Kehadiran Kawasaki H2R (baca indonesia aja) sebagai penantang baru di dunia Motorsport memang sempat menjadi pusat perhatian banyak pihak. Bercorak warna hitam dengan desain futuristik dan terkesan gahar, Kawasaki H2R pun menjadi salah satu Motor Sport yang banyak diincar pecinta balap.
Bahkan hingga kini peminatnya masih banyak, meskipun untuk mendapatkannya dibutuhkan tak kurang dari Rp 788 juta. Sebuah angka fantastis untuk Motor Sport terbaik di kelasnya. Dilengkapi dengan fitur modern dan teknologi penambah Downforce berupa Winglet di sisi Fairing motor, membuat H2R menjadi salah satu motor tercepat saat ini.
Kawasaki mengklaim jika H2R mampu menembus Top Speed hingga 336 km/jam dan akan sulit ditandingi oleh Motor Sport lain di kelasnya. Didukung oleh mesin 4-tak 998cc DOHC (baca indonesia aja) 4 klep plus Supercharger yang mampu menghasilkan tenaga 326 Horse Power, menjadikan motor ini salah satu idaman bagi para bikers.
Saking hebatnya, bahkan beberapa pihak sempat mencoba membandingkan kecepatan Kawasaki H2R dengan Ducati Desmosedici. Apakah itu menjadi perbandingan yang setara? Dan apakah kecanggihan Kawasaki H2R mampu mengalahkan kecepatan Ducati Desmosedici di lintasan? Untuk menjawabnya, mari kita simak analisis perbandingan kedua motor super cepat ini dari berbagai sisi.
Ducati Desmosedici dikenal dengan kemampuannya melaju kencang di trek lurus. Pabrikan asal Borgo Panigale itu memang mendesain konsep motor yang Super Power. Dilengkapi dengan V4 Engine 90 derajat 4-tak dan Evo Desmodromic DOHC dengan 4 katup di tiap silindernya, menjadikan Ducati mampu menghasilkan tenaga sebesar lebih dari 250 Horse Power dan menembus kecepatan hingga 362 km/jam.
Rekor kecepatan ini ditorehkan oleh Johann Zarco di sesi Free Practice 4 MotoGP Losail 2021, sebelum akhirnya dipecahkan oleh Jorge Martin di lap ke 2 GP Mugello 2022, dimana dirinya mencatat Top Speed 363,6 km/jam. Jika dibandingkan dengan Kawasaki H2R yang memiliki batas kecepatan mencapai 336 km/jam, jelas disini H2R tertinggal 27 km/jam lebih lambat daripada Ducati Desemosedici.
Ducati dengan mudahnya mampu berakselerasi dari 0-350 km/jam hanya dalam 14,2 detik dan memiliki kekuatan untuk mencapai Limiter atas hingga 368 km/jam. Michele Pirro yang kini menjadi Test Rider Ducati pernah mengungkapkan bahwa Desmosedici masih bisa di ekstrak lagi kecepatannya lebih dari 400 km/jam jika digunakan di trek lurus datar yang sangat panjang. Cukup gila dan brutal kekuatan monster berkelir merah ini.
Letak keunggulan Ducati selain dari sisi kecepatan di lintasan lurus, juga pada bobot kering motor yang lebih ringan. Ducati memiliki berat 157 kg, sedangkan H2R berbobot 216 kg, atau 59 kg lebih berat dari Ducati Desmosedici. Dari kedua hal ini sudah terlihat gambaran perbedaan keduanya.
Ducati adalah motor prototype yang semua partnya dibangun khusus untuk balapan melalui riset rumit dan panjang untuk menghasilkan efisiensi bentuk, berat dan daya guna. Ditunjang dengan berbagai kecanggihan teknologinya seperti Seamless Shift Gearbox, Ride Height Adjuster atau Holeshot Device dan ECU Magneti Marelli yang didalamnya terdapat total sekitar 60 sensor pada motor.
Desmosedici pun bisa dicustom untuk meningkatkan performanya. Seperti mengubah Rasio Gear dan menambah putaran mesin, Torsi serta Horse Power. Hal itulah yang tidak bisa dilakukan pada H2R. Selain itu, bentuk motor Ducati Desmosedici lebih compact, kokoh dan ringan dibandingkan H2R.
Sedangkan Kawasaki H2R adalah motor yang dibuat untuk menghasilkan kecepatan tinggi, namun bukan untuk tujuan balapan yang memperhatikan semua detail performa motor.
Bahkan sebenarnya jika diuji secara langsung, klaim Kawasaki yang mampu menghasilkan tenaga 326 Horse Power masih perlu dipertanyakan. Ketika mencapai kecepatan tinggi, tenaga mesin tereduksi saat disalurkan ke roda oleh transmisi hingga ban itu sendiri yang membuatnya lebih lambat, sehingga tenaga H2R sebesar tenaga 326 Horse Power itu tidaklah akurat. Sebab hal itu jika diukur melalui engine dyno bukan rolling dyno, yang mana dengan dengan rolling dyno ini cara mengujinya dengan menaikkan motor ke atas sebuah roda berjalan atau roller dyno.
Sedangkan tenaga asli pada roda jauh lebih rendah dari itu. Sebagian besar perangkat Dyno pada H2R rupanya tidak bisa mereplikasi kecepatan 300 km/jam jika ditambah angin yang bertiup ke kotak udara di dalam motor. Dengan demikian klaim 326 Horse Power itu tidak menjadi klaim statis, tapi lebih kepada tenaga yang mampu dihasilkan saat habis dengan dorongan Supercharger penuh.
Jika terjadi duel Head to Head dengan Ducati Desmosedici di lintasan, maka H2R hanya akan bisa membuntuti motor bercorak merah itu. Pada akselerasi 100-300 km/jam, H2R akan tertinggal 2,54 detik akibat traksi H2R yang menghambat pengiriman daya pada mesin. Untuk bisa mengalahkan Ducati, setidaknya diperlukan ekstra 40HP lagi pada H2R.
Dan itu belum cukup, karena bagian elektronik juga harus dibenahi, mengingat piranti elektronik pada Desmosedici lebih canggih dan kompleks daripada H2R. Jadi disini sudah jelas bahwa Kawasaki H2R masih kalah jauh jika dibandingkan Ducati Desmosedici. Sisi positifnya, meski kalah dari Desmosedici dari segala lini, Kawasaki H2R masih lebih cepat 8-10 detik jika beradu dengan Hyper Car Bugatti Veyron.
Sayangnya untuk mendapatkan Kawasaki H2R tidaklah mudah. Disamping harganya yang selangit, H2R pun termasuk motor ilegal untuk dipakai dijalan raya. Sebab tidak memenuhi regulasi standar kelayakan kendaraan bermotor, terutama di Indonesia. Kawasaki H2R tidak memiliki spion, Headlight, lampu sein dan tempat untuk plat nomor.
H2R juga tak lolos uji kebisingan suara di jalan raya. Tercatat hanya ada 1 orang Indonesia yang mampu membeli Kawasaki tersebut, namun dari varian berbeda, yaitu Kawasaki Ninja H2 Carbon. Sementara Kawasaki H2R yang sempat muncul di Indonesia hanyalah sebagai display dan tidak untuk dijual pada konsumen.