Tahun 2023, MotoGP akan datang ke sebuah negara yang bisa dibilang jarang dalam menggelar ajang balap motor. Negara itu adalah Kazakhstan, yang mana Kazakhstan akan menjadi seri balap ke sembilan dalam kalender balap MotoGP 2023.
Lalu apakah negara yang masih masuk dalam benua Asia ini suka dengan budaya motor ?
Itu mungkin pertanyaan yang paling sering banyak orang tanyakan ketika kalender MotoGP 2023 diumumkan beberapa bulan lalu. Dan Grand Prix Kazakhstan nyatanya akan menjadi salah satu seri balap dari 21 seri balap yang dijadwalkan untuk tahun depan.
Mungkin banyak orang tidak tahu dimana lokasi negara Kazakhstan itu. Negara ini dulunya adalah bagian dari Republik Uni Soviet, letaknya ada di Asia tengah, dan dikenal sebagai negara yang sangat besar ukurannya dengan luas sekitar 2,75 juta km persegi. Luas negara ini bahkan lebih luas dari negara Indonesia yang luasnya sekitar 1,9 juta km persegi. Meski begitu, populasinya sangat kecil hanya 18 juta jiwa, kurang dari 10 persen penduduk Indonesia.
Astana adalah ibu kotanya yang berlokasi di bagian utara Kazakhstan. Bagian utara Kazakhstan ini terbentang padang rumput yang sangat luas dibarengi juga dengan danau yang besar. Sementara itu di bagian selatan Kazakhstan terbentang daerah pegunungan dan ada kota yang bernama Almaty, sebuah kota paling padat di negara ini dengan penduduk hampir 2 juta jiwa. Hanya berjarak 76 km dari kota inilah ada Sirkuit Internasional Sokol, yang mana akan menjadi tuan rumah ajang Grand Prix MotoGP tahun depan.
Sirkuit Sokol menyajikan lintasan sepanjang 4.495 meter, yang dirancang oleh arsitek sirkuit terkenal, Hermann Tilke (baca: Hermann Tilke), yang juga sudah berpengalaman membangun beberapa sirkuit dunia seperti Sepang, Motorland Aragon, Circuit of The Americas, Shanghai, Istanbul, Chang dan masih banyak lagi.
Proyek pembangunan sirkuit Sokol dimulai pada 2014 lalu, ketika seorang biliuner bernama Alijan Ibragimov mengumumkan akan membangun sebuah sirkuit dengan tujuan agar bisa menggelar kompetisi balap internasional berlevel tinggi. Pengerjaan sirkuit ini dimulai di tahun itu dan sekarang 90% sudah terselesaikan, dengan sisa pengerjaannya hanya merampungkan perkejaan di sektor lintasan utama, sementara di bagian sirkuit lain seperti area karting, drag dan drift sudah sepenuhnya rampung.
Orang yang paling berjasa dibalik pembangunan sirkuit Sokol, Alijan Ibragimov, sudah meninggal tahun lalu, namun anaknya Dastan Ibragimov punya misi yang sama dengan ayahnya yaitu tetap melanjutkan proyek ini. Meski proyek ini murni dijalankan oleh swasta, tapi proyek ini didukung oleh pemerintah Kazakhstan agar MotoGP bisa digelar. Inilah mungkin yang membedakan dari proyek sirkuit yang gagal seperti KymiRing ataupun sirkuit yang tidak rampung seperti yang telah direncanakan di Hungaria, karena pemerintah Hungaria malah menarik investasinya dalam pembangunan sirkuit.
Faktor lain yang membantu pengerjaan sirkuit ini adalah pihak Sokol mempekerjakan tim konsultan yang juga mengelola sirkuit Motorland Aragon pada awal tahun pembangunannya, yang mana tim konsultan ini selalu memantau tiap waktu seluruh proses pembangunannya. Jangan lupa bahwa tim konsultan ini pula yang berjasa membuat Grand Prix Aragon terpilih menjadi Grand Prix MotoGP terbaik di musim 2010, 2013 dan 2016.
Kazakhstan akan menjadi negara ke 13 yang akan menjadi tuan rumah Grand Prix MotoGP sejak ajang ini dimulai tahun 1949. Dan Sokol akan menjadi sirkuit ke 74 yang akan menggelar seri balap Grand Prix MotoGP. MotoGP sendiri telah menandatangi kontrak kerja sama selama 5 tahun dengan pengembang asal Kazakhstan, yang mana langkah ini merupakan langkah yang tepat untuk mempopulerkan olahraga balap motor di Kazakhstan.
Hal ini tidak mengejutkan, karena tidak banyak juga pengendara motor di Kazakhstan. Karena memang di negara yang begitu luas dengan jarak antar kota yang sangat jauh, motor bukanlah transportasi yang paling cocok digunakan masyarakaynya, sehingga motor bisa dibilang sesuatu yang benar benar baru bagi masyarakat Kazakhstan. Dan mereka kemungkinan akan terpesona dengan tontonan balap Grand Prix MotoGP.
Saat ini Kazakhstan bukanlah sebagai negara yang menyelenggarakan kejuaraan ajang balap manapun. Dan saat Dorna memutuskan untuk menyelenggarakan even MotoGP di negara yang minim tradisi otomotif khususnya roda dua, ini seperti memasang kereta kuda di depan kuda, yang artinya sesuatu yang tidak lazim dilakukan. Namun, hadirnya Grand Prix MotoGP ke Kazakhstan akan membuat suatu budaya baru sekaligus menciptakan basis fans MotoGP baru dan pada akhirnya akan membangkitkan minat pada otomotif khususnya roda dua di masyarakat Kazakhstan.
Hal ini tidak akan tercipta bila ajang MotoGP baru digelar di Kazakhstan, menunggu saat tradisi olahraga motor berkembang dengan sendirinya di negara bekas Uni Soviet ini. Contoh paling nyata adalah di Qatar, yang mana membangun sirkuit secara tiba tiba, dan nyatanya sekarang menjadi tuan rumah MotoGP secara reguler tiap tahunnya.
Meski olahraga motor tidak populer, Kazakhstan setidaknya telah menelurkan seorang pembalapnya, yaitu Makar Yurchenko. Lahir di Saint Petersburg, Yurchenko pindah ke Spanyol di usia 14 tahun untuk berlatih di kompetisi lokal Spanyol, yang kemudian dilanjut berpartisipasi di ajang PreMoto3 di Spanyol, sebelum akhirnya berkiprah di MotoGP Rookies Cup 2014, FIM CEV Repsol di 2017 dan terakhir di Grand Prix Moto3 di 2018, dimana dia telah menyelesaikan 27 seri balapan sampai akhir 2019, dengan finish terbaiknya adalah posisi ke 7 di 2019, dan mengakhiri musim di posisi ke 24 klasmen, sebelum akhirnya meninggalkan ajang Grand Prix.
Tentu saja prestasi tidak akan datang dalam satu malam, tapi tak diragukan lagi bila kehadiran MotoGP di Kazakhstan akan membangkitkan minat akan olahraga motor yang masih belum dikenal dan baru di kalangan orang orang Kazakhstan dan negara negara kawasan Asia Tengah.
Benua Asia bisa dibilang adalah masa depan MotoGP. Dengan pasar yang besar seperti di Indonesia, Thailand dan Malaysia, dimana motor sudah sangat mendarah daging dalam kehidupan sehari harinya dan juga para pembalapnya yang sudah sangat terkenal layaknya artis, maka bisa dibilang Asia adalah rumahnya MotoGP.