Setiap elemen teknis dari motor pasti didesain dengan fungsi tertentu. Dalam hal ini rem berfungsi untuk memperlambat laju motor. Pada motor, ada 2 rem yang dipasang yaitu rem depan dan rem belakang. Meskipun tidak jarang kita mendengar bahkan dari para pengendara motor yang berpengalaman sekalipun mengatakan bahwa rem belakang pada motor itu jarang digunakan.
Namun, kenyataannya jauh dari itu. Rem belakang sering digunakan saat kita berkendara motor dengan santai, dan lebih sering lagi digunakan dalam olahraga balap motor. Bahkan dalam balap motor, rem belakang tidak hanya digunakan untuk melambatkan laju kecepatan tapi lebih dari itu.
Lalu apa saja kegunaan lain dari rem belakang di MotoGP ? mari kita bahas.
Secara umum, para pembalap selalu mengandalkan front end ketika mengerem, lebih tepatnya mengkombinasikan dengan engine brake yang efektif ketika menutup gas dan menurunkan gigi. Momen ini sangat bertumpu pada kekuatan front end motor, oleh karena itu roda depan dipasang 2 cakram yang besar.
Pada rem belakang, yang hanya dilengkapi satu cakram dengan diameter lebih kecil, juga bertindak dan berkontribusi pada pengereman. Namun di sisi lain, rem belakang juga bekerja secara efektif membantu menjaga roda belakang tetap menempel aspal, mencegahnya terangkat serta menjaga kestabilan motor selama pengereman dilakukan. Ini sangat penting digunakan karena bila tidak, bisa menyebabkan motor kehilangan racing linenya dan pembalap tidak bisa membuat motor menikung seperti yang mereka mau.
Sekarang, sistem elektronik motor juga berperan dalam mengintervensi engine braking pada saat momen pengereman. Meski begitu kita tetap masih bisa melihat banyak pembalap yang roda belakangnya terangkat ketika dalam fase pengereman.
Salah satu pembalap yang paling ekstrim perihal penggunaan rem belakang ini adalah Nicky Hayden. Hayden selalu meminta dipasangkan cakram rem belakang yang sangat besar bila dibandingkan pembalap lainnya. Hayden meminta hal itu karena masa kecilnya yang sudah melekat dengan balap dirt track, yang mana motor dirt track hanya memiliki rem belakang saja.
Kemudian saat Hayden pindah ke balap MotoGP, dia tetap menjaga kebiasaan lamanya dengan sering menggunakan rem belakang, tentu saja tidak hanya untuk melambatkan laju motor tapi juga sebagai alat bantu menstabilkan motor dan bahkan untuk membantu menjaga putaran mesin.
Ketika digunakan dengan tepat, rem belakang sangatlah membantu sehingga kecepatan putaran mesin tidak drop. Dalam mengendarai motor, pasti ada situasi ketika akan menurunkan kecepatan, kita tidak perlu menginjak rem dan hanya menutup gas untuk menurunkan kecepatan. Namun, saat melakukan hal itu mesin kehilangan kecepatan putarannya, dan ketika akan berakselerasi lagi momen kecepatan putaran mesinnya sudah hilang.
Nah, dalam balapan trik yang digunakan banyak pembalap adalah menginjak pedal rem belakang tapi tanpa menutup gas, aksi ini akan tetap memperlambat kecepatan motor tapi tetap menjaga kecepatan putaran mesin.
Penggunaan rem belakang juga memungkinkan dilakukannya pengereman yang lebih keras dan agresif saat motor sedang menikung. Pada situasi ini, tekanan beban yang berlebihan pada front end motor bisa fatal dan beresiko terjadinya crash. Itulah mengapa rem belakang selalu digunakan saat pembalap melambatkan laju motor saat menikung, karena minimnya grip di momen ini masih bisa diatasi dengan penggunaan rem belakang dan resiko crash bisa diminimalkan.
Untuk dapat menggunakan rem belakang di tikungan, pembalap biasanya menggunakan rem jempol yang ada di handle kiri motor, karena saat menikung ke arah kanan motor akan mencapai tingkat kemiringan yang tinggi dan ruang yang ada sangat sempit untuk kaki kanan pembalap menginjak pedal rem.
Meski begitu tidak semua pembalap terbiasa atau merasa nyaman dengan rem jempol ini, karena gerakan simple menggunakan satu jari untuk memencet rem di handle kiri tetap akan menurunkan kekuatan tangan pembalap dalam menggenggam handlebar motor. Ditambah tangan kiri pembalap sebenarnya juga sudah terlalu sibuk, seperti harus mengoperasikan tombol tombol elektronik, dan tuas ride height device yang digunakan untuk menurunkan bagian depan dan belakang motor. Perangkat perangkat ini terkadang diaktifkan secara hampir bersamaan, yang mana membutuhkan koordinasi yang bagus bagi pembalap tanpa harus kehilangan konsentrasi terhadap hal hal yang ada di depan.
Bagaimana pun juga penggunan rem belakang dengan tangan kiri pembalap tidaklah sesimpel memasangnya pada motor. Rem jempol ini pertama kali digunakan oleh Mick Doohan yang saat itu mengalami cidera pada kaki kanannya, yang mana membuat Doohan tidak bisa menggunakan rem belakang pada kaki kanannya. Para mekanik pun membutuhkan proses yang lama dalam mencari desain, kalibrasi dan modifikasi yang tepat, karena kekuatan lengan tidak bisa memberikan tekanan tuas yang sama seperti pedal pada kaki. Berjalannya waktu akhirnya banyak pembalap menyadari betapa bergunanya perangkat rem jempol ini, dan memutuskan untuk memasangkannya pada motornya.
Pada kemiringan yang tinggi, penggunaan rem belakang membantu motor mengerem tanpa mengurangi kestabilan motor, tapi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penggunaan rem belakang juga menjaga agar putaran mesin tidak drop. Meski begitu tidak semua pembalap memandang hal tersebut berguna.
Marc Marquez sempat cukup sering memakai rem jempol di 2019, tapi sejak itu Marquez belum bisa memanfaatkannya secara maksimal. Meskipun Marquez pernah melakukan beberapa kali uji coba rem jempol ini di 2014 dan 2016, tapi menurutnya rem jempol tidak bekerja lebih baik daripada rem biasa yang menggunakan kaki.
Tapi di 2019, Marquez mulai menggunakannya lebih sering, meskipun tidak di setiap seri balapan. Bagi Marquez rem jempol ini tetap bisa menjadi elemen pendukung pada situasi tertentu, seperti saat settingan mapping elektronik atau kompon ban tertentu yang digunakan. Karena hal hal teknis di MotoGP sangatlah kompleks, dan terkadang detail detail terkecil cukup memberi perbedaan.