legenda Inggris lain, Lewis Hamilton, juga diusia 23 suda bisa menjuarai kasta tertinggi.
Sementara Mansell, di usia yang ke 24 baru mencoba Formula Ford, yang artinya perlu beberapa tahapan lagi untuk bisa masuk Formula 1.
Tapi lebih baik terlambat daripada memendam bakat yang tak tersalurkan. Dadn di usianya yang suda cukup matang, pada debut awal masuk, Mansell sudah menggebrak dengan mendominasi seri balapan sepanjang musim. Setidaknya dia merenggut 6 dari total 9 balapan!
Sedangkan prestasi berikutnya di raih pada ajang Formula Ford International pada 1977. Sikap keras kepala Mansell tergambar ketika dia di klaim sudah tidak bia turun balapan akibat cedera leher, tapi masih ngotot untuk tetap bisa turun di ajang yang lebih tinggi, yaitu Formula 3.
Tak cukup punya duit, Mansell nekat menjual apapun yang dimiliki demi membiayai debutnya. Saking cintanya pada balapan dan ingin tetap fokus, tawaran menggiurkan dari sebuah perusahaan pesawat ditolaknya mentah-mentah.
Sempat turun di Formula 3, akhirnya berkat kedekatannya dengan Colin Chapman ( Bos Lotus), Mansell pun mendapat peluang untuk menjadi test driver untuk Lotus. Hmm…tahun ini Lotus termasuk tim yang lumayan. Berada di grid tengah. Sehingga jadi test driver pun rasanya sudah berkah yang luar biasa. Apalagi kalau kelak bisa membalap sebagai pembalap reguler.
Akhirnya di usia 27 tahun itulah karier Mansell di Formula 1 dimulai. Berawal dari pembalap tes yang cukup kencang, beberapa penampilannya membuat Colin Chapman kesengsem, akhirnya Mansell ditarik pertengahan musim sebagai pembalap reguler!
Petaka di tubuh Lotus terjadi ketika keatian mendadak Colin Chapman. Duka mendalam di alami Mansell sebagai orang dekat Chapman. Peter Warr akhirnya membuat Mansell merasa nggak nyaan berada di tim. Beberapa kali mereka terlibat pertikaian kecil. Peristiwa GP Monako 1984 adalah salah satu contoh diantaranya.
Mansell yang bermasalah dengan bantalan rem meminta kepada Warr, tapi Warr menolak. Akhirnya dengan rem yang payah. Mansell yang saat itu ada di P2 gagal mencapai podiumnya. Mansell pun melontarkan kekecewaan yang berujung hengkang dari tim di akhir musim..
Kenangan yang tak terlupakan yang lain bersama Lotus terjadi di GP Amerika di sirkuit Dallas. Yaitu ketika Mansell nekat mendorong mobil sampai garis finish demi mencapai urutan ke 6!

Dalam sejarah karier Mansell, keluar masuk Williams sebanyak tiga kali. Dan tahun 1985 adalah tahun pertamanya pada bagian pertama berada di Williams. Berpasangan dengan pembalap Jerman yang merupakan ayah dari Nico Roeberg, Mansell merasa nyaman di tim. Mansell mengatakan bahwa Keke adalah rekan terbaik sepanjang kariernya di Formula 1.
Di tim ini Mansell dijuluki Red five. Karena nomor mobilnya 5 dan berwarna merah. Disini perlahan tapi pasti, bakat Mansell sangat terlihat. Setidaknya finish kedua di GP Belgia yang kelak disusul kemenangan pertamanya yang ditunggu selama lima musim di GP Eropa yang di gelar di Inggris, kandangnya Mansell, dan juga kandang Williams.
Paket mobil bermesin Honda yang tangguh, dipadu dengan sasis hebat membuat Mansell makin optimis menghadapi musim. Ditambah dengan perasaan nyaman dengan teman setim. Hal itu di buktikan apda kemenangan kedua di GP Afrika. Label new rising star pun tersemat pada Nigel Mansell.
Bermodalkan dua kemenangan, sekali podium dua serta 31 poin membuat Mansell di dapuk sebagai penantang juara pada tahuh berikutnya.
Sayang sekali, teman setim kali ini bukanlah orang yang membuat Mansell nyaman. Dia adalah seorang Nelson Piquet, from Brazil. Piquet seringkali melontarkan olok-olok kepada Mansell dengan sebutan bodoh. Bukan hanya dia, bahkan istrinya pun tak luput dari julid, si Piquet.
Anjing menggonggong kafilah berlalu, itu prinsip Mansell. Mansell memilih tetap fokus pada balapan ketimbang meladeni olok-olok Piquet yang tak ada manfaat!
Ditengah tekanan dan olok-olok Piquet, debut Mansell sangatlah membuat puas. Sepanjang musim Mansell memenangi 5 balapan dan 4 podium. Selisih dua poin dari Alain Prost dari Mclaren, Mansell harus puas di posisi dua klasemen akhir. Saat itu Mansell membukukan 70 poin, sedangkan Prost 72 poin. Ditempat ketiga ada Piquet rekan setim yang nyinyir dengan menyumbagkan 69 poin dan kombinasi dari keduanya menempatkan Williams sebagai juara konstruktor tahun 1987.
Runner up bisa jadi kemajuan luar biasa dalam karier Mansell. Tapi seorang yang bermental juara nggak akan puas hanya jadi Runner up. Karena Runner up is first looser.
Dan ini bukanlah puncak karier Mansell.
Ditengah upaya Mansell berjuang menjadi yang pertama, terjadi perubahan pemasok mesin. Honda hengkang ke McLaren, dan Mansell pun kedodoran dengan mobil Williams bermesin JUDD yang payah.

Hengkang ke Ferrari
Mengakhiri musim yang buruk, tahun berikutnya Mansell pindah ke Ferrari.
Dan saat itu Ferrari lagi paceklik. Tim dalam keadaan yang payah. Tak banyak yang bisa diperbuat Mansell menyangkut kariernya.
Sampai akhirnya setelah dua musim berada di Tim Maranello, Mansell comeback ke Williams yang kali ini bermesin Renault, berspondor Elf, dan seorang Desainer bernama Adrian Newey yang kelak menjadi desainer legend.
Paket mobil super canggih Williams siap dihela. Sebagai tim kaya, Williams royal ‘belanja’ teknologi. Mengawali bagian dua di tim ini penampilan sangat Impresif!
Mansell, tetaplah The Red Five disini. Mansell langsung menggebrak menjadi penantang gelar. Tapi karena Williams sedikit terlambat dalam mengembangkan Girbox semi otomatis, maka Mansell tidak kuasa membendung laju Ayrton Senna dengan Mclaren-nya.
Akhirnya Mansell hanya bisa menempati posisi 2 klasemen akhir.
Kemajuan di Williams pada tahun 1992 di Williams menjadi tonggak sejarah seorang Nigel Mansell dalam sejarah kariernya di Formula 1. Seperti kami sebutkan sebelumnya, bahwa kecanggihan yang jadi puncak teknologi mobil balap tersemat di mobil FW 14B yang legend.
Tunggangan Mansell yang dilengkapi Active suspension, Anti Lock Braking System’ (ABS), traction Control, serta Gearbox semi otomatis melaju tak terbendung mengantarkan lima kemenangan berturut-turut diawal musim!
Setim Ricardo musim ini adalah Ricardo Patresse.
Total kemenangan sepanjang musim adalah 9 kali. Hasil itu masih ditambah tiga kali podium. Total poin yang dikumpulkan diakhir musim adalah 108 poin.
Saking dominannya, selisih poin Mansell sebagai juara dunia dengan Runner up adalah 52 poin yang di raih oleh rekan setim, Patresse.
Sementara diluar rekan setim, pesaing terdekatnya adalah seorang pembalap baru dari tim Benetton asal Jerman, Michael Schumacher yang saat itu menungumpulkan 53 poin.

Juara Dunia
Musim 1992 adalah puncak karier Mansell di Formula 1. Musim 1993, ada sejumlah kesalahan pahaman dengan tim yang akhirnya membuat Mansell hengkang.
Kali ini bukan pindah tim. Melainkan pindah ajang balapan!
Mansell ‘menyeberang’ ke Indycat. Memulai musim dengan gemilang dengan tim Newman dibawah kepemilikan HAAS, Mansell mencatatkan kemenangan pada balapan perdana di Australia.
Musim 1993 di Indycar adalah musim perdana yang menggembirakan. Mansell menjuarai seri kejuaraan untuk tahun 1993.
Mansell menjadi pembalap Inggris yang menjuarai dua ajang balapan antara Formula 1 dan Indycar pertama dan satu-satunya hingga saat ini.
Selepas Indy, Mansell kembali lagi ke Williams selepas kematian Senna pada tahun 1994. Sekelas Senna, Kursi diisi oleh test driver David Coulthard. Dan Mansell hadir menggantikan Coulthard di sisa musim.
Karena tidak menjalani musim secara penuh, Mansell di bayar per race.
Mau tahu gaji per race? 900 ribu poundsterling! Sebuah angka yang fantastis, mengingat Damon Hill sebagai pembalap utama digaji ‘hanya’ 300ribu poundsterling sepanjang musim.
Tapi tentu besaran itu sebanding, mengingat kisah panjang Mansell di Williams serta pernah menyumbangkan kemenangan buat Williams.
Sedangkan Hill, walau saat itu pembalap utama, tapi merupakan ‘anak baru’.
Toh pads usia yang sudah cukup tua untuk ukuran pembalap, Mansell masih bisa memnangkan dua balapan.
Perlu ditegaskan, selain di politik, Formula 1 juga sarat akan kepentingan satu sama lain. Orang yang mula-mula kita benci, atau yang kita tidak kita kenal sekalipun, satu saat karena persamaan kepentingan, pasti akan bergabung sebagai partner. Itulah yang selanjutnya terjadi pada diri Nigel Mansell di tahun 1995 selepas dari Williams. Gabung dengan Mclaren, dan musti masuk dalam tim yang di kepalai oleh Ron Dennis!
Keduanya tidak pernah bertatap muka satu sama lain. Tapi demi tuntutan sponsor, Ron denie musti memasukan nama Mansell ke dalam lini pembalap. Kenapa? Alasannya titel pembalap 1992 pada diri Mansell yang punya nilai jual. Mereka, para Sponsor itu, ingin menaikkan posisi tawar Mclaren dengan merekrut seorang juara dunia.
Khalayak saat itu sudah berspekulasi di luar hal teknis, bahwa kemitraan antara Denis dan Mansell tak akan bertahan lama.
Tapi seiring dengan berjalannya waktu, Mansell justru banyak mengalami kendala teknis yang membuatnya kalah telak dengan rekan setim, Mika Hakkinen. Bahkan soal kokpit mobil yang sempit sempat pula menjadi masalah buat Mansell.
Pada GP San Marino, Mansell absen. Masalah di tambah ketika Mansell merasakan bahwa penanganan mekanik Mclaren buruk buatnya.
Akhirnya Mansell memutuskan mundur.
Tahun 1996 Mansel sempat uji coba bersama Jordan. Tapi setelahnya tak ada kabar tentang kelanjutan kariernya di Formula 1. Dua tahun berselang, tepatnya 1998, Mansel justru turun di ajang diajang mobil touring Inggris, yaitu British Touring Car Championship.
Mansel bersama Damon Hill akhirnya hanya dua dari sekian banyak pembalap yang mendapatkan penghargaan BBC Sports Personality of the Year pada 1986 dan 1992. Sebuah penghargaan yang diberikan kepada seorang olahragawan karena sikap dan perilaku yang baik.