MotoGP kini menjadi salah satu ajang balap kuda besi yang paling di minati di seluruh dunia. Antusias beragam kalangan untuk menonton balapan yang satu ini terbilang cukup tinggi. Ya, MotoGP menarik untuk di tonton karena selalu menyajikan rivalitas panas di trek, aksi saling overtake dan semangat juang seorang Rider untuk mampu meraih hasil maksimal di setiap lintasan.
Gelaran balap MotoGP tak pernah lekang oleh waktu karena akan terus bermunculan bibit muda yang menjadi calon legenda baru penguasa tahta tertinggi kelas premier. Keberhasilan MotoGP menarik minat penonton salah satunya dipengaruhi oleh sokongan dana yang besar. Tidak bisa dipungkiri bahwa finansial adalah faktor pendukung yang sangat penting untuk dapat menggelar sebuah event balap besar sekaligus berpartisipasi sebagai tim peserta balap.
Sebuah tim membutuhkan dana yang cukup besar untuk mengelola banyak hal. Lalu darimana mereka memperoleh dana tersebut? Sponsor. Ya, itulah sumber dana utama bagi sebuah tim di MotoGP. Sponsor lah pihak yang paling berperan dalam memberikan dukungan finansial untuk riset dan pengembangan motor sehingga seorang Rider dapat memperoleh tunggangan yang kompetitif untuk bersaing dengan para rival.
Di MotoGP sendiri, sponsor datang dari berbagai perusahaan besar seperti perusahaan komunikasi, otomotif, perusahaan oli dan minyak, makanan, minuman berenergi hingga rokok. Dan ternyata rokok merupakan sponsor terkuat yang telah lama di ajang balap, bahkan ketika masih bernama Grand Prix 500 dan belum berubah nama menjadi MotoGP seperti sekarang ini.
Rokok mulai masuk ke ranah Grand Prix sejak awal 70-an. Kala itu iklan rokok tengah merajalela di berbagai stasius tv dan media periklanan lainnya. Mereka melihat potensi keuntungan yang besar dari sebuah ajang balap seperti Grand Prix. Hingga akhirnya semakin massive untuk menjadi sponsor ketika memasuki era 80-an. Penyebabnya adalah perubahan penggunaan fairing pada motor yang semakin berkembang dengan bentuk yang lebih baik dengan menyesuaikan kapastias mesin yang mencapai 500cc/yang sering disebut dengan mesin 2tak.
Fairing ini telah berubah desain dengan space yang cukup untuk menempatkan sebuah brand sponsor, sehingga sangat potensial sebagai tempat strategis untuk berpromosi. Masuknya rokok sebagai sponsor ini berpengaruh pada popularitas balapan itu sendiri, dimana penontonnya bertambah dengan sangat cepat. Tim-tim pun mulai bersaing menjadi Tim Privateer.
Privateer adalah tim yang berstatus independen. Artinya tidak terikat oleh tim manapun dan bukan termasuk tim pabrikan (non pabrikan). Di sisi lain, para sponsor dari rokok ini menggunakan popularitas balapan sebagai wadah untuk promosi produk dan menjangkau market yang lebih luas. Bagi sebuah tim, masuknya sponsor rokok tentu sangat membantu, mengingat biaya untuk development mesin sangat tinggi dan persaingan semakin ketat di lintasan.
Jika menilik kembali lagi pada sejarah balap, tercatat ada 8 nama sponsor rokok yang pernah mendanai sebuah tim di MotoGP. Andil mereka cukup besar pada tim-tim tersebut. Kucuran dana besar yang mereka berikan pada tim balap nyatanya sukses membuahkan sejumlah prestasi bagi Rider. Banyak pembalap yang berhasil menjadi juara dunia ketika sponsor rokok masih mendominasi MotoGP. Dan berikut inilah 8 sponsor rokok terbesar di MotoGP.
1. Marlboro
Marlboro adalah perusahaan besar di bawah naungan Phillip Morris International Inc. Perusahaan ini berlokasi di Amerika Serikat dan bergerak di bidang industri tembakau. Marlboro pertama kali menjadi sponsor di MotoGP pada musim 2002 dan bekerja sama dengan tim Yamaha dan membentuk tim Marlboro Yamaha. 2 Rider jagoan, Max Biaggi dan Carlos Checa menjadi andalan Marlboro saat itu.
Warna merah menjadi ciri khas Marlboro. Jadi tak heran waktu itu Yamaha menggunakan Livery berwarna merah untuk menunjukkan identitas Marlboro pada motornya. Jauh sebelum tahun 2002, tepatnya di tahun 1990, Marlboro pernah menjadi sponsor untuk Wayne Rayney dan mengantarnya merengkuh 3 kali juara dunia Grand Prix secara beruntun (1990-1992) bersama tim Yamaha. Setelah kontrak kerjasama dengan Yamaha berakhir, Marlboro pun beralih ke tim lain.
Dan Ducati terpilih sebagai destinasi berikutnya. Kerjasama antara Marlboro dan Ducati pun terjadi. Dan ini adalah cikal bakal hubungan baik antar keduanya untuk pengembangan Ducati menjadi lebih kompetitif. Cukup lama partnership ini berjalan, hingga masuk ke musim kompetisi 2007 dimana Stoner keluar sebagai juara dunia bersama Ducati Marlboro Team dengan raihan point tertinggi, sekaligus mencatatkan rekor Rider pertama yang berhasil menjinakkan mesin Desmosedici dan berhasil mendapatkan title juara dunia dengan Ducati.
2. Fortuna
Selain Marlboro, ada juga sponsor lain dari Fortuna yang juga bergerak di bidang industri rokok. Usai tak di danai Marlboro, Tim Garpu Tala (Yamaha) segera bergerak cepat. Tak butuh waktu lama Fortuna datang sebagai sponsor baru untuk tim ini. Namun sayang, Fortuna hadir ketika Yamaha berada dalam masa-masa yang sulit di kompetisi MotoGP.
Alhasil, prestasi pun masih jauh dari harapan meski Fortuna telah memberikan dukungan finansial yang cukup. Fortuna Yamaha Team memiliki 2 Rider reguler, yaitu Marco Melandri dan Carlos Checa. Selain itu ada juga Rider Jepang, Norifumi Abe yang sempat tampil bersama Fortuna Yamaha Team untuk menjadi pengganti Melandri di 2 seri pembuka musim 2003.
3. Camel
Camel adalah produsen rokok asal Amerika dan pertama diperkenalkan oleh perusahaan Amerika R. Reynolds Tobacco pada 1913. Camel menjangkau ranah balap MotoGP pada tahun 2003. Pada musim kompetisi 2003, Camel bekerjasama dengan Honda Pons sebagai sponsor utama. Mereka memilih tim itu karena disana ada seorang Max Biaggi yang ternyata telah lebih dulu mereka sponsori sejak berada di kelas 250cc dan sukses meraih 4 kali gelar juara dunia.
Musim 2004-2005 Biaggi beralih ke Honda Repsol dengan harapan dapat mengalahkan Rossi yang beralih ke Yamaha. Gagal mewujudkan impian itu, Honda Racing Corporation (HRC) akhirnya memutus kontrak Biaggi di akhir 2005. Yamaha kemudian menjadi tujuan berikutnya bagi Camel. Musim 2006 kerjasama pun terjadi.
Mengusung misi besar dengan Pembalap besar seperti Valentino Rossi dan Colin Edwards, Camel tak tanggung-tanggung mengucurkan dana yang besar untuk mendukung kedua Rider ini. Dengan nama Camel Yamaha Team, ekspektasi besar pun terhampar di depan mata karena disitu ada nama Valentino Rossi. Namun fakta berbicara lain. Tim ini rupanya hanya bertahan 1 tahun saja karena Rossi gagal meraih gelar juara dunianya setelah 5 tahun beruntun titel itu di dapat.
4. Lucky Strike
Lucky Strike adalah brand rokok terkemuka di dunia milik perusahaan British American Tobacco dan Japan Tobacco. Lucky Strike ikut dalam ajang balap sebagai sponsor sejak 1871 dan dapat disebut sebagai sponsor rokok terlama untuk gelaran Grand Prix. Mereka menjadi sponsor untuk Tim Suzuki sejak 1992-1997 dan sukses menempatkan Ridernya, Kevin Schwantz sebagai juara dunia musim 1993.
Kehadiran sponsor rokok rupanya mempengaruhi warna Livery yang mereka pakai. Dulu Suzuki mengenakan corak biru tua saat masih di sponsori Lucky Strike. Namun ketika era MotoGP, Lucky Strike tak pernah lagi menjadi sponsor untuk balap kuda besi ini.
5. Rizla
Berbeda dengan sponsor lainnya, Rizla sebenarnya bukan murni perusahaan rokok. Mereka adalah penyedia bahan baku pembuatan kertas rokok. Rizla terlihat pertama kali terjun ke ajang MotoGP di tahun 2006 dengan menjadi sponsor bagi Tim Suzuki yang saat itu diperkuat Chris Vermeulen dan John Hopkins. Bersama Rizla, Suzuki berhasil beberapa kali menembus podium MotoGP.
Meski belum selevel dengan Yamaha dan Honda, kehadiran Rizla sangat penting bagi Suzuki. Rizla terus menjadi sponsor dalam kurun waktu lama (2006-2011). Selepas tahun 2011, Suzuki memutuskan hengkang dari MotoGP karena krisis global dan finansial yang mereka alami.
6. Gauloises
Jika Anda ingat dengan MotoGP musim 2004-2005 dimana Rossi masih mendominasi kemenangan bersama Yamaha, tentu Anda tidak akan asing dengan sponsor yang satu ini. Ya, Gauloises memang menjadi sponsor utama Yamaha di 2 musim tersebut. Perusahaan rokok asal Perancis ini sukses mendukung Rossi untuk meraih 2 titel juara dunia MotoGP (2004-2005).
Di tahun yang sama, Yamaha sebenarnya juga menjalin kerjasama dengan produsen rokok lainnya (Fortuna). Sehingga tim ini diberi nama Gauloises Fortuna Yamaha. Gauloises sebagai sponsor utama Valentino Rossi dan Fortuna sebagai sponsor utama Carlos Checa.
7. Rothmans
Siapa yang tak kenal dengan Rothmans di era 80-an? Rothmans adalah salah satu produsen rokok terbesar di Inggris kala itu dan pernah mendulang sukses bersama Honda dengan Eddie Lawson sebagai Ridernya di tahun 1989. Kemunculan Rothmans di awal 80-an memberi warna baru pada ajang balap Grand Prix 500cc.
Ketika menjadi sponsor Honda pada 1985, Rothmans pun memberi domonasi warna biru di motor Honda dari yang sebelumnya tampil dengan warna kebanggan merah putih biru karena tak memiliki sponsor utama pada 1982-1984. Tak cuma Lawson, Rothmans pun pernah membuat seorang Freddie Spencer meraih gelar juara dunia di tahun 1985 dan Wayne Rayney di musim 1989 dan 1992 dengan motor Honda NSR500RR.
8. West
Jerman pun ternyata tak mau kalah dalam mendukung ajang balap MotoGP. Mereka memulainya di awal era 2tak (2001) dengan menjadi sponsor untuk Loris Capirossi dan Alex Barros bersama Tim Honda. Hadir dengan ciri khas warna hitam dan putih, West menjadikan motor Capirossi dan Barros nampak elegan waktu itu. Dengan nama resmi West Honda Pons, musim perdana West di Grand Prix 500 sukses menuai hasil manis.
Tim milik Sito Pons ini berhasil menempatkan Capirossi dan Barros di posisi 3 dan 4 klasemen akhir dengan pencapaian 9 kali podium untuk Capirossi dan 4 kali podium dengan 1 kali kemenangan seri di GP Mugello untuk Alex Barros. Bahkan prestasi ini berlanjut di musim 2002 untuk Barros yang sukses mengoleksi 6 podium dan 2 kemenangan. Sedangkan Capirossi mampu meraih 2 kali podium bersama West di musim 2002.