Tahun 2003 adalah tahun di mana Valentino Rossi begitu menunjukkan dominasinya di atas lintasan. Sama sekali tidak ada satu seri balapan pun yang ia lewatkan tanpa menginjakkan kakinya di atas podium. Total 9 podium pertama, 5 podium kedua, dan 2 podium ketiga ia rengkuh. Namun, bukan berarti Rossi menjadi satu-satunya pebalap yang mencuri perhatian di tahun tersebut.
Ada Sete Gibernau (baca: Jibernau). Pria kelahiran Barcelona, Spanyol tersebut sukses membuat kemenangan sensasional di MotoGP Prancis tahun 2003. The Doctor -julukan Rossi- tentunya menjadi pembalap yang paling diunggulkan pada waktu itu. Mengingat ia merupakan juara dunia, sekaligus juara bertahan MotoGP Prancis tahun sebelumnya. Gibernau yang tahun lalu dengan motor Suzuki hanya mampu finish ke-12 di Prancis.
Tahun 2003 memang tahunnya mereka berdua. Pertarungan dua pembalap Honda, Rossi bersama Repsol Honda, Gibernau bersama Telefónica Movistar Honda. Walau pada akhirnya yang juara dunia tetap Rossi, tetapi pemenang MotoGP di Le Mans adalah Gibernau. Balapan di Sirkuit Bugatti, Le Mans, Prancis tahun 2003 menjadi salah satu kemenangan Gibernau yang paling diingat sepanjang masa karena ia hanya unggul tipis saja atas Rossi.
Rossi mengawali balapan selama total 28 putaran tersebut sebagai pole (baca: pol) position lomba. Disusul oleh Alex Barros dan Loris Capirossi, masing-masing di posisi ke-2 dan ke-3. Gibernau sendiri harus memulai balapan dari urutan ke-7 starting grid. Sementara Pebalap andalan tuan rumah, Olivier Jacque (baca: Olivie Zeck) memulai balapan dari urutan ke-16.
Ketika balapan dimulai, Capirossi langsung menyodok urutan pertama, sementara Rossi membuntuti di posisi ke-2. Terjadi persaingan ketat antara Capirossi, Rossi, dan juga Barros yang berada di posisi ke-3 di awal balapan. Gibernau masih tercecer di posisi ke-9.
Memasuki putaran ke-3, balapan sudah serasa milik Barros dan Rossi saja karena mereka berdua yang masing-masing menempati urutan ke-1 dan ke-2 meninggalkan jauh rival-rival mereka di belakang, termasuk Capirossi. Gibernau masih di urutan ke-6. Alex Barros hanya bertahan sebagai pemimpin lomba hingga putaran ke-6, di mana akhirnya Rossi sukses menyalipnya. Setelah Rossi membalap Barros, maka jarak antar pebalap empat besar menjadi semakin ketat, dan memasuki ke putaran ke-7, Gibernau sudah berada di posisi ke-4, mengasapi Tohru Ukawa dan Marco Melandri di belakangnya dan di depannya ada Max Biaggi.
Memasuki putaran ke-13, Valentino Rossi semakin menjauh di depan, sedangkan Gibernau malah harus tersalip ke urutan 5 karena disalip oleh rekan setim Biaggi di tim Camel (dibaca inggris ya) Pramac Pons Honda, Tohru Ukawa. Saat balapan nampaknya hanya tinggal menyisakan 12 putaran lagi, bendera merah dikibarkan. Artinya, balapan harus dihentikan, dalam hal ini, karena turun hujan di area Sirkuit Bugatti.
Balapan kemudian di-restart untuk 13 lap tersisa dengan urutan grid yang ditentukan oleh urutan yang berjalan setelah penangguhan. Namun, Biaggi, Ukawa, dan Jacque memulai balapan dari pit lane. Barros langsung menyodok ke posisi pertama selepas restart. Rossi ada di posisi ke-2, dan Gibernau di posisi ke-3.
Tidak lama kemudian, Gibernau sukses membalap Rossi di tengah sirkuit yang terhiasi dengan genangan air. Barros di urutan pertama, Gibernau ke-2, lalu Rossi ke-3. Formasi tersebut setidaknya terus bertahan ketat hingga balapan hanya menyisakan 7 putaran lagi karena Gibernau akhirnya sukses menyalip Barros tapi tak lama karena beberapa detik kemudian, Barros kembali mengamankan posisinya. Rossi pun tak mau kalah dengan menyalip pebalap yang lahir pada 15 Desember 1972 tersebut di tikungan terakhir lintasan untuk merebut posisi ke-2.
Di putaran selanjutnya, Gibernau kembali merebut posisi ke-2, Barros tetap kokoh di posisi pertama. Namun, beberapa tikungan jelang putaran ke-9, Gibernau sukses menyalip Barros, begitu juga Rossi yang juga menyalip pebalap Gauloises Yamaha Team asal Brazil tersebut di tikungan terakhir, tikungan yang sama ketika Rossi sempat menyalip Gibernau.
Setelah itu, balapan hanya milik Gibernau-Rossi. Perebutan podium pertama semakin ketat. Rossi sempat kembali mengasapi Gibernau. Namun, keunggulannya berakhir di putaran terakhir. Sete Gibernau mempertahankan keunggulannya atas Valentino Rossi hingga garis akhir finish dengan keunggulan waktu hanya 0,165 detik. Dengan pertarungan ketat dan drama yang terjadi, sungguh tentu layak menjadikan balapan kelas MotoGP di Prancis tahun 2003 sebagai salah satu yang terseru dan tersensasional.
Mengalahkan Valentino Rossi di tahun-tahun keemasannya tentu menjadi cerita dan prestasi tersendiri. Walaupun pada akhirnya tetap ia yang juara dunia, tetapi mampu mengasapi pria Urbino di detik-detik terakhir sudah tentu adalah kebanggaan tersendiri. Beberapa detik pasca memasuki garis finish, Gibernau dan Rossi saling berjabat tangan, lalu memenuhi salah satu sudut lintasan dengan asap dari knalpot motor mereka.