Periode tahun 2007-2008, dunia sempat kembali dilanda krisis ekonomi global. Berbagai sektor usaha dan sejumlah perusahaan dari berbagai bidang turut terkena imbasnya. Tidak sedikit yang gulung tikar. Dunia olahraga, khususnya dunia balap tidak luput dari masalah ini.
Salah satu tim balap di MotoGP yang merasakan betul dampak dari krisis ekonomi global pada masa itu adalah Kawasaki Racing Team. Tim yang sudah 7 tahun malang melintang di kelas utama MotoGP sejak tahun 2002 itu terpaksa harus menyingkir, setelah Dorna selaku penyelenggara event MotoGP, menganggap mereka tidak layak bertanding di kelas utama MotoGP pada tahun 2009 akibat dari krisis finansial internal.
Pada tahun 2009, yang sekaligus merupakan tahun terakhir dari eksistensi Kawasaki di ajang MotoGP, mereka beradu cepat di bawah nama “Hayate Racing Team”, tetap dengan motor pabrikan mereka Kawasaki Ninja ZX-RR. Alasan penggantian nama menjadi Hayate Racing Team adalah karena kebijakan pengurangan keterlibatan pabrikan dalam rangka menyelematkan eksistensi tim.
Masalah yang mendera Kawasaki tersebut cukup mengejutkan karena Kawasaki Racing Team berada di bawah naungan perusahaan induk mereka yang merupakan produsen motor asal Jepang, Kawasaki Heavy Industries. Permasalahannya adalah, pada saat itu, Kawasaki Heavy Industries memutuskan untuk menghentikan aktivitas mereka di MotoGP akibat dari krisis ekonomi global yang melanda, dan diprediksikan tidak akan pulih dalam waktu cepat.
Menurut mereka, alokasi sumber daya manajemen harus dialokasikan secara lebih efisien. Pihak Kawasaki juga menegaskan bahwa mereka akan meneruskan aktivitas balap mereka dengan motor produksi massal. Terbukti, hingga kini, Kawasaki terus menunjukkan eksistensi mereka di dunia balap lewat ajang World Superbike Championship, yang merupakan ajang balap motor produksi massal.
Ichiro Yoda selaku bos dari Kawasaki World Superbike mengatakan bahwa Kawasaki belum menjual motor sebanyak Honda dan Yamaha, yang dianggapnya biaya di MotoGP merupakan investasi yang setara dengan satu persen dari penjualan sesama pabrikan jepang itu.
Tidak mengherankan jika Kawasaki menarik diri dari ajang MotoGP karena dari segi penjualan di pasar sepeda motor, mereka masih kalah dengan Honda dan Yamaha. Ditambah lagi, prestasi pembalap-pembalap mereka di ajang MotoGP tidak sebaik prestasi pembalap-pembalap mereka di ajang lain, seperti halnya Superbike. Jadi, kasarnya berinvestasi di MotoGP adalah sebuah bentuk kesia-sian.
Namun, apakah Kawasaki Racing Team dan Hayate Racing Team benar-benar tidak pernah berprestasi pada masanya?
Sebenarnya ada beberapa pembalap yang berhasil dibawa oleh motor Kawasaki ke atas podium. Siapa saja mereka? Mari kita bahas bersama
- Yang pertama ada pembalap asal Jepang, Shinya Nakano
Cerita Kawasaki di MotoGP ternyata lebih berkesan dengan pembalap dari negerinya sendiri. Selama 3 tahun bersama Kawasaki dari tahun 2004 hingga 2006, pembalap kelahiran Chiba, Jepang ini berhasil dua kali naik podium. Tentunya, hal itu menjadi sesuatu yang amat membanggakan karena sebagai orang Jepang yang mengendarai motor pabrikan asal Jepang, ia berhasil naik podium.
Pertama, di GP Jepang tahun 2004, Nakano yang menaiki Kawasaki Ninja ZX-RR sukses finish ke-3 di belakang Valentino Rossi yang menunggangi Yamaha dan rekan senegaranya, Makoto Tamada bersama mototr Hondanya. Pria yang rela meninggalkan studinya demi menjadi pembalap profesional ini kembali mengukir prestasi dengan menempati podium kedua di GP Belanda 2006. Nakano terpaut 4,8 detik dari juara akhir musim, Nicky Hayden .
Prestasinya tersebut menjadikan Nakano sebagai pembalap Kawasaki pertama yang naik podium di ajang MotoGP. Di tahun berikutnya, ia berpindah tim ke Konica Minolta Honda. lalu Shinya Nakano mengakhiri karir balapnya di tahun 2008 bersama tim Honda Gresini.
- Yang kedua ada pembalap asal Prancis Randy de Puniet (baca: Randi de Punyie)
Jika Shinya Nakano adalah pembalap Kawasaki pertama yang naik podium, maka pria kelahiran Maisons Laffitte (baca: Meisong Lafit) Prancis ini merupakan pembalap Kawasaki, di bawah nama Kawasaki Racing Team yang terakhir kali naik podium. Tepatnya, pada GP Jepang tahun 2007 yang berlangsung di lintasan basah, ia berhasil meraih podium kedua, terpaut 10,8 detik dari pembalap Tim Ducati, Loris Capirossi yang sudah memasuki masa senjanya.
Jika podium tersebut menjadi yang terakhir bagi Kawasaki Racing Team, justru itu merupakan podium MotoGP pertama sepanjang karirnya di kelas utama. Randy adalah pembalap yang mengoleksi poin terbanyak bersama Kawasaki dalam satu musim, yaitu 108 poin pada tahun 2007. Petualangannya bersama Kawasaki hanya berlangsung 2 tahun. Pada tahun 2008, ia pindah ke tim LCR Honda, dan mengakhiri karirnya di MotoGP pada tahun 2014 bersama tim Suzuki
- Lalu yang terakhir ada Marco Melandri
Mantan juara MotoGP kelas 250 cc ini mungkin adalah salah satu pembalap Kawasaki paling ‘ajaib’. Turun bersama Kawasaki di bawah nama Hayate Racing Team pada tahun 2009, ia dan timnya yang sama sekali tidak diunggulkan mampu mengejutkan jutaan pasang mata di sirkuit Le Mans, Prancis. Pada balapan yang berlangsung di lintasan basah akibat cuaca hujan itu, Melandri sukses meraih podium kedua, terpaut 17 detik di belakang pemenang balapan Jorge Lorenzo .
Hingga kini, Kawasaki belum lagi menurunkan wakil di ajang MotoGP. Faktor dana masih menjadi isu utama. Kawasaki kini lebih senang berlaga di Superbike dan ajang balapan lain yang tidak terlalu mahal biaya operasionalnya dan lebih mampu menghadirkan prestasi bagi atlet balap yang mengendarai motor mereka.
Sebenarnya, pada tahun 2012 dan 2013 lalu, Kawasaki sempat hadir kembali di ajang MotoGP. Hanya saja dalam wujud mesinnya saja. Pada tahun 2012, engine Kawasaki menjadi tenaga bagi tim balap asal Amerika Serikat, Attack Performance dan tim balap asal Spanyol, Avintia Blusens.
Di tahun 2013, selain masih menjadi engine bagi dua pembalap utama Avintia yakni Hector Barbera dan Hiroshi Aoyama, Kawasaki juga menyediakan engine-nya untuk tim balap asal Swiss, Forward Racing. Bersama tim yang diwakili Colin Edwards dan Claudio Corti pada masa itu, Kawasaki juga ditunjuk sebagai konstruktor bersama FTR , pabrikan asal Inggris.
Akan tetapi, kehadiran ‘roh’ Kawasaki pada rentang tahun 2012 dan 2013 tersebut tidak menghasilkan podium sama sekali bagi para pembalapnya. Pada tahun 2014, Avintia berpisah dengan Kawasaki dan menjalin kerja sama dengan Ducati. Sementara itu, di tahun yang sama, Forward Racing meninggalkan Kawasaki untuk Yamaha.
Entahlah, apakah ada atau tidak pihak di luar sana yang merindukan warna hijau Kawasaki di arena MotoGP.