Valentino Rossi dikenal dengan hobinya yang selalu berlatih olahraga motocross. di sela waktu kala tidak sedang ada jadwal balapan MotoGP. Namun Rossi bukanlah satu-satunya pebalap MotoGP yang menggemari olahraga ekstrem ini. Beberapa pebalap senegara dengan Rossi, seperti Andrea Iannone, Danilo Petrucci dan Andrea Dovizioso juga kerap menghabiskan waktu latihannya di arena Motocross. Juara dunia MotoGP asal Spanyol, Marc Marquez, juga menggemari olahraga Motocross.
Dan tentunya, masih banyak lagi pebalap-pebalap MotoGP dari berbagai kelas yang memilih lintasan Motocross sebagai ajang latihan. Mereka mengakui bahwa berlatih di lintasan tanah, dan terkadang berlumpur atau dirt track adalah berbahaya dan penuh resiko. Namun, para pebalap bersikukuh bahwa dibalik bahaya yang mengancam, terdapat manfaat yang baik bagi mereka untuk performa di lintasan aspal nanti.
Jadi, sebenarnya apa saja sih manfaat berlatih Motocross bagi para pebalap MotoGP yang terbiasa adu cepat di lintasan aspal ini? Bukankah lebih baik latihannya di lintasan aspal juga?
Ternyata manfaat dari olahraga motocross bagi pembalap MotoGP antara lain
- Bisa Meningkatkan Kekuatan Tubuh
Dalam ajang Motocross, mulai dari motor yang digunakan – sebut saja motor trail- hingga lintasannya, semua memberikan tantangan tersendiri. Motor trail berperawakan lebih tinggi dari motor-motor balap lintasan aspal.
Para pebalap dituntut untuk mampu memutar, mengangkat, dan mengoperasikan motor trail yang tinggi dan berat itu. Bayangkan, seseorang harus dapat mengontrol motor trail-nya dengan kecepatan tertentu di lintasan off road, dan ia tidak boleh sampai jatuh! Tenaga dari tiap-tiap bagian tubuh pembalap harus benar-benar dimaksimalkan, seperti paha depan, paha belakang, dan otot-otot kaki saat mengendarai motor di lintasan tidak rata.
Kekuatan lengan juga diuji, yaitu bagaimana pembalap dituntut mampu mengangkat stang motor ketika meluncur dan mendorong kembali stang ketika telah mendarat. Dan jangan salah, kekuatan otot kaki juga sangat diperlukan karena dapat meminimalisir trauma ketika mendarat. Memang, tidak ada tuntutan semacam itu di lintasan aspal karena umumnya sirkuit di lintasan aspal tidak memiliki tanjakan dan turunan alias rata.
Walaupun para pebalap juga biasanya rutin meningkatkan kekuatan mereka dengan latihan beban di ruangan gym, tetapi tentu akan beda sensasinya jika latihan itu dilakukan di atas lintasan.
Jadi apa untungnya hasil latihan kekuatan tersebut di lintasan aspal MotoGP nanti?
Jika pebalap memiliki tubuh yang kuat maka mereka dapat dengan mudah mengontrol motor balap mereka di lintasan aspal. Butuh tenaga ekstra untuk menahan tubuh agar tidak terjatuh, sambil mengendalikan motor saat menikung, lalu setelah itu dituntut untuk tegap kembali atau langsung harus miring ke sisi yang lain karena tikungan selanjutnya sudah menanti. .
- Yang kedua, olahraga motocross bisa membantu pembalap MotoGP dalam Meningkatkan Keseimbangan
Selain harus kuat, untuk menghindari celaka, pebalap juga dituntut keseimbangannya. Berada di lintasan off road yang tanahnya tidak rata atau pada dirt track yang licin akan menuntut seorang pebalap lebih memperhatikan keseimbangannya. Naik turun bukit, bahkan melompat adalah tantangan yang tidak ditemukan di lintasan aspal.
Ketika tubuh mengalami benturan keras saat menjalani olahraga motocross, maka tubuh akan mengencangkan otot-otot agar tetap seimbang. Dengan kecepatan tinggi, mereka dituntut untuk menyeimbangkan tubuhnya di tengah lintasan dan rintangan tersebut. hal ini sangat berguna di era MotoGP sekarang, dimana para pembalap dituntut untuk melakukan gaya balap sliding kala masuk ke tikungan yang membutuhkan keseimbangan untuk melakukan ini.
- Kemudian manfaat ketiga adalah, berlatih motocross bisa Meningkatkan Endurance atau daya tahan para pembalap.
Pebalap MotoGP adalah atlet profesional yang dituntut untuk selalu tampil prima dan menjaga kebugaran. Berlatih di lintasan motocross adalah cara yang bagus untuk menjaga daya tahan pebalap.
Di lintasan motocross, yang namanya tanjakan, turunan, melompat, drifting tidak hanya ditemukan sekali dalam sebuah sirkuit, dan balapan tidak hanya berlangsung satu lap.
Hal-hal tersebut menuntut dan melatih daya tahan para pebalap. Lagipula, balapan MotoGP juga dilangsungkan lebih dari 20 lap, dan ada banyak rintangan di setiap tikungannya. Hasil latihan dari motocross dapat menjaga daya tahan ketika kembali beradu cepat di seri balapan.
Meski olahraga motocross ini banyak memiliki manfaat, tiga diantaranya seperti yang sudah dijelaskan tadi. Namun banyak juga yang mengkritik apabila berlatih motocross rawan mendapatkan cidera, yang mana ini tentu akan merugikan si pembalap MotoGP itu sendiri apabila hal ini bisa terjadi kala berlatih motocross.
Namun, Jika Motocross Berbahaya, Mengapa Tim dan Pabrikan Tidak Melarang Pebalapnya?
Banyak pebalap yang tidak senang jika kebiasaan atau hobi Motocross mereka dikritik para penggemar. Tetapi kita juga seharusnya sadar bahwa latihan yang tepat untuk pebalap, ya balapan! Namun, pertanyaannya, apakah harus Motocross?
Dengan segudang manfaat tadi, maka jawabannya bisa jadi, “iya”. Kalau bicara bahaya dan maut yang mengancam, nampaknya itu semua dapat ditemukan dimana saja.
Juara dunia MotoGP 2006, Nicky Hayden, meninggal dunia ketika ia sedang bersepeda, bukan sedang latihan dengan motor. Maut tidak pernah menjemputnya ketika balapan beradu cepat di lintasan, sebelumnya.
Michael Schumacher , legenda balap mobil F1, mengalami kecelakaan hingga koma bukan ketika membalap F1. Nasib naas tersebut ia dapatkan ketika sedang refreshing bermain ski. Ia terjatuh, kepalanya terbentur, hingga tidak sadarkan diri.
Jika para pebalap MotoGP dilarang untuk latihan di sana dan di sini, maka mereka sulit untuk dapat terus berkembang.
Latihan tetaplah latihan. Tak perlu terlalu bernafsu memang. Itu adalah salah satu cara menjaga keamanan para pebalap.
Pada akhirnya, pebalap tugasnya adalah balapan. Jatuh adalah resiko, cedera tak dapat dihindarkan. Tinggal bagaimana para pebalap secara bijak menentukan prioritas dan menganalisis resiko dengan baik.