MotoGP sangat membutuhkan ban depan yang lebih baik. Dan sekarang sepertinya para pembalap kelas MotoGP akan mendapatkan ban baru ini untuk musim 2024.
Mantan juara World Superbike dan Endurance World Championship, Sylvain Guintoli, membantu mengembangkan ban ini dalam sesi uji coba rahasia. Jika Michelin puas dengan perkembangannya, lima pembalap penguji MotoGP – Lorenzo Savadori dari Aprilia, Michele Pirro, Stefan Bradl, Dani Pedrosa, dan Cal Crutchlow – akan menjadi pembalap berikutnya yang akan mencoba ban tersebut. Kemudian para pembalap MotoGP akan mengevaluasi ban ini selama tes pasca Grand Prix San Marino di bulan September, dan sekali lagi pada tes pasca musim Valencia dan pada tes pra-musim tahun depan di Sepang, Malaysia, dan Losail, Qatar.
Harapannya, ban ini akan siap untuk gelaran MotoGP 2024, yang akan dimulai di Qatar pada 10 Maret mendatang.
Ban depan yang lebih baik tidak hanya akan membuat para pembalap lebih senang, tetapi juga akan meningkatkan pertunjukan MotoGP
Ini adalah langkah maju yang penting bagi MotoGP, karena ban depan Michelin saat ini tidak mampu menahan tekanan dari peningkatan aerodinamika downforce dalam beberapa tahun terakhir. Michelin memperkirakan bahwa aero downforce saat ini meningkatkan beban pada ban hingga 20%, yang mana ini jumlah beban yang sangat besar.
Beban berlebih ini secara signifikan meningkatkan suhu dan tekanan ban, sehingga ban menjadi “seperti balon”, yang pada akhirnya menurunkan performa karena tapak ban yang menempel aspal berkurang, sehingga mengurangi daya cengkeram. Kemudian jika suhu dan tekanan ban terus meningkat, maka kurangnya daya cengkeram akan menyebabkan pembalap semakin beresiko terjatuh. Oleh sebab itu banyak tim MotoGP yang mengaitkan tekanan ban depan yang tinggi dengan jatuhnya pembalap akibat hilangnya grip bagian depan.
Selama beberapa tahun terakhir, para pembalap mencoba mengatasi masalah ini dengan tidak ingin terlalu dekat dengan motor pembalap di depan yang mereka kejar, agar terhindar dari panas yang dipancarkan dari motor yang ada di depan , yang berarti mereka kesulitan untuk menggunakan slipstream agar cukup dekat untuk menyerang dan menyalip. Hal ini menciptakan balapan yang membosankan.
Oleh karena itu, ban depan Michelin yang lebih baik tidak hanya akan membuat para pembalap lebih bahagia, tetapi juga akan meningkatkan pertunjukan MotoGP.
Menurut kepala proyek Michelin MotoGP, Piero Taramasso, ban ini akan memiliki konstruksi dan profil ban yang baru. Idenya adalah agar para pembalap dapat memacu motor di tekanan ban pada 1,7 bar atau 26,6 psi.
Ban depan MotoGP saat ini seharusnya digunakan tidak kurang dari 27,2 psi untuk 50% dari setiap balapan, tetapi begitu tekanan melebihi 29 psi performa ban akan menurun, kemudian ketika tekanan mencapai 30,5 psi pembalap harus mengurangi kecepatannya dan jika tekanan mencapai 32 psi, kemungkinan besar pembalap akan terjatuh.
Ini adalah rentang performa optimal ban yang sangat sempit, itulah sebabnya banyak tim yang menggunakan tekanan ban di bawah batas minimum untuk menghindari naiknya tekanan ban mencapai titik genting. Hal ini ilegal, namun peraturannya saat ini belum ditegakkan, jadi hampir semua pembalap melakukannya.
Jika ban baru dapat digunakan dengan aman pada tekanan 24,5 psi hingga sekitar 29 psi, maka akan memberikan pembalap kesempatan yang lebih luas untuk menggunakannya, sehingga mereka dapat memaksimalkan kinerja ban dan menyalip pembalap lain, yang mana hal ini akan membuat balapan menjadi lebih baik, seperti yang terjadi pada masa lalu, sebelum aerodinamika downforce mempersulit hampir semua hal di MotoGP.
Guintoli sedang menguji ban baru ini di atas motor superbike Honda Fireblade CBR1000RR-R yang telah dimodifikasi bagian depan motor yang didesain layaknya motor MotoGP, yaitu dengan cakram karbon Brembo dan suspensi depan Öhlins MotoGP.
Pembalap Prancis berusia 40 tahun ini adalah orang yang ideal untuk menguji ban tersebut, karena ia memenangkan gelar Endurance World Championship bersama Bridgestone, yang dikenal telah memproduksi ban depan yang luar biasa, dan Guintoli juga pernah meraih gelar World Superbike dengan ban Pirelli, yang juga membuat ban depan yang sangat mumpuni. Namun untuk alasan tertentu, Guintoli dilarang untuk berbicara kepada media tentang apa saja yang sedang dia kerjakan bersama Michelin.
Kesimpulannya, ban depan yang lebih baik di tahun 2024 akan mengubah banyak hal di MotoGP, karena ban adalah perantara utama antara pembalap, motor, dan lintasan balap.
Ketika MotoGP beralih dari Bridgestone, yang memiliki ban depan lebih baik dari ban belakang, ke Michelin, yang memiliki ban belakang lebih baik dari ban depan, semuanya berubah.
Para insinyur motoGP harus mendesain ulang motor mereka untuk memaksimalkan kualitas ban belakang dan mengimbangi kekurangan ban depan.
Dan para pembalap juga harus melakukan hal yang sama, mengubah gaya balap mereka agar dapat menggunakan ban belakang secara maksimal, mulai dari pertengahan tikungan hingga keluar tikungan, dan juga lebih banyak menggunakan pengereman ban belakang di tikungan untuk meringankan kerja ban depan saat memasuki tikungan.
Jika pengembangan ban depan baru Michelin sukses besar, maka para insinyur dan pembalap MotoGP harus melalui seluruh proses pengembangan lagi, dengan menyesuaikan kembali mesin dan mengubah gaya balap mereka untuk mendapatkan hasil maksimal dari ban tersebut.
Dan tentu saja, meskipun Michelin mencoba memproduksi ban yang akan bekerja baik untuk setiap pabrikan motor, namun tidak dapat dipungkiri bahwa ban ini tetap akan lebih cocok untuk beberapa motor dibandingkan dengan yang lain, sehingga hal ini dapat mengubah kembali peta persaingan di MotoGP.
Balapan memang akan selalu seperti ini. Pada tahun 2006, ketika Bridgestone, Dunlop dan Michelin membuat ban untuk MotoGP, insinyur Tim Roberts, Tom O’Kane, mengatakan bahwa pada akhirnya, semuanya bermuara pada ban karena para insinyur tim harus menghasilkan tenaga mesin yang bisa membuat ban motor bekerja, jadi muaranya pasti desain motor cenderung akan menuju ke arah pengembangan tertentu demi memaksimalkan potensi dari ban terbaru.