MotoGP selalu menyajikan sebuah tontonan yang seru sepanjang musim. Persaingan panas antar pembalap di lintasan tak pernah surut untuk meningkatkan minat para penggemar balap kuda besi ini untuk selalu mengikuti jalannya lomba hingga seri terakhir. Banyak drama yang terjadi dalam perebutan podium tertinggi di MotoGP. Masing-masing Rider dengan Riding Style mereka akan selalu berusaha menjadi yang terdepan ketika melintasi garis finish.
Untuk mendukung hal tersebut diperlukan dukungan yang maksimal, baik dari performa motor, strategi pemilihan ban, pemahaman tentang kondisi trek bahkan juga perubahan cuaca yang selalu cepat berfluktuasi, terutama di negara-negara penyelenggara balapan dengan kondisi kelembapan udara yang cukup tinggi. Perebutan kemenangan di setiap race akan menimbulkan banyak drama, mengingat kompetisi dan persaingan selalu berjalan dengan ketat.
Insiden seperti senggolan motor hingga Crash adalah contoh nyata bagaimana kerasnya perjuangan seorang Rider untuk melewati satu per satu rivalnya dan mencapai hasil terbaik pada setiap gelaran balap MotoGP. Untuk menjadi seorang pemenang lomba, Rider MotoGP harus memiliki mentalitas yang kuat, terutama ketika momen saling overtake di tikungan.
Karena disinilah biasanya insiden kerap terjadi saat Rider saling berebut posisi dengan gaya balap agresifnya. Untuk itulah Rule atau aturan perlu di terapkan dalam balapan. FIM dan Dorna selaku penyelenggara balap telah menyusun aturan sedemikian rupa untuk menjaga agar persaingan tetap sehat. Rider yang melakukan tindakan berlebihan atau manuver yang membahayakan pembalap lain akan selalu menjadi sorotan.
Setiap Rider harus mematuhi peraturan tentang bagaimana cara berkendara yang bertanggung jawab. Jika mereka melanggarnya atau melebihi batas yang telah di tentukan, maka Race Director akan menjatuhi sanksi berupa peringatan, perubahan posisi di grid start hingga penalty yang berlaku saat race berlangsung. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah insiden dan Crash yang meningkat dari tahun ke tahun.
Oleh karenanya, penting bagi pihak penyelenggara balap untuk meningkatkan keamanan para Rider ketika berpacu dengan motor mereka di trek. Dari sekian banyak jenis penalty yang ada di MotoGP, ada sebuah aturan penalty baru yang kini di terapkan sebagai revisi atau pengganti aturan sebelumnya yang masih menimbulkan pertanyaan tentang keadilan hukuman penalty tersebut bagi pembalap. Aturan baru ini disebut dengan Long Lap Penalty. Apa itu Long Long Lap Penalty?
Long Lap Penalty
Long Lap Penalty mulai di berlakukan pada tes pramusim MotoGP 2019 di Sirkuit Losail, Qatar, 23-25 Februari 2019. Zona untuk Long Lap Penalty di Sirkuit Losail ditempatkan di Tikungan 6. Penetapan Long Lap Penalty ini dipengaruhi oleh insiden yang menyangkut Rider Moto2, Jonas Folger pada 2014. Folger melakukan sebuah pelanggaran dan dijatuhi hukuman turun 1 posisi.
Sementara waktu itu Folger sudah membuat gap 5 detik dengan Rider dibelakangnya dan harus mengikuti Drop Position Penalty yang ia terima. Ini menyebabkan ketidakadilan karena gap Folger sangat jauh dari Rider dibelakangnya. Kehilangan 5 detik akan sangat merugikan dan bahkan tidak fair sebagai hukuman untuk Rider.
Oleh sebab itu Komisi Grand Prix, yang terdiri dari Carmelo Ezpeleta (Dorna, Ketua), Paul Duparc (FIM), Herve Poncharal (IRTA) dan Takanao Tsubouchi (MSMA), dalam pertemuan elektronik yang diadakan pada 1 Maret 2019 akhirnya membuat peraturan baru yang disebut Long Lap Penalty.
Bagaimana Cara Melakukan Long Lap Penalty?
Jika seorang Rider dijatuhi hukuman Long Lap Penalty, maka dia harus melewati rute yang lebih jauh dan biasanya berada di bagian Run-Off tikungan yang beraspal. Tujuan dari Long Lap Penalty ini adalah agar pembalap kehilangan banyak waktu sekaligus sebagai pengganti aturan Drop Position Penalty. Long Lap Penalty akan diberikan pada Rider setelah 3 lap pelanggaran tersebut dibuat.
Jika pembalap yang menjalani penalty ini mengalami Crash saat melakukan Long Lap Penalty, maka Rider tersebut harus mengulangi Long Lap Penalty di lap berikutnya, selama motor masih bisa hidup selepas Crash. Bagaimana jika Rider tidak melakukannya? Tambahan waktu 3 detik akan diberikan pada total catatan waktunya setelah finish.
Kriteria Pelanggaran Yang Dijatuhi Long Lap Penalty
1. Melewati Track Limit
Apa itu Track Limit?
Track Limit merupakan batas trek dengan area yang berada diluar trek. Biasanya ditandai dengan garis berwarna putih. Track Limit mulai digunakan dalam aturan MotoGP sejak 2019. Track Limit digunakan untuk membatasi area yang boleh dan tidak boleh dilewati pembalap. Penerapannya berbeda untuk sesi Free Practice dengan saat Race berlangsung.
Di Free Practice, Rider sama sekali tidak diperbolehkan berkendara melewati Track Limit. Artinya mereka tidak boleh melebarkan motor hingga ban melebihi Curb meski hanya beberapa milimeter saja. Jika ini dilakukan maka waktu putaran yang mereka buat akan dihapus sehingga akan sangat merugikan ketika mereka mendapat catatan waktu yang cukup cepat.
Pada Race, Rider boleh melewati Track Limit hingga 3 kali dengan toleransi yang kecil atau tidak terlalu jauh keluar batas. Ketika itu dilakukan hingga 4 kali, maka Rider akan mendapat peringatan di Dashboard motor. Dan jika mencapai 5 kali, pembalap akan dikenakan hukuman Long Lap Penalty.
2. Melakukan Manuver Yang Merugikan Rider Lain
Saat sedang balapan, para Rider harus tetap memperhatikan cara berkendara mereka. Ini mencakup tentang bagaimana mereka memacu motornya tetap di area trek yang di perbolehkan dan bagaimana cara mereka melakukan overtake di tikungan.
Tidak bisa dipungkiri, semakin tahun persaingan akan semakin ketat dan ini akan meningkatkan agresifitas dari Rider saat melakukan overtake. Namun agresifitas yang berlebihan dan merugikan Rider lain akan berdampak negatif pada Rider itu sendiri. Ini terjadi pada Johann Zarco di GP Brno, Ceko 2020.
Rider Reale Avintia Racing ini menyenggol Pol Espargaro di Turn 1 Lap 10. Akibat kontak fisik itu, Espargaro Crash dan tidak bisa meneruskan lomba (DNF). Zarco pun diberi sanksi Long Lap Penalty atas manuvernya yang menyebabkan kerugian pada Espargaro.
3. Salah Masuk Paddock Saat Swap Bike
Kejadian unik sempat terlihat saat GP Le Mans 2021 berlangsung. Di Awal lomba, semua Rider menggunakan Slick Tyre karena balapan di declare Dry Race oleh Race Director. Namun melihat kondisi cuaca saat itu, ada kemungkinan hujan turun di tengah Race. Dan benar saja ketika memasuki Lap ke 6, bendera putih dikibarkan, pertanda cuaca berganti.
Tak lama berselang hujan semakin deras mengguyur aspal. Semua Rider pergi ke Pit untuk melakukan Swap Bike. Tak terkecuali Quartararo yang sedang memimpin jalannya balap. Karena situasi panik dan tidak fokus serta pengalaman pertamanya menjalani race Flag to Flag, Quartararo malah berhenti di Paddock Vinales.
Long Lap Penalty for @FabioQ20 for a bike swap infringement! ?
To make matters worse, @jackmilleraus has passed him for the lead! ?#FrenchGP ?? pic.twitter.com/v9WapHjn1S
— MotoGP™? (@MotoGP) May 16, 2021
Sadar salah masuk kamar, Fabio bergegas berlari ke Pit-nya. Akibat peristiwa ini Fabio dihukum Long Lap Penalty dan harus puas finish ke 3 dibawah Jack Miller dan Johann Zarco.
Double Long Lap Penalty
Double Long Lap Penalty pada dasarnya sama dengan Long Lap Penalty. Yang membedakannya adalah pada Double Long Lap Penalty, Rider harus melintasi area Run-Off sebanyak 2 kali. Jenis penalty ini sempat menimpa Jack Miller di GP Le Mans 2021. Rider asal Australia ini melanggar batas kecepatan ketika memasuki Pit Lane.
Let’s take stock of the situation! ?@FabioQ20 has a 1.1s lead over @jackmilleraus who has now served his two Long Lap Penalties for this! ✊#FrenchGP ?? pic.twitter.com/6etZ3bcv4f
— MotoGP™? (@MotoGP) May 16, 2021
Miller masuk dengan kecepatan 74 km/jam, sementara dalam aturan, batas kecepatan maksimal yang diperbolehkan adalah 60 km/jam. Miller rupanya lupa menekan Pit Button yang berada di dekat handlebar. Ketika menyadari hal itu, Miller pun memberi isyarat pada petugas di samping trek jika dia melakukan kesalahan. Namun pada akhirnya Miller tetap dikenai hukuman Double Long Lap Penalty.