Kali ini kita akan membahas seorang sinyo. Tapi bukan Sinyo Haryanto, ayah dari Rio Haryanto. Tapi seorang Sinyo asal Belanda. Kok Sinyo Belanda?
Iya, karena Sinyo tuh panggilan ala kompeni jaman dulu untuk menyebut anak warga negara kelas satu ( Belanda). Itu duluuu..jaman kolonial.
Sinyo satu ini sebenarnya bukan Belanda-belanda bingit. Separo darahnya Belgia, dari seorang Ibu bernama Sophie Kumpen, pebalap Gokart.Darah Kumpeni diperoleh dari sang Papi, Jos ‘the boss’ Verstappen, seorang pebalap medioker di F1 juga.
Walau sang Daddy pebalap, kayaknya Sinyo lebih ngefans sama paman Michael Schumacher. Walau separo darah Belgia, dia ngerasa lebih Belanda. Mending lah, kan emang ada darah Belanda. Daripada Dodit Mulyanto, ngaku orang Jawa, tapi memegang teguh budaya Eropa. Apaan sih!!” Saya di Belgia hanya numpang tidur. Karena begitu pagi tiba, saya pergi ke Belanda dan ketemu teman-teman disana, ” ujarnya satu ketika.
Gak papa lah kalau nemuin teman loe, namanya juga anak muda , pasti temannya banyak, kan? Tapi kehidupannya berubah ketika sang Papi memindahkannya ke Monako pada tanggal 30 September 2015, sampai sekarang. Sinyo pun mulai berani pacaran. Pacarnya namanya Kelly Piquet, anak mantan juara dunia, Nelson Piquet, Jr. Bukan itu yang membuat Nonie Brazil istimewa.
Sepintas lalu tentang Kelly Piquet. Dia adalah seorang single parent satu putra.
Kelly lahir pada 7 Desember 1987. Walau berdarah Brazil, tapi dia lahir di Jerman. Yah…lahir kan bisa dimana saja. Yang penting ada rumah bersalin atau rumah sakit. Kelly lahir dari istri kedua sang ayah. Sylvia Tamsma, seorang wanita Belanda. Maklum, om Nelson Piquet kan playboy.
Iyalah, sang ayah kan ganteng, kaya, dan juara dunia 3 kali. Yaitu pada 1981, 1983 dan 1987. Kelly punya seorang kakak yang usianya lebih tua dua tahun. Yaitu Nelson Piquet Junior.
Oke, kembali lagi ke sang kampiun, Jos…Eh, salah, Max Verstappen.
Ada hal menarik tentang Max. Yaitu Max mendapatkan SIM untuk mengemudikan mobil di jalan raya setelah satu setengah musim masuk ke Formula 1.
Maklum, Max mengikuti balapan Open Wheel sejak balita.
Balita?
Iya, serius! Karena umur 4 tahun Max sudah dilatih balapan oleh sang ayah. Namanya anak pembalap, ya emang kayak gitu. Merasa sang ayah tidak punya performa cukup bagus dilintasan, maka sang anak di kader untuk jadi generasi penerus dan berharap mempunyai prestasi yang jauh lebih bagus.
Akhirnya mengikuti gemblengan Sang ayah. Mulai dari Gokart. Sedangkan untuk kejuaraan resmi diikuti mulai usia SMP di kota Limburg, Belgia.
Selang beberapa tahun, pada periodik 2010 Max mulai masuk kancah Gokart Internsional dengan bergabung tim CRG.
Akhirnya setelah berbagai prestasi di raih, pada 2014 Max memasuki kelas yang lebih tinggi, yaitu Formula 3 bergabung dengan tim Van Amersfoort Racing, Belanda. Plok…plok…plok! ( Tepuk tangan dongg).
Karier Sinyo Belanda ini terus berlanjut pada 2015. Dia sign in sebagai pembalap Scuderia Toro Rosso, lalu memulai balapan di Grand Prix Australia. Jadilah dia pebalap termuda saat itu!
Penegasan bahwa dia seorang yang lebih Belanda di banding Belgia. Max membawa bendera belanda, artinya, dia tetap ditulis sebagai pebalap Belanda di kalender balapan, dan bukan Belgia. Mungkin Max ngerasa, keberhasilannya adalah karena sumbangsih sang ayah yang merupakakn orang Belanda, sehingga bendera Belanda lah yang kelak, layak untuk di kibarkan pada kemenangannya.
Seperti halnya pebalap yang baru memulai karier, perjalannya dimulai dari nol. Sebagaimana pebalap berbakat lain, debutnya langsung terasa menonjol, walau dia berada di tim papan tengah yang notabene ‘Redbull muda’ itu. Yup, Toro Rosso adalah tim yang sama dimiliki oleh raksasa minuman energi asal Austria tersebut.
Kursi di Redbull Racing di peroleh Max pada tahun 2016 dengan menggantikan Danii Kvyat pada bapalan di Spanyol. Ini sebenernya semacam tukar kursi gitu. Karena lepas di Redbull, Danii Kvyat mengisi kursi di Toro Rosso. Bukan tanpa alasan, tapi pihak manajemen lebih melihat Max lebih layak menduduki kursi Redbull ketimbang Danii. Max lebih kompetitif. Setidaknya itu diungkapkan oleh Bos Redbull, Christian Horner, “ Max telah menunjukkan pada kami bakat yang luar biasa untuk anak muda, “ Ungkap Christian dihadapan wartawan.
Dan ucapan itu bukan isapan jempol, karena di Spanyol Max berhasil menduduki posisi keempat pada sesi kualifikasi. Lalu sepanjang balapan dia naik posisi kedua, pas abis start. Dan ketika kedua pebalap Mercedes, yaitu Lewis Hamilton dan Nico Rosberg saling tabrakan, serta pada akhirnya dia memenangkan seri balapan sekaligus menjadi pebalap termuda memecahkan rekor Sebastian Vettel serta pebalap Belanda pertama yang berhasil juara satu.
Kejadian dramatis lainnya dialami Max sewaktu gelaran balapan di Interlagos, Brazil. Di bawah hujan deras Max yang menempati posisi pole keempat nyaris celaka saat mobilnya melintir dilintasan lurus. Nyaris saja dia Menyadari dia harus melakukan sesuatu, akhirnya Max mengganti ban intermediate ke tipe wet. Akhirnya Max naik posisi 3 dan naik podium pada akhir balapan.
Sepak terjangnya menuai pujian dari Christian Horner, tapi mendapat kecaman pula dari Sebastian Vettel. Kalau Christian Horner menyebut bahwa Max seseorang yang punya bakat terbaik sepanjang yang dia pernah lihat, maka Sebastian Vettel bilang bahwa gaya balapan Max justru membahayakan pebalap lain.
Tak lain karena manuver Max di tikungan ketika menjelang alapan akhir yang melibas Vettel, sehingga menyebabkan mobil Sebastian Vettel keluar lintasan.
AKhirnya dengan berbagai kontroversi, Max Verstappen berhasil merebut tropi dari juara bertahan, Lewis Hamilton. Meskpiun, yah, meskipun terlalu banyak kontroversi mengenai kemenangan Si Sinyo max.
Kejadian bermula kecelakaan yang dialami oleh Michael Latifi pada tikungan 14 di sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi. Ketika itu Lewis sedang memimpin balapan dengan gap yang cukup jauh dengan Max Verstappen. Pendek kata, sangat tidak mungkin bagi Max untuk menyusul Lewis. Alih-alih menyusul, mendekat aja susah!
Tapi setelah peristiwa Latifi, balapan berubah. Safety car keluar. Dan dari sinilah kontroversi dimulai dengan tensi yang lebih tinggi.Selepas Safety car, Max yang saat itu baru saja keluar pitspot untuk ganti ban, langsung menggeber mobilnya dan berhasil mendahului Lewis di tikungan tujuh menjelang garis finish.
Akhirnya dengan segala keajaiban, Merebut titel juara dunia 2021, disaat orang lain menyebut bahwa itu bukan keajaiban, tapi kontroversi.
Lantas, sebagai juara dunia, berapa gaji Max?
Untuk usim tahun 2021, Max menerima gaji sebesar 18 juta Poundsterling!