MotoGP saat ini merupakan olahraga yang sangat di minati penonton selain Sepakbola. Aksi-aksi overtake dan manuver agresif serta penampilan motor yang ciamik membuat MotoGP tak pernah sepi penggemar.
Banyak yang berubah dari waktu ke waktu, seperti regulasi, pergantian pembalap, dan tim baru yang masuk ikut berpartisipasi di MotoGP. Seiring berjalannya waktu, Di MotoGP terdapat banyak tim yang terbagi dalam beberapa klasifikasi. Ada 6 jenis kelas untuk membedakan tim balap di MotoGP,,Tentu Yang paling sering di dengar adalah istilah Tim Pabrikan dan Tim Satelit. Padahal sebenarnya selain itu masih ada 4 kelas lagi pada tim MotoGP.
Lalu bagaimanakah pembagian kelas untuk tim balap di MotoGP? Simak ulasan lengkapnya berikut ini
- Yang pertama adalah Factory Team
Tim seperti Repsol Honda, Monster Yamaha, Suzuki Ecztar dan Ducati Team merupakan contoh dari Factory Team. Lalu Apa sih Factory Team itu? Factory Team merupakan tim utama yang berdiri sendiri dengan pabrikan yang mempunyai dana melimpah. Dana ini di peroleh dari pabrik motor itu sendiri dan sponsor yang mendukung finansial tim. Kita lebih familiar mengenal Factory Team sebagai Tim Pabrikan.
Ada peraturan yang harus di patuhi Factory Team untuk bisa tampil dalam ajang balap MotoGP. Tim Pabrikan diberikan jatah hanya 7 buah mesin per musim. Setelah kompetisi berjalan, mesin motor di Factory Team di segel atau istilahnya Engine Freezed, dan tidak boleh melakukan pengembangan pada mesin sampai musim kompetisi berakhir. Ini merupakan regulasi Homologasi bagi Tim Pabrikan. Selain itu masih ada lagi aturan yang mesti di taati Factory Team. Seperti bahan bakar yang digunakan maksimal 22 liter saat balapan, pembatasan uji coba dan lain sebagainya
- Yang kedua adalah Satellite Team
Satellite Team adalah tim yang terhubung dengan tim yang lebih besar yaitu Factory Team. Hubungan ini menyangkut soal kepemilikan motor, bantuan teknis, pembagian staff dan pembalap. Boleh dibilang Satellite Team merupakan anak dari Factory Team.
Tidak seperti Factory Team yang selalu menggunakan motor dan part terupdate, Satellite Team baru bisa memakai update peralatan dan part di tahun berikutnya setelah di gunakan oleh Tim Pabrikan. Jadi sama artinya, motor Tim Satelit yang sekarang adalah bekas motor Tim Pabrikan tahun lalu.
Tim Satelit biasanya terkendala dalam urusan riset karena dananya terbatas. Mereka juga sering mendapat “pembalap Titipan” dari Factory Team. Kru di Satellite Team juga relatif lebih sedikit dibandingkan Factory Team. Sehingga Satellite Team jarang bisa naik podium atau mengalahkan Tim Pabrikan, sebab kemampuan motornya di bawah Factory Team. Contoh Satellite Team adalah LCR Honda, Marc VDS Honda, Pramac Ducati, Avintia Ducati, RedBull KTM dan Yamaha Petronas SRT.
- Yang ketiga ada CRT atau Claiming Rule Team
CRT baru ada di MotoGP tahun 2012. Biaya besar untuk motor Prototype 800cc dan batasan bahan bakar 21 liter telah membuat Kawasaki dan Suzuki hengkang dari MotoGP di tahun itu. Otomatis persaingan tinggal menyisakan 3 Pabrikan yaitu Yamaha, Honda dan Ducati. Grid di MotoGP pun kemudian menyusut dengan hanya 12 motor yang ikut balapan. Akhirnya di bentuklah tim baru dengan nama CRT, Claiming Rule Team.
Tim ini berstatus Privateer Team dan tidak termasuk Tim Non Pabrikan serta tidak terkait dengan tim manapun. CRT menggunakan mesin motor produksi massal seperti Honda CBR1000RR, Aprilia RSV4, Kawasaki ZX-10R dan BMW S1000RR yang di modifikasi untuk racing. Mesin dan sasis motor itu tidak berasal dari 1 Pabrikan, melainkan di jual massal. CRT diberikan jatah 24 liter bahan bakar dan 12 mesin untuk satu musim.
Mesin CRT bisa di jual ke produsen motor dengan biaya Rp 300 juta atau 20rb euro dengan mesin ditambah Gearbox nya. Produsen hanya boleh mengklaim 1 mesin CRT untuk masing-masing tim dalam 1 musim balap. Mesin CRT yang hangus karena di klaim akan di ganti dengan tambahan 12 mesin baru.
Pada kenyataannya, sepertinya tidak mungkin pabrikan akan mengklaim mesin. Karena itu bisa berarti mereka takut dikalahkan oleh motor berbiaya lebih kecil dari motor mereka. Aturan ini ditempatkan hanya sebagai ancaman saja, untuk mencegah pabrikan-pabrikan lain memberikan mesin dengan dukungan penuh pabrik tetapi berkedok CRT.
Untuk bisa masuk sebagai CRT perlu persetujuan dari Komisi Grand Prix yang terdiri dari Dorna,FIM,IRTA dan MSMA. CRT kemudian di hapus dari MotoGP pada tahun 2014 dan tidak lagi ada sampai kini.
- Yang keempat ada Open Class
Setelah CRT di hilangkan, kemudian muncul kelas baru lagi yang dinamai Open Class. Open Class di bentuk karena melihat kondisi tim di luar Pabrikan yang sulit berkembang dan bersaing. Open Class mempunyai jatah bahan bakar 24 liter dengan 12 mesin tiap musim. Team Open Class tidak boleh memakai elektronik sendiri dan semua perangkat elektronik di atur oleh Dorna.
Tim yang masuk Open Class juga di perbolehkan memakai ban kompon lebih lunak untuk ban belakang . Tujuannya agar motor memiliki grip yang bagus di bagian belakang sehingga bisa memangkas gap dari tim-tim Pabrikan. namun Tim Open Class harus menggunakan perangkat elektronik dari MotoGP. Dengan semua keuntungan ini membuat Ducati kepincut untuk masuk ke Open Class, karena memang di tahun 2014 Ducati sedang mengalami masa kurang bagus di MotoGP.
Tahun 2016 Open Class di tiadakan dan format kelas MotoGP kembali hanya menjadi 2 saja, Tim Pabrikan dan Tim Satelit. Semuanya menggunakan elektronik dari Magneti Marelli dan software yang seragam dari Dorna. Aturan ini di bentuk agar semua tim memiliki kesempatan yang sama untuk naik podium dan tidak di dominasi hanya Factory Team saja.
- Yang kelima ada Tim Satellite Factory Support
Satellite Factory Support sebenarnya adalah Satellite Team, namun perbedaannya adalah jika Satellite Team baru bisa menggunakan motor seperti yang di pakai Tim Pabrikan pada musim selanjutnya, sedangkan Satellite Factory Support dapat memakai mesin dan sasis yang sama seperti Tim Pabrikan saat itu.
Hanya saja untuk part lain seperti suspensi dan rem berbeda dari Tim Pabrikan. Kualitas part Tim Pabrikan tetaplah lebih bagus. Cal Crutchlow adalah rider Tim Satelit yang pernah merasakan Factory Support pada motor LCR Honda miliknya dan masuk ke Satellite Factory Support, begitu juga motor milik Fabio Quartararo di tim Petronas SRT Yamaha. Satellite Factory Support setara dengan Factory Team untuk performa mesin dan sasisnya saja. Namun Secara keseluruhan Tim Pabrikan lebih unggul dari Tim Satellite Factory Support.
Dulu di era 500cc ketika Valentino Rossi di tim Nastro Azzurro, timnya juga tergolong dalam jenis kelas ini karena mendapat part terbaik, Full Support dari HRC dan memiliki mekanik khusus Tim Pabrikan yaitu Jeremy Burgess.
- Yang terkahir adalah Factory With Consession
Tahun 2014 ketika ada Open Class, Ducati Team langsung memutuskan masuk pada kelas itu. Publik mengira Ducati benar-benar menjadi tim Open Class. Namun ternyata tidak, karena status Factory Team belum hilang dari Ducati. Ibarat kata Ducati itu ada di tengah-tengah antara Factory Team dan Open Class sehingga muncullah kelas baru yang di beri nama Factory With Consession. Jadi Factory With Consession seperti tim peralihan dari Pabrikan menuju Open Class, tapi tidak full.
Perbedaan utama antara Pabrikan utama dan Pabrikan yang mendapat konsesi terletak pada jatah mesin sebanyak 9 buah per musim, bebas dari pembekuan untuk pengembangan mesin selama musim balap berlangsung dan bebas untuk melakukan uji coba pribadi. Namun kelebihan ini akan di cabut jika tim yang mendapat konsesi berhasil naik podium atau memperoleh kemenangan. Tim Pabrikan KTM dan Aprilia ikut masuk dalam kelas ini.
Di hilangkannya konsesi ini karena Factory Team yang belum kompetitif di anggap sudah berkembang dan mampu setara dengan Factory Team lainnya yang sering menang race seperti Yamaha dan Honda. Jika sudah selevel, keuntungan dan kemudahan pun akan hilang satu per satu, mengikuti regulasi standar bagi Tim Pabrikan.