Salah satu hal yang paling menonjol dari kalender MotoGP 2023 nanti adalah masuknya negara negara baru dalam gelaran Grand Prix MotoGP. Sebelumnya kita sudah membahas tentang tuan rumah Kazakhstan, dan sekarang kita akan membahas tentang negara baru lainnya yang akan menjadi tuan rumah MotoGP, yaitu India.
Grand Prix India akan digelar pada ronde ke 14 tahun depan dan akan diselenggarakan mulai tanggal 22-24 september 2023 di sirkuit Buddh, yang berlokasi di luar kota Greater Noida, yang berjarak hanya sekitar 1 jam dari ibukota India, New Delhi.
India bukanlah sekedar negara biasa. India mungkin menjadi negara dengan populasi terbesar di dunia, predikat ini bisa jadi masih diperdebatkan karena populasi India hanya kalah beberapa juta jiwa saja dengan negara China. Diperkirakan pada tahun ini, populasi India sudah lebih dari 1,4 milyar penduduk, yang mana negara India bisa dibilang merupakan negara yang besar, baik dari sisi luas wilayah maupun keberagaman yang melimpah.
Sementara itu, Greater Noida adalah kota dengan penduduk hanya 1 juta jiwa saja yang lokasinya ada di sekitar Ibukota India, New Delhi, tepatnya di bagian utara India. Itulah mengapa Sirkuit Buddh dikelilingi oleh segala macam kebutuhan dasar infrastruktur dan akomodasi yang bagus.
Pembangunan Buddh International Circuit sendiri sudah dicanangkan sejak 2007 silam. Namun, proses pembangunannya baru dimulai 2009 dan selesai dua tahun setelahnya. Lintasan yang berada di area green sport center tersebut memiliki panjang 5.137 meter dengan 16 tikungan yang menantang, termasuk beberapa tikungan yang sempit.
Buddh International Circuit sejatinya bukan lintasan sembarangan. Pantas saja, sirkuit yang berkapasitas penonton 120 ribu orang tersebut memiliki kualitas aspal dan fasilitas yang jempolan. Bahkan, desainernya sendiri merupakan arsitek ternama asal Jerman, Hermann Tilke, yang mana pernah merancang sirkuit-sirkuit populer lainnya.
Herman Tilke pernah mendesain Sirkuit Sachsenring, Catalunya, Aragon, Sepang, dan yang terbaru Jeddah. Meski sempat mendapat kritik akibat pola lintasan yang begitu-begitu saja, namun Tilke tetaplah arsitek andal. Karyanya beberapa kali mendapat penghargaan dari federasi balap dunia.
Dan konon, sirkuit kebanggaan rakyat India tersebut menghabiskan dana hingga US$ 400 juta atau hampir Rp 6,1 triliun. Nominal tersebut jauh lebih besar dari Sirkuit Mandalika yang hanya memerlukan dana sekira Rp 1,2 triliun.
Sebelum menggelar MotoGP, sirkuit yang namanya diambil dari Buddha Gautama tersebut pernah menggelar ajang balap F1, yang mana balap mobil paling wahid di dunia ini langsung bisa digelar segera setelah sirkuit Budhh rampung pembangunanya di 2011. Total sudah 3 kali berturut turut sejak edisi Grand Prix Formula 1 India pertama kali diselenggarakan disana.
Pembalap Jerman, Sebastian Vettel memenangkan 3 kali balapan di India, yang mana juga menjadi tempat pengukuhan gelar juara dunia keempatnya sekaligus yang terakhir di 2014. Kala itu, penonton yang hadir di tribun sampai membludak. Bahkan di area depan main stand Sirkuit Buddh pun sampai sekarang masih ada bekas burn out ban yang berbentuk donat yang dibuat Vettel saat merayakan gelar dunianya.
Lewis Hamilton pernah mengatakan, Buddh International Circuit merupakan trek unik yang menyuguhkan pengalaman berbeda. Meski India bukan negara maju, namun menurutnya, lintasan tersebut mengingatkannya dengan sirkuit Spa Francorchamps (baca: Frankorsyoms) di Belgia atau negara-negara lain yang lebih modern.
Sejak menjadi tuan rumah ajang balap Formula 1, Sirkuit Budhh belum lagi menggelar ajang balap kelas dunia, meski begitu tidak meyurutkan aktifitas yang intens bagi masyarakat India dalam bidang otomotif terutama roda dua.
Masyarakat India dikenal sudah punya tradisi panjang dalam hal industri motor. Ini terbukti ada beberapa pabrikan India yang terkenal, yang mana lini kerjanya tidak hanya memproduksi untuk kepentingan industrinya sendiri, namun juga untuk kepentingan pabrikan lain atau memelihara kerjasama dengan pabrikan motor lainnya. Contohnya perusahaan Hero MotorCorp, yang sempat sangat dekat menjalin kerja sama dengan Honda, meskipun pada 2010 pabrikan asal Jepang ini tidak lagi menjalin kerja sama dengan Hero MotorCorp.
Lalu ada TVS, Bajaj (baca: bajay), Eicher Motors dan Mahindra adalah beberapa contoh pabrikan terkenal dari India.
Nah, pabrikan Mahindra ini merupakan pabrikan India pertama yang pernah berlaga di Grand Prix. Mahindra pertama kali hadir di kelas 125cc pada 2011, dan kemudian berlanjut di kelas Moto3 dari 2012 sampai 2017, dengan menaungi pembalap hebat seperti Marcel Schrotter, Miguel Oliveira, Brad Binder, Jorge Martin, Pecco Bagnaia dan lainnya. Bahkan Mahindra pernah mengantarkan Bagnaia memenangkan balapan di Assen dan Sepang pada 2016.
Meski begitu, dengan relatif banyaknya pabrikan motor yang ada, pembalap India belum ada yang muncul di kejuaraan balap dunia. Dan faktanya belum ada hasil bagus yang diraih oleh pembalap India manapun di Grand Prix, bahkan di ajang pembibitan pembalap muda di bawah payung “Road to MotoGP” pun pembalap India yang ikut berkompetisi di ajang Asian Talent Cup, seperti pembalap Kavin Quintal belum pernah finish 10 besar.
Bisa dibilang dengan kultur otomotif yang sudah mengakar di masyarakat India, kedatangan event MotoGP ke sirkuit Budhh akan semakin membangkitkan minat masyarakat India pada balap motor. Karena motor bukanlah sesuatu hal yang baru bagi mereka, namun mungkin balap motor masih belum diminati dan berkembang. Oleh karena itu, dengan hadirnya MotoGP, semuanya bisa berubah setelah tahun 2023.