Pada balapan MotoGP, setiap pebalap diharuskan untuk tetap berada di trek. Tujuannya adalah agar tidak ada pembalap yang keluar trek dan mendapat keuntungan dari segi catatan waktu atau posisi dalam balapan. Saat gelaran MotoGP Emilia Romagna, Minggu lalu, Fabio Quartararo kehilangan satu posisi karena motornya keluar dari trek. Aturan ini sebenarnya sudah diperkenalkan sejak musim lalu.
Di era sebelumnya, batas lintasan ditentukan oleh tembok atau penghalang. Artinya, pebalap tidak memiliki margin untuk kesalahan. Saat sirkuit menjadi lebih aman dan area run-off dibuat, kerb dipasang untuk menandai batas lintasan.
Dikutip dari MotoGP.com, kerb tersebut juga dimaksudkan untuk merugikan pebalap saat melintasinya, karena permukaannya tidak rata. Namun, seiring berjalannya waktu, mesin motor berkembang dan meningkat, yang berarti motor tidak lagi kehilangan traksi di trotoar atau kerb.
Akhirnya, untuk memperbaiki rumput alami tetapi tanpa memberikan daya cengkeram yang baik, dipasanglah rumput buatan di bagian luar kerb. Namun, hal ini ternyata berbahaya setelah hujan. Sebab, rumput buatan ini tidak akan mengering secepat lintasan dan menyebabkan kecelakaan.
Sekarang, rumput buatan telah digantikan oleh beton yang dicat hijau. Meskipun pembalap mendapat margin yang aman untuk dapat melewati batas, membuat kesalahan dan memperebutkan posisi,, tapi penalti yang diberikan juga cukup berat.
Melebihi track limit artinya kedua ban motor berada di luar lintasan pada saat yang bersamaan. Jika suatu pelanggaran terjadi kapan saja selain selama balapan, seperti sesi Free Practice atau kualifikasi, hal itu mengakibatkan pembatalan waktu atau pembatalan lap.
Jika pelanggaran terjadi selama balapan, akan ada beberapa hasil yang berbeda. Contohnya saat terpaksa keluar lintasan karena melebar yang menyebabkan pebalap kehilangan waktu dan jelas dirugikan, maka tidak ada tindakan yang diambil dan tidak dicatat.
Beberapa kesalahan diperbolehkan jika kerugian atau keuntungan tidak dapat ditentukan, tetapi terlalu banyak insiden dianggap sebagai keuntungan. Sebab, pembalap tidak menggunakan lintasan yang sama dengan para pembalap lainnya.
Jika pembalap melakukan tiga pelanggaran selama balapan berlangsung, pesan peringatan akan dikirim ke dasbor motor mereka. Begitu ada lima pelanggaran track limit, Long Lap Penalty akan dikeluarkan melalui papan sinyal, dengan pesan yang dikirim ke dasbor motor pembalap juga.
Saat balapan di MotoGP Aragon 2019, telah diputuskan untuk memperbarui protokol untuk pelanggaran batas lintasan yang terjadi pada lap terakhir.
Mulai saat ini, pelanggaran di lap terakhir yang memengaruhi hasil balapan harus menunjukkan bahwa pebalap tersebut dirugikan karena melampaui batas lintasan. Jika pihak FIM MotoGP menganggap tidak ada kerugian yang jelas, maka pembalap akan dikenai sanksi dengan perubahan posisi atau penalti penambahan waktu 3 detik ketika finish.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap pebalap yang melebihi batas lintasan pada lap terakhir harus berada dalam posisi yang lebih buruk daripada pebalap yang bersaing langsung untuk mendapatkan posisi finis.
Dalam kasus Quartararo, dirinya mengamuk kesal karena mengaku tak mendapat peringatan setelah tiga kali keluar dari track limit. Sehingga, saat kedapatan keluar lagi dari track limit untuk yang kelima kalinya di lap terakhir, dia langsung diganjar Long Lap Penalty. Namun karena Quartararo tidak melakukan Long Lap Pinalty sampai garis finish ia diganjar hukuman tambahan waktu 3 detik, sehingga posisi finishnya turun ke posisi 4