Subscribe
Starting Grid
  • Home
  • Story
  • Inside GP
  • Analisa
  • Teknologi
  • List
  • Formula 1
No Result
View All Result
  • Home
  • Story
  • Inside GP
  • Analisa
  • Teknologi
  • List
  • Formula 1
No Result
View All Result
Starting Grid
Home Inside GP

Mengenal Joan Mir, Pembalap Muda Juara Dunia MotoGP Hanya Dalam Waktu Lima Tahun

Dika Cielers by Dika Cielers
16 November 2020
in Inside GP, MotoGP, Story, Suzuki
Reading Time: 5 mins read
309 17
0
1k
SHARES
5.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir, sukses memberi gebrakan dalam MotoGP 2020. Meski hanya finis ketujuh, Mir mengunci gelar dunia di Seri Valencia yang digelar di Sirkuit Ricardo Tormo, Spanyol, pada 15 November lalu. Ia pun sukses mempersembahkan gelar perdana Suzuki sejak Kenny Roberts jr di GP500 2000 silam.

Kini nama Mir pun berjajar dengan legenda-legenda Suzuki, seperti Barry Sheene, Marco Lucchinelli, Franco Uncini, Kevin Schwantz, dan Kenny Roberts jr. Ia juga menjadi juara dunia termuda ketujuh di GP500/MotoGP dengan usia 23 tahun 75 hari.

Yang paling mengesankan, karier Mir di ajang Grand Prix dibilang baru seumur jagung. Ia baru menjalani debut di kejuaraan balap dunia Grand Prix ini pada 2016, dan kini justru sudah jadi juara dunia di kelas para raja.

Inilah kilas balik karier Joan Mir, pembalap muda penggebrak MotoGP yang jadi juara dunia dalam waktu lima tahun saja.

Joan Mir, yang bernama lengkap Joan Mir Mayrata, lahir di Palma de Mallorca, Spanyol pada 1 September 1997. Ia merupakan salah satu lulusan dari sekolah balap Chicho Lorenzo, ayah dari Jorge Lorenzo. Sejak itu pula, perjalanan kariernya menarik perhatian jagat balap internasional, terutama usai ia lolos seleksi Red Bull Rookies Cup 2013.

Dalam ajang balap ‘one make race’ itu, ia mengendarai motor KTM RC250R 4-tak dan menjalani balapan di delapan negara Eropa. Dalam ajang ini, Mir mengakhiri musim 2013 di peringkat 9, namun sukses duduk di peringkat runner up pada 2014, di belakang Jorge Martin yang pada 2018 menyabet gelar dunia Moto3.

Usai menyabet gelar runner up RedBull Rookies Cup, Joan Mir melalui manajernya,  Paco Sanchez menawarkannya ke sejumlah tim di ajang Grand Prix Moto3 dan Moto2 untuk musim 2015, tapi tak ada yang tertarik. Bahkan ke ajang World SuperSport pun tidak ada tim yang tertarik dengan talentanya. Joan Mir memang bukan berasal dari keluarga kaya raya, keluarganya tidak punya uang untuk membeli tempat di tim untuk balapan, akhirnya atas sedikit bantuan keuangan dari manajer pribadinya Paco Sanchez, Joan Mir berhasil mendapat tempat di salah satu tim paling miskin di CEV Moto3

Turun di CEV Moto3 2015, Mir sekadar mengendarai motor KTM versi 2012 untuk melawan tim sebesar Monlau dan Ajo Motorsport. Luar Biasanya Ia sukses empat kali menang di enam balapan pertama, dan duduk di peringkat keempat klasmen pembalap, di belakang Nicolo Bulega, Albert Arenas dan Aron Canet.

Berkat performanya yang hebat di FIM CEV Moto3 Junior World Championship, Mir dapat satu kesempatan menjalani debut Grand Prix di kelas Moto3. Ia ditunjuk membela tim Leopard di Australia untuk menggantikan Hiroki Ono yang cedera. Start dari posisi 18, ia gagal finis usai mengalami tabrakan dengan John McPhee.

Meski hasil ini di luar ekspektasi, Leopard menyodorkan kontrak padanya untuk turun di Moto3 2016-2017. Pada 2016, saat ia bertandem dengan Fabio Quartararo dan Andrea Locatelli, Mir menggebrak dan jadi lawan serius, meraih tiga podium dan satu kemenangan. Ia mengakhiri musim di peringkat 5, dan sukses merebut gelar debutan terbaik.

Pada 2017, Mir yang hobi main skateboard ini, kian menggila. Ia sama sekali tak pernah tergeser dari puncak klasemen sejak awal musim, berkat koleksi 13 podium, yang 10 di antaranya kemenangan. Dominasi ini tak pelak lagi mengantar Mir mengunci gelar juara di Australia. Ia juga jadi pembalap Spanyol ketiga yang menjuarai Moto3, usai Maverick Vinales di tahun 2013 dan Alex Marquez di tahun 2014.

Usai menjuarai Moto3, Mir naik ke Moto2 2018 bersama tim prestisius, Estrella Galicia Marc VDS. Uniknya, saat musim baru berjalan lima seri, Mir secara mengejutkan mengaku hanya ingin turun setahun di kelas tersebut, dan membidik motor tim pabrikan di MotoGP 2019. Ia bahkan menyatakan kontrak MotoGP lebih berarti dari gelar dunia Moto2.

Pernyataan sensasional Mir ini pun langsung disambut oleh berbagai gosip. Usai Ducati menyatakan ketertarikan padanya, Mir dikabarkan menandatangani perjanjian prakontrak dengan Repsol Honda, menyusul kemungkinan pensiunnya Dani Pedrosa. Meski begitu, akhirnya Mir mantap memilih Suzuki Ecstar.

Kontrak MotoGP telah berada di dalam genggaman, Mir pun langsung fokus pada masa depan. Ia mengakhiri Moto2 2018 di peringkat 6 pada klasemen pembalap dengan koleksi 155 poin dan empat podium.

Dengan Quartararo yang membela Petronas Yamaha SRT, Pecco Bagnaia yang membela Pramac Racing, dan Miguel Oliveira yang membela Red Bull KTM Tech 3, Mir pun jadi satu-satunya debutan MotoGP 2019 yang dapat dukungan 100% dari pabrikan. Alhasil, ia pun dijagokan menjadi debutan terbaik 2019.

Dalam balapan pertamanya di kelas para raja, Mir pun tampil cukup baik, finis di posisi 8. Namun, pada lima seri berikutnya, Mir dua kali gagal finis, dua kali finis tanpa poin, dan sekali finis di posisi 12. Pada tiga seri berikutnya, ia sempat bertarung di posisi delapan besar, namun gagal finis lagi di Brno, Ceko.

Kesialan Mir di Brno pun tak berhenti di situ. Dalam uji coba pascabalap keesokan harinya, Mir mengalami kecelakaan hebat dalam kecepatan lebih dari 300 km/jam di tikungan pertama. Motornya terpental keluar trek, dan Mir menabrak dinding pembatas, yang membuatnya mengalami memar-memar pada paru-parunya.

Mir pun marah besar karena ia terpaksa absen dua seri. Namun, amarah ini ia ubah menjadi energi positif, ingin kembali tampil jauh lebih baik saat kembali. Benar saja, dalam tujuh seri tersisa, ia makin konsisten masuk delapan besar. Sayang, ia harus puas mengakhiri musim di peringkat 12, dan kalah dari Quartararo dalam perebutan gelar debutan terbaik.

Meski peringkatnya pada 2019 tak bombastis, Mir tetap fokus bekerja keras pada masa pramusim tahun ini. Ia merupakan salah satu rider yang cukup kompetitif dalam masa pramusim. Sayang, ia tak bisa menunjukkan hal ini pada tiga seri pertama. Pada balapan pertama di Jerez, Spanyol, ia start dari posisi 12, dan gagal finis akibat terjatuh pada lap kedua.

Dalam balapan kedua di Jerez, ia mampu finis kelima. Namun, ia sial lagi di Brno, saat tertabrak debutan Red Bull KTM Tech 3, Iker Lecuona, pada lap keempat. Mir pun terpuruk di peringkat 14 pada klasemen. Namun, saat MotoGP mampir Austria, Mir pun akhirnya menunjukkan ancaman besar.

Start keenam, Mir sengit melawan Andrea Dovizioso, Jack Miller, dan Pol Espargaro berebut kemenangan. Sayang, balapan itu sempat dihentikan akibat kecelakaan Morbidelli dan Johann Zarco. Saat restart, Mir start keempat, dan kembali bertarung sengit dengan Miller. Manuver menyalip di lap terakhir membuat Mir finis kedua, yakni podium perdananya di MotoGP.

Mir pun kembali menebar ancaman di Styria. Start ketiga, ia langsung berduel lagi dengan Miller, kali ini berebut pimpinan balap. Ia akhirnya berhasil memimpin pada lap keempat dan mempertahankan posisi selama 13 lap. Sayangnya lagi, saat kemenangan perdana ada di depan mata Mir, Vinales tahu-tahu menjatuhkan diri akibat masalah rem. Insiden ini lagi-lagi menghadirkan bendera merah.

Saat restart, Mir pun start dari pole position. Namun, ia tak punya ban depan tersisa. Saat para rival pakai ban baru, Mir harus pakai ban lama. Alhasil, Mir terpaksa legawa finis keempat. Uniknya, Oliveira, Miller, dan Espargaro yang finis di posisi 1, 2, dan 3, kompak mengakui Mir lah pemenang sesungguhnya dari balapan itu dan yakin ia bakal makin menakutkan di seri-seri setelahnya.

Meski terbukti sangat kompetitif di Styria, Mir kecewa berat gagal menang. Ia lagi-lagi mengubah amarahnya menjadi energi positif di Seri San Marino. Dalam balapan itu, ia berduel dengan sang idola, Valentino Rossi, dalam memperebutkan posisi ketiga, dan hasil ini membuatnya makin percaya diri menjalani sisa musim.

Mir pun meraih trofi ketiganya musim ini usai finis kedua di Seri Emilia Romagna, di belakang Vinales yang menang usai Bagnaia terjatuh. Mir lagi-lagi naik podium di Catalunya, di belakang Quartararo. Empat trofi sudah di tangan, dan tahu-tahu ia duduk di peringkat runner up pada klasemen pembalap, hanya tertinggal 8 poin dari El Diablo.

Situasi pun berubah total ketika mereka tiba di Aragon. Meski start dari pole, Quartararo terpuruk, hanya finis ke-18 dan tanpa poin. Sementara itu, Mir justru finis ketiga. Hasil ini membuat Mir akhirnya mengambil alih puncak klasemen dari tangan Quartararo, dengan keunggulan 6 poin.

Hasil di Aragon terulang di Teruel, ketika Quartararo hanya finis kedelapan, sementara Mir kembali finis ketiga. Meski performanya dapat banyak pujian, Mir sempat ditakutkan bakal jadi juara dunia tanpa kemenangan, mengulang torehan Emilio Alzamora yang menjuarai GP125 1999 tanpa satu pun kemenangan.

Meski begitu, Mir menegaskan ia tak mau mengulang apa yang dilakukan Alzamora. pembalap berusia 23 tahun ini justru membuat Quartararo makin merana dengan meraih kemenangan perdana di MotoGP Eropa, yang membuatnya makin kokoh di puncak klasemen dengan keunggulan 37 poin.

Mir pun hanya tinggal finis ketiga di Seri Valencia untuk mengunci gelar dunia. Nyatanya, dalam balapan tersebut, Mir hanya finis ketujuh. Namun, ia tetap sukses mengunci gelar dunia usai Rins hanya finis keempat, Quartararo gagal finis, Andrea Dovizioso finis kedelapan, dan Maverick Vinales finis ke-10.

 

Menjelang seri penutup di MotoGP Portugal yang digelar di Sirkuit Algarve, Portimao, pada 20-22 November nanti, Mir pun telah mewujudkan impiannya menjadi juara dunia di kelas para raja. Ia mengoleksi 171 poin, unggul 29 poin dari Morbidelli yang ada di peringkat kedua.

 

Tags: Joan Mir
Share412Tweet258Pin93Scan
Previous Post

Berapa Harga Perlengkapan Balap yang Mirip Dengan Valentino Rossi?

Next Post

Ketika Valentino Rossi Nyaris Beralih dari MotoGP ke Tim F1 Ferrari

Related Posts

Fantastic 4, Empat Pembalap Terhebat di Motogp di Tahun 2000an.
Story

Ini Dia Perpindahan Tim Pembalap Motogp yang Paling Besar Dampaknya Pada Kejuaraan

29 September 2023
Fantastic 4, Empat Pembalap Terhebat di Motogp di Tahun 2000an.
Story

Fantastic 4, Empat Pembalap Terhebat di Motogp di Tahun 2000an.

29 September 2023
Lebih Sulit Beradaptasi Ganti Merek Ban daripada Ganti Motor.
Inside GP

Lebih Sulit Beradaptasi Ganti Merek Ban daripada Ganti Motor.

29 September 2023
Colin Edwards, Rekan Setim Valentino Rossi yang Paling Akrab
Story

Colin Edwards, Rekan Setim Valentino Rossi yang Paling Akrab

29 September 2023
Inilah Alasan Kenapa MotoGP era 800cc Masih Lebih Cepat Daripada Superbike
Analisa

Inilah Alasan Kenapa MotoGP era 800cc Masih Lebih Cepat Daripada Superbike

29 September 2023
Pengembangan Motor Yamaha M1 2024 di Misano Gagal Total ?
Analisa

Pengembangan Motor Yamaha M1 2024 di Misano Gagal Total ?

15 September 2023
Next Post

Ketika Valentino Rossi Nyaris Beralih dari MotoGP ke Tim F1 Ferrari

Peluang Pembalap World Superbike Chaz Davies dalam Merebut Kursi Aprilia yang Kosong

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Bermesin Hanya 1600cc, Kenapa Mobil F1 bisa menghasilkan 1000 Horse Power ?

Bermesin Hanya 1600cc, Kenapa Mobil F1 bisa menghasilkan 1000 Horse Power ?

23 Oktober 2022
Menguak Sejarah Penggunaan Brake Lever Protector Dan Fungsi Vitalnya Di MotoGP

Mengupas Tuntas Siapakah The Rain Master Terhebat Di MotoGP

5 Mei 2023
Sirkuit Bersejarah Di MotoGP Yang Kini Tidak Dipakai Lagi (Part 1)

Sirkuit Bersejarah Di MotoGP Yang Kini Tidak Dipakai Lagi (Part 1)

13 Februari 2022

MotoGP Vs Kawasaki H2R! Bisakah MotoGP Kalahkan Kehebatan H2R? Ini Analisanya!

4 Desember 2022

Tim Nastro Azzurro Honda nya Valentino Rossi Sebenarnya Tim Satelit atau Pabrikan ?

9 Juni 2020
Melihat Update Komponen Baru di MotoGP Jepang

Melihat Update Komponen Baru di MotoGP Jepang

2 Oktober 2023
Fantastic 4, Empat Pembalap Terhebat di Motogp di Tahun 2000an.

Ini Dia Perpindahan Tim Pembalap Motogp yang Paling Besar Dampaknya Pada Kejuaraan

29 September 2023
Fantastic 4, Empat Pembalap Terhebat di Motogp di Tahun 2000an.

Fantastic 4, Empat Pembalap Terhebat di Motogp di Tahun 2000an.

29 September 2023
Lebih Sulit Beradaptasi Ganti Merek Ban daripada Ganti Motor.

Lebih Sulit Beradaptasi Ganti Merek Ban daripada Ganti Motor.

29 September 2023
Colin Edwards, Rekan Setim Valentino Rossi yang Paling Akrab

Colin Edwards, Rekan Setim Valentino Rossi yang Paling Akrab

29 September 2023

Popular

  • Kegagalan sebuah tim kaya.

    Kegagalan sebuah tim kaya.

    1761 shares
    Share 704 Tweet 440
  • Mengenal Arm Pump, Momok Menakutkan yang Banyak Dialami Para Pembalap MotoGP

    1304 shares
    Share 522 Tweet 326
  • Cerita Maverick Vinales Pernah Marah dan Mogok Balapan Saat di Moto3

    1093 shares
    Share 437 Tweet 273
  • Schumacher Yang Bukan Schumy.

    1061 shares
    Share 424 Tweet 265
  • Menelisik Sejarah Dan Keunikan Sirkuit Portimao Di MotoGP

    1059 shares
    Share 424 Tweet 265
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
FINIS

© 2021 StartingGrid.id - Informative MotoGP Blog.

  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Story
  • Inside GP
  • Analisa
  • Teknologi
  • List
  • Formula 1

© 2021 StartingGrid.id - Informative MotoGP Blog.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In