Subscribe
Starting Grid
  • Home
  • Story
  • Inside GP
  • Analisa
  • Teknologi
  • List
  • Formula 1
No Result
View All Result
  • Home
  • Story
  • Inside GP
  • Analisa
  • Teknologi
  • List
  • Formula 1
No Result
View All Result
Starting Grid
Home Analisa

Mengenal Crew Chief Jenius Ducati yang Dulunya Mengantar Casey Stoner Juara, dan Saat ini Menangani Bagnaia

Cristian Gabarrini dikenal sebagai crew chief yang disegani di MotoGP karena dia berhasil mengantarkan Stoner juara 2 kali dan saat ini mengangani Bagnaia.

Dika Cielers by Dika Cielers
5 November 2022
in Analisa, Ducati, Inside GP, MotoGP
Reading Time: 4 mins read
322 3
0
Mengenal Crew Chief Jenius Ducati yang Dulunya Mengantar Casey Stoner Juara, dan Saat ini Menangani Bagnaia
1k
SHARES
5.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Hampir tidak ada yang menghubungkan motor Ducati Desmosedici 2007, yang mana telah membawa Casey Stoner meraih juara dunia MotoGP pertama bagi Ducati, dan Ducati Desmosedici 2022 yang akan membawa Pecco Bagnaia menjadi juara dunia pembalap kedua Ducati di Valencia hari Minggu ini.

Memang hampir semuanya telah berubah di MotoGP sejak Stoner meraih juara dunia, tapi masih ada 2 hal yang masih sama sampai saat ini di Ducati, yaitu basis layout mesin yang masih mengusung mesin V4 90 derajat dan seorang crew chief yang setia duduk di samping Casey Stoner dan Pecco Bagnaia saat ini.

Perubahan terbesarnya tentu ada di karakter motor Desmosedici. Di tahun 2007, hanya satu pembalap yang bisa mengendarai motor ini dengan cepat, sementara sekarang semua pembalap Ducati bisa melaju dengan cepat.

Cristian Gabarrini bisa dibilang adalah seorang teknisi pertama yang sangat memahami talenta alami dari Stoner. Saat itu, pria Italia ini merupakan seorang insinyur data di tim Lucio Cecchinello (baca: Cekinelo) saat Stoner remaja masih di tim LCR Aprilia dengan mengendarai RSW250. Yang membuat takjub Gabarrini  saat itu adalah kemampuan Stoner dalam membuka gas. Gabbarini sebelumnya belum pernah melihat seorang pembalap yang bisa membuka gas begitu awal dan sangat agresif ketika keluar tikungan.

Gabarrini kemudian bergabung di Ducati tahun 2006, sementara Stoner akhirnya masuk ke Ducati di 2007, dan seperti yang kita tahu Stoner menjadi juara di tahun ini. Hubungan antara pembalap dan Crew Chief ini kemudian berjalan sangat spesial, sampai saat Stoner memutuskan untuk pergi ke Honda di 2011, Stoner juga memboyong Gabarrini ke Honda.

Tugas seorang Crew Chief memang sangat spesifiik di MotoGP. Crew Chief menjadi orang pertama yang akan ditemui pembalap saat pekan balap dimulai. Crew Chief tidak hanya harus mendengarkan apa yang pembalap katakan padanya, tapi seorang Crew Chief juga harus mengerti apa yang dipikirkan dan dirasakan pembalapnya. Jadi bisa dibilang selain menjadi mekaniknya pembalap, seorang Crew Chief juga bisa berperan seperti psikiater dan orang kepercayaan pembalapnya. Mengkombinasikan persoalan hati dan ilmu mekanis tentu sangatlah tidak mudah, itulah mengapa Crew Chief yang sangat bagus sangatlah langka di MotoGP.

Seorang Crew Chief berkomunikasi dengan pembalapnya setiap sesi pekan balap, kemudian mengatur setup motor berdasarkan keinginan pembalapnya sekaligus membuat strategi untuk balapan di hari minggu. Seorang Crew Chief juga berperan menerjemahkan apa yang dipikirkan dan dirasakan pembalapnya kepada para insinyur pabrikan, sehingga para insinyur pabrikan ini bisa membantu pembalap dalam menghadapi pekan balap dan juga pengembangan motor ke depannya.

Gabarrini telah mengantarkan Stoner merengkuh juara dunia keduanya di Honda tahun 2011, dan mungkin saja bisa memenangkan gelar ketiganya di 2012 bila Bridgestone tidak mengganti konstruksi ban depannya di pertengahan musim, karena pergantian ini menimbulkan masalah chatter atau getaran serius pada motor Honda RC213V.

Gabarrini masih tetap di Honda setelah Stoner memutuskan pensiun di akhir musim 2012. Tugasnya berubah sebagai mekanik di tim Repsol Honda lalu kembali menjadi Crew Chief untuk pembalap rookie saat itu Jack Miller. Dia kemudian kembali ke Ducati di 2017 dengan membantu pembalap baru Ducati, Jorge Lorenzo, yang bisa saja merengkuh gelar dunia kedua bagi Ducati bila manajemen Ducati tidak terburu buru memutuskan untuk tidak bekerja sama lagi dengan Lorenzo di 2018.

Setelah bersama Lorenzo, Gabarrini memulai petualangannya bersama juara dunia Moto2, Pecco Bagnaia di 2019 di tim Pramac Ducati sampai saat ini.

Di tahun 2020, yang merupakan tahun kedua Bagnaia di MotoGP, Ducati sebenarnya sudah mulai menyadari bahwa Bagnaia adalah harapan besar bagi Ducati untuk kembali sukses merengkuh gelar dunia. Di musim debutnya, Bagnaia memang menjadi rookie MotoGP yang paling buruk, karena dia sangat banyak mengalami crash.

Masalah utama Bagnaia adalah feelingnya pada ban depan tidak pernah bagus, yang membuatnya selalu kehilangan grip ban depan saat masuk ke tikungan, karena dia selalu mengerem dengan keras dan masuk ke tikungan dengan cepat.

Dan akhirnya di penghujung musim 2019, insinyur elektronik Ducati dan Crew Chief Gabarrini berhasil meyakinkan Bagnaia untuk mengganti setup motor dan memperbaiki gaya balapnya.

Menurut Davide Tardozi, perbedaan utama dari gaya balap Bagnaia dan Dovizioso adalah Bagnaia selalu lebih mengandalkan corner speed ketika melibas tikungan. Sementara gaya balap yang dimiliki Dovizioso selama ini sebenarnya bekerja dengan bagus, namun saat ini tidak bekerja dengan baik dengan ban Michelin 2020.

Ban belakang Michelin 2020 dikenal dengan komponnya yang lebih lembut dan membutuhkan gaya balap yang lebih halus, yang mana ini sangat cocok dengan gaya balap Bagnaia yang seperti Lorenzo. Jadi tak heran Ducati melihat Bagnaia sebagai masa depannya.

Keunggulan lainnya yang dimiliki Bagnaia adalah kemampuannya dalam membawa corner speed lebih di tikungan, yang mana juga membantu meminimalisir masalah klasik motor Desmosedici yaitu saat menikung.

Ducati lalu mulai memperbaiki sedikit kelemahan menikungnya dengan memperkenalkan komponen diffuser yang terinspirasi dari Formula 1 di 2021, yang mana komponen ini membantu mempercepat aliran udara di bawah fairing untuk menciptakan area bertekanan udara rendah yang membantu meningkatkan grip motor dan menikung.

Perubahan kecil pada Desmosedici di tahun 2022 rupanya membingungkan Bagnaia dan Ducati di awal musim ini, menyebabkan dirinya banyak crash.  Tapi saat Gabarrini dan rekan insinyur Ducati lainnya menemukan setingan motor yang bisa membuat Bagnaia mengerem keras dan masuk ke tikungan secepat yang dia mau, Bagnaia akhirnya bisa meraih 6 kemenangan pada bulan Mei sampai September lalu dan mengambil alih pimpinan klasmen dari Quartararo di Australia.

Minggu ini, Bagnaia hanya harus finish ke 14 agar bisa mengamankan gelar dunianya, bahkan bila Quartararo bisa menang. Dengan kata lain, Bagnaia hanya akan kalah kalau dia crash atau mengalami masalah teknis pada motornya.

Bagnaia dan Gabarrini akan tetap bersama sampai 2023, tapi Ducati akan kehilangan 2 crew chief hebatnya tahun depan, karena KTM mulai membajak insinyur Ducati. Masuk akal KTM melakukan ini karena Ducati memang menjadi motor terbaik saat ini.

Crew Chief Ducati yang pindah ke KTM adalah Alberto Giribuola dan Cristhian Pupulin yang merupakan Crew Chiefnya Enea Bastianini dan Jack Miller.

Kehilangan Giribuola merupakan kerugian cukup besar bagi Ducati, karena dia dulunya adalah crew chief Andrea Dovizioso saat Dovi bisa memenangkan banyak balapan bagi Ducati dan membantu Bastianini memahami motor MotoGP dari musim debutnya sampai saat ini menjadi salah satu pembalap tercepat di grid. Sementara Pupulin yang sudah bersama Ducati selama 21 tahun, masih akan tetap menjadi Crew Chief Miller di KTM.

 

Tags: Casey Stonercrew chiefDucatiDucati Desmosedici GP22Pecco Bagnaia
Share412Tweet258Pin93Scan
Previous Post

Kenapa Pembalap MotoGP Era Sekarang Performanya Tidak Konsisten ?

Next Post

Meski Minim Penggemar Motor, Kenapa Sirkuit Sokol Internasional Kazakhstan Dipilih Dorna Menggelar MotoGP ?

Related Posts

Pengembangan Motor Yamaha M1 2024 di Misano Gagal Total ?
Analisa

Pengembangan Motor Yamaha M1 2024 di Misano Gagal Total ?

15 September 2023
Motor Honda RC213V 2024 Produk Gagal ?
Analisa

Motor Honda RC213V 2024 Produk Gagal ?

14 September 2023
Melihat Modifikasi Teranyar Motor Honda RC213V & KTM RC16 Jelang MotoGP Misano
Honda

Melihat Modifikasi Teranyar Motor Honda RC213V & KTM RC16 Jelang MotoGP Misano

8 September 2023
Sering Dipandang Sebagai Penggembira Saja, Ini dia Deretan Tim Satelit Terbaik di Sepanjang Era Motogp.
Story

Sering Dipandang Sebagai Penggembira Saja, Ini dia Deretan Tim Satelit Terbaik di Sepanjang Era Motogp.

31 Agustus 2023
Jumlah Kompon Dikurangi, Ini Dia Jatah Ban dan Cara Mengolah Ban Pembalap Motogp
Inside GP

Jumlah Kompon Dikurangi, Ini Dia Jatah Ban dan Cara Mengolah Ban Pembalap Motogp

31 Agustus 2023
Shoya Tomizawa, Talenta Jepang yang Pergi Terlalu Cepat
Story

Shoya Tomizawa, Talenta Jepang yang Pergi Terlalu Cepat

31 Agustus 2023
Next Post
Meski Minim Penggemar Motor, Kenapa Sirkuit  Sokol Internasional Kazakhstan Dipilih Dorna Menggelar MotoGP ?

Meski Minim Penggemar Motor, Kenapa Sirkuit Sokol Internasional Kazakhstan Dipilih Dorna Menggelar MotoGP ?

Kenapa ada stiker bergambar headlamp pada bagian depan motor WSBK?

Kenapa ada stiker bergambar headlamp pada bagian depan motor WSBK?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Motor Honda RC213V 2024 Produk Gagal ?

Motor Honda RC213V 2024 Produk Gagal ?

14 September 2023
Melihat Sirkuit MotoGP di India yang 5 Kali Lebih Mahal dari Mandalika

Melihat Sirkuit MotoGP di India yang 5 Kali Lebih Mahal dari Mandalika

9 Desember 2022
Bermesin Hanya 1600cc, Kenapa Mobil F1 bisa menghasilkan 1000 Horse Power ?

Bermesin Hanya 1600cc, Kenapa Mobil F1 bisa menghasilkan 1000 Horse Power ?

23 Oktober 2022
Struktur Tim di Motogp dan Apa Saja Kerjanya

Struktur Tim di Motogp dan Apa Saja Kerjanya

19 Mei 2023
Detail Soal Sirkuit Buddh International, Sirkuit Terbaru Motogp.

Detail Soal Sirkuit Buddh International, Sirkuit Terbaru Motogp.

31 Juli 2023
Pengembangan Motor Yamaha M1 2024 di Misano Gagal Total ?

Pengembangan Motor Yamaha M1 2024 di Misano Gagal Total ?

15 September 2023
Motor Honda RC213V 2024 Produk Gagal ?

Motor Honda RC213V 2024 Produk Gagal ?

14 September 2023
Melihat Modifikasi Teranyar Motor Honda RC213V & KTM RC16 Jelang MotoGP Misano

Melihat Modifikasi Teranyar Motor Honda RC213V & KTM RC16 Jelang MotoGP Misano

8 September 2023
Sering Dipandang Sebagai Penggembira Saja, Ini dia Deretan Tim Satelit Terbaik di Sepanjang Era Motogp.

Sering Dipandang Sebagai Penggembira Saja, Ini dia Deretan Tim Satelit Terbaik di Sepanjang Era Motogp.

31 Agustus 2023
Jumlah Kompon Dikurangi, Ini Dia Jatah Ban dan Cara Mengolah Ban Pembalap Motogp

Jumlah Kompon Dikurangi, Ini Dia Jatah Ban dan Cara Mengolah Ban Pembalap Motogp

31 Agustus 2023

Popular

  • Kegagalan sebuah tim kaya.

    Kegagalan sebuah tim kaya.

    1760 shares
    Share 704 Tweet 440
  • Mengenal Arm Pump, Momok Menakutkan yang Banyak Dialami Para Pembalap MotoGP

    1301 shares
    Share 520 Tweet 325
  • Cerita Maverick Vinales Pernah Marah dan Mogok Balapan Saat di Moto3

    1093 shares
    Share 437 Tweet 273
  • Schumacher Yang Bukan Schumy.

    1061 shares
    Share 424 Tweet 265
  • Menelisik Sejarah Dan Keunikan Sirkuit Portimao Di MotoGP

    1059 shares
    Share 424 Tweet 265
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
FINIS

© 2021 StartingGrid.id - Informative MotoGP Blog.

  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Story
  • Inside GP
  • Analisa
  • Teknologi
  • List
  • Formula 1

© 2021 StartingGrid.id - Informative MotoGP Blog.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In