
Mobil dalam gambar ini cantik ya…
Ini Mobil tim Lola. Salah satu Tim dari Inggris. Sebenernya kalau di runut Lola memulai balapan sejak tahun 60 an. Tepatnya mereka mulai balapan tahun 1967.
Tapi Lola yang ada dalam gambar, yaitu Mastercard Lola, hanya bisa menjalani dua race selama tahun 1997. Mobil Kode Sasis T97/30, bermesin Ford ECA Zetec R itu tidak bisa meneruskan kompetisi dalam satu musim. Alasannya sangat klasik, nggak lolos kualifikasi gegara soal kesulitan keuangan.
Tapi kok saya ngeliat malah kayak warna layangan ya. Kebetulan atau bagaimana, tapi salah satu pemeran drama Layangan Putus namanya juga Lola. Lola Diara.
Banyak sekali kejadian di dunia ini yang dihubungkan dengan kata kebetulan. Seperti penulis yang kebetulan kalah bersaing dengan Ariel NOah dalam memperebutkan Luna Maya.
Semua itu hanya kebetulan….
Sekarang kesampingkan tentang segala kebetulan. Segala khayalan saya yang kadang berlebihan. Dan marilah kita mulai membahas tim Lola Formula 1. Tepatnya Lola yang ada dalam foto utama dalam artikel ini.
Bagi yang belum kenal. Mari kita kenalan. Karena eksistensi tim ini yang begitu singkat, saya rasa banyak yang belum mengetahuinya, kan? Nama resmi tim ini adalah MasterCard Lola, tapi orang lebih suka menyebut Lola saja. Nama mastercard bukan hanya embel-embel atau sekedar saja, tapi seperti yang sudah kita ketahui, mastercard sebagai merk dagang penyedia layanan atau penerbit kartu kredit ternama, menyediakan dana atau sponsor utama tim ini.
Seperti mayoritas tim Formula 1, Lola bermarkas di Inggris. Nggak heran, Mercedes yang pabrikan Jerman pun di Inggris. Ada banyak alasan kenapa mayoritas tim bermarkas di negeri James Bond ini. Pertama, tentu saja karena budaya kental dan etos kerja Formula 1 lebih kental dengan ‘budaya Inggris’. Kedua, banyak tim sekarang, dulunya dibeli dari tim yang sudah ada ( di Inggris), sehingga daripada buang-buang tenaga memindahkan markas, lebih baik mereka menempati markas tim terdahulu, tentu saja dengan pembenahan sana-sini.
Mercedes sebagia contohnya, sebagaimana kita tahu, bahwa Mercedes adalah perubahan wujud yan lumayan panjang sejarahnya. Mulai dari Tyrrell yang dibeli BAR, BAR dibeli Honda, Honda berganti BrawnGP sampai diambil alih pabrikan Jerman, mereka tetap bermarkas di Inggris, Brackley.
Atau Steward yang berubah jadi Jaguar, di beli RBR, mereka tetap bermarkas di Milton Keynes, Inggris. Padahal RBR yang notabene tim yang dimiliki pabrikan minuman berenergi, Red Bull, berasal dari Austria.
Sejauh ini hanya Ferrari yang budayanya sendiri untuk mempertahankan Maranello sebagai pusatnya.
Dan Lola, adalah tim yang termasuk pegang teguh tradisi itu. Lagian, mereka kan tim yang dimiliki orang Inggris, mau pindah markas kemana lagi, kan? Markas besar mereka tepatnya di kota Huntingdon.
Pembahasan pertama soal Lola, mari kita mulai dari sasis. Karena sasis ini adalah bagian utama, seumpama orang, tulang punggung yang menyokong berdirinya satu mobil ya sasis itu. Di sasis inilah nanti dipasangi mesin, suspensi, gearbox dan segala macam komponen.
Nurut saya pribadi, sasis Lola agak tidak lazim. Tidak seperti kebanyakan mobil Formula 1 yang didesain dari awal, sasis Lola ini di buat berbasis sasis Indycar. Ya, Lola penjual sasis Indycar. Berkode T70/30, sasis ini tidak melewati uji terowongan angin ( wind tunnel). Serta kehadirannya yang tiba-tiba membuat mobil ini juga tidak pernah mengalami pengetesan di sirkuit. Alasan utama adalah, jadwal yang terlalu mepet waktunya. Sehingga, kalau orang Indonesia ngomong, waktunya nggak keburu!
Kenapa nggak keburu?
Sekedar info, team principal, namanya Eric Broadley, sebenarnya sudah mempersiapkan mobil ini sejak tahun 1995. Setidaknya itu yang dilakukan tim, dengan memakai pebalap Allan Mcnish ( kelak membalap buat Toyota). Om Eric, sang principal, mengumumkan pada tahun 1996, bahwa Lola akan ikut balapan pada musim 1998. Idealnya seperti itu persiapan sebuah tim dalam Formula 1 untuk bisa ikut seri kejuaraan agar bisa mencapai hasil yang optimal.
Tapi pihak sponsor utama, dalam hal ini Mastercard, ingin tahun 1997 mereka mulai terjun balapan!
Lha?
Wajar, mereka punya duit, mereka punya power untuk mengatur dong. Masalahnya yang diatur (Lola), belum punya persiapan yang matang untuk mengikuti seri kejuaraan. Ini yang selanjutnya disebut oleh Eric sebagai commercial pressure. Ada beberapa sponsor, semua bilang mereka harus ikut balapan 1997. Yang paling kencang menekan adalah Mastercard, karena Mastercard adalah sponsor utama.
Kenapa Mastercard pengin buru-buru?
Tak lain Mastercard pengin cepet-cepet punya kartu bernuansa Formula 1. Dan mereka akan meluncurkan kartu Klub F1. Iyalah, ini soal duit. Musti buru-buru. Semakin cepat mastercard meluncurkan kartu Klub F1, semakin merangsang orang untuk apply kartu kredit. Semakin awal, maka akan semakin banyak pangsa pasar yang akan diperoleh Mastercard dari penggemar Formula 1. Dengan begini, nantinya Mastercard berharap bisa memasok duit lebih lagi ke dalam Tim, karena pendatapan perusahaan meningkat pesat karena jumlah nasabah yang juga menanjak. Itu harapannya…
Tapi sayang, keinginan Mastercard tersebut bertabrakan dengan persoalan teknis di tim Lola. Secara teknis, Lola masih jauh dari harapan, Ketiadaan tes wind tunnel dan uji coba lintasan adalah kesalahan terbesar dalam tim balap Formula 1.
Bagaimana mau kencang kalau nggak pernah melewati tes wind tunnel dan tes di trek. Kan dari situ ada input dari test driver, mana bagian mobil yang perlu di benahi dan lain sebagainya?
Dengan segala keterbatasan itulah mereka nekat memasuki musim 1997 dengan dua pebalapnya, masing-masing Ricardo Rosset dan Vinoncio Sospiri. Eh, namanya kaya di sopiri. Ya, gitulah nama Italia. Banyak yang berakhiran dengan I. Valentino Rossi, Max BIaggi, Enea Bastianini. adalah contoh lain pebalap italia yang namanya berakhirnya I, tapi mereka bertiga kan pebalap motor. Jadi nggak usah namanya kita bawa-bawa dalam pokok bahasan ini.
Akhirnya Vinonco Sospiri tandem dengan Ricardo Rosset memulai balapan dengan Lola pada musim itu, dengan hasil, jauhhh…jauh..dari yang disyaratkan. Dan mereka gagal menuhi syarat kualifikasi.
Akhirnya pada tanggal 26 Maret 1997, mereka mengumumkan mengundurkan diri dari seri kejuaraan musim itu. Alasan keuangan dan teknis dilontarkan sebagai sebab utama.
Saya rasa, lebih ke teknis sih. Tapi masalah teknis tanpa di dukung keuangan juga hasilnya sama kan?