Pembalap Red Bull KTM Tech 3, Miguel Oliveira, sukses menggebrak dengan kemenangan perdananya di MotoGP Styria, yang digelar di kandang KTM sendiri, Sirkuit Red Bull Ring, Austria. Ia pun menjadi pembalap Portugal pertama yang mampu memenangi balapan di MotoGP. Mari mengenal rider 25 tahun ini lebih jauh.
Oliveira, yang lahir di Almada, Portugal pada 4 Januari 1995 memulai perjalanan kariernya sebagai pembalap sejak usia 9 tahun dengan turun di kejuaraan MiniGP di negara asalnya. Dapat dukungan penuh dari sang ayah, karier Oliveira terus menanjak dan ia mulai diperhitungkan saat turun di ajang Red Bull Rookies Cup pada tahun 2008.
Ia pun dapat kesempatan turun di kejuaraan Spanyol, CEV 125cc pada 2009 dan langsung duduk di peringkat 3. Pada tahun berikutnya, ia menjadi rival sengit Maverick Vinales. Sayang, Oliveira harus puas menyabet titel runner up. Prestasinya di CEV pun membuatnya mendapat peluang turun di ajang Grand Prix, dan menjadi rider Portugal pertama yang turun secara penuh di kejuaraan tersebut.
Oliveira turun di GP125 2011 bersama Andalucia Banca Civica dan dilirik oleh Estrella Galicia 0,0 pada 2013, bertandem dengan Alex Marquez. Bersama tim ini lah Oliveira meraih podium perdananya, usai finis ketiga di Catalunya. Ia pun hijrah ke Mahindra Racing pada 2013. Bersama tim asal India ini, Oliveira harus jatuh bangun. Selain harus meraih hasil baik, ia juga harus menjadi ujung tombak pengembangan motor mereka.
Dengan mesin yang belum terlalu garang, Oliveira meraih dua podium saja selama dua musim. Meski begitu, perjuangan dan kegigihannya ini menarik perhatian tokoh balap bertangan dingin, Aki Ajo, yang juga merupakan bos tim Red Bull KTM Ajo. Ajo pun memberinya kontrak setahun, yang ternyata dimanfaatkan dengan baik oleh Oliveira.
Walau juga disibukkan melakukan praktik dan kegiatan kuliah di kedokteran gigi, Oliveira sukses mengoleksi sembilan podium yang enam di antaranya merupakan kemenangan. Sayangnya, ia harus puas duduk di peringkat runner up, usai kalah dari Danny Kent dari tim Leopard Racing dengan ketertinggalan enam poin saja.
Pada 2016, Oliveira naik ke Moto2 bersama Leopard Racing dan bertandem dengan Danny Kent. Mengendarai Kalex, Oliveira kesulitan tampil baik. Ia mengakhiri musim di peringkat 21, tanpa satu pun podium dan bahkan sempat absen empat seri akibat cedera. Keterpurukan ini membuatnya kembali ke rengkuhan Aki Ajo, juga KTM, yang memutuskan turun di Moto2 untuk pertama kali pada 2017.
Lagi-lagi kombinasi ketiga pihak ini membuahkan hasil luar biasa. Oliveira kembali ke persaingan papan atas, menyabet sembilan podium, yang tiga di antaranya merupakan tiga kemenangan beruntun yang ia raih di tiga seri terakhir. Ia sukses menduduki peringkat ketiga, di belakang Franco Morbidelli dan Thomas Luthi.
Tahun 2018, Oliveira lebih menggila. Masih bernaung di bawah bendera Red Bull KTM Ajo, ia mengoleksi 12 podium, yang tiga di antaranya merupakan kemenangan. Ia bersaing sengit dengan Francesco Bagnaia dari tim Sky Racing VR46 dalam memperebutkan gelar dunia. Sayangnya, lagi-lagi ia harus puas duduk di peringkat runner up dan mengakui keunggulan Bagnaia.
Meski belum pernah mengantongi gelar dunia di kelas balap yang lebih ringan, sederet prestasi gemilang tetap membuat Oliveira diperhitungkan sebagai salah satu bintang masa depan MotoGP. Kolaborasi apiknya dengan KTM di Moto3 dan Moto2 pun membuat pabrikan asal Austria tersebut tak ragu untuk menggaetnya.
Mulai musim 2019, ia resmi naik ke kelas para raja, dalam naungan KTM dan bimbingan Tech 3 Racing yang kala itu baru saja meninggalkan Yamaha. Meski membela tim satelit, Oliveira dipastikan akan mengendarai RC16 dengan spek pabrikan dengan harapan dirinya mendapat kesempatan membela Red Bull KTM Factory Racing pada 2021.
Oliveira pun memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Meski terseok-seok dan harus absen di dua seri terakhir 2019 akibat cedera bahu usai tertabrak Johann Zarco di Silverstone, Inggris, Oliveira bangkit pada 2020 dengan langsung tampil kompetitif sejak seri perdana.
Dalam balapan MotoGP Styria, ia pun berhasil membayar kepercayaan KTM, dengan meraih kemenangan perdananya di MotoGP, serta membawa KTM menang di kandangnya sendiri. Ini juga merupakan bukti bahwa ia memang layak mendapatkan tempat di Red Bull KTM Factory Racing, menggantikan Pol Espargaro yang bakal hengkang ke Repsol Honda.
Kemenangan pertamanya di MotoGP juga sekaligus semakin mempertegas bahwa ia adalah dokter gigi tercepat di dunia. Mungkin julukan The Doctor sudah melekat pada sosok Valentino Rossi. Akan tetapi Oliveira adalah seorang dokter sesungguhnya di MotoGP