Banyak orang bilang angka hanya bilangan. Sementara ada banyak pula angka punya banyak makna. Tentu saja yang dimaksud bahwa ‘bilangan hanya angka’ adalah mereka tak peduli jumlah bilangan-bilangan yang biasanya dipakai untuk menyebut jumlah. Apalah arti sebuah angka.
Tapi disisi lain, angka adalah makna. Sebagaian lagi malah ada banyak orang yang mengkultuskan angka. Seperti misalnya, angka 4, yang bagi orang Tionghoa adalah symbol kesialan. Maka dibanyak tempat, terutama tempat bisnis, misalnya kamar hotel, ada yang tidak memakai kamar nomor 4. Ada juga yang menganggap angka 13 adalah juga pembawa sial. Kalau ini banyak dijumpai juga. Di lift-lift, seringkali kita nggak menemukan lantai 13.
Buat sebagian pembalap, nomor start yang berupa angka ini juga mengandung makna. Sehingga mereka sepanjang karier terus menggunakan angka tersebut.
Nomor start yang melekat di motor para pembalap MotoGP memiliki arti tersendiri. Maka tak heran jika nomor start ini selain menjadi identitas juga dianggap sebagai pembawa keberuntungan bagi si pembalap itu sendiri. Contohnya angka tersbut adalah angka yang menandai kelahiran mereka. Yaitu tanggal lahir, bulan lahir, atau pun tahun lahir.
Lalu untuk mengingat atau penanda, dipakailah nomor-nomor tersebut sebagai nomor start. Selain itu bisa jadi angka tersebut kombinasi. Antara tahun, bulan dan atau hari dengan penjumlahan atau perkalian tertentu sehingga menghasilkan nomor start seperti yang di pakai sekarang. Contohnya Alex Marquez. Adik bintang lintasan, Marc Marquez ini menggunakan itungan yang agak njelimet untuk sekedar menentukan nomor start 73.
Ada pula yang sekedar menggunakan saja tanpa ada alasan yang mendasari kenapa memilih angka tersebut. Banyak pula yang menggunakan nama sang idola. Dan untuk sekedar mewujudkan rasa salut maka dia menggunakan nomor sang idola untuk nomor startnya. Tak sedikit pula yang idolanya adalah saudaranya sendiri, atau bahkan ayahnya sendiri?
Contohnya saja Valentino Rossi yang identik dengan nomor 46.
Selain membawa kebanggaan tersendiri, nomor juga punya arti yang mendalam di hati para pria pemberani di lintasan. Tentu saja angka-angka tersebut tak akan pernah punya arti khusus kalau tidak diiringi dengan prestasi yang gemilang, kan?
Karena bagaimana pun, hasil akhir yang harus digapai ketika balapan adalah kemenangan. Dan hasil akhir itu biasanya ditandai dengan, jadi yang nomor 1. Akhirnya tetap angka juga ya.
Nah, sekarang marilah kita bahas satu persatu nomor start para pembalap. Bukan hanya untuk yang masih aktif, kami juga menyertakan nama si VR46 sebagai wujud rasa salut terhadap prestasi yang sudah pernah digapai the doctor from Urbino, Italia yang menjadi legenda ini.
Valentiono Rossi 46
Dari awal mengenal dunia balap, Rossi selalu pakai nomor ini. Rossi selalu bangga dengan angka ini, seperti Rossi bangga berayahkan seorang Graziano Rossi yang juga seorang pembalap. Dulu turun di dua kelas, 250cc dan kelas selanjutnya 500cc. 46 adalah nomor sang ayah tatkala memenangkan GP Rijeka pada tahun 1979. Rijeka adalah nama sirkuit di Kroasia.
Kelak, nomor ini akan selalu jadi kebanggan Vale dan Juga sang ayah, Graziano.
Maverick Vinales – 12
Lain Vale, beda Maverick. Maverick menggunakan nomor 12 sekedar untuk mengingat tanggal lahirnya yang jatuh pada bulan januari 1995. .
Nomor ini sekaligus menjadi nomor kesayangan Maverick Vinales. Setidaknya doi menggunakannya sejak masih kecil. Hanya karena alasan komersial saja kalau dia pernah menggunakan nomor 25 dan nomor 40. Biasa, soal sponsor. Tahu kan artinya sponsor di dunia motor sport? Duit!
Marc Marquez 93
Kalau Maverick suka dengan tanggal kelahiran, beda lagi dengan Marc Marquez. Pembalap asal negeri matador ini malah menggunakan tahun kelahirannya, yaitu tahun 1993. Tentu saja dengan membuang dua digit di depannya. Karena kalau digunakan full 4 digit akan kepanjangan, dan nggak diperbolehkan di ajang MotoGP!
Alex Marquez – 73
Beda abang beda adik. Kalau Marc Marquez menggunakan tahun lahirnya, maka sang adik, Alex Marquez, agak njelimet dikit. Bisa jadi dulu waktu kecil suka matematika, hingga memilih nomor start pun pakai itung-itungan. Jadi gini, sebenernya Alex Marquez pada awalnya memilih angka 23 sebagai nomor start, yang berarti tanggal kelahirannya. Tapi waktu di Moto3 angka tersebut sudah dipakai oleh Niccolo Antonelli. Lalu Alex Marquez pun memilih nomor 12. Nggak di jelaskan kenapa pilih angka itu. Asal saja kayaknya.
Menginjak naik ‘pangkat’ ke Moto2, angka tersebut juga sudah ada yang punya. Yaitu Marcel Schrotter. Nah, daripada pusing, Alex sedikit main itung-itungan. Dia menggunakan nomor 73 berdasarkan rumus tahun kelahiran 96 karena Alex Lahir tahun 1996, di kurangi tanggal lahir, 23. Jadilah angka 73 itu.
Jadi kayak mengolah angka togel ya. !
Andrea Dovizioso – 04
Kalau kalian ngefans sama seorang pembalap, apapun yang ada di dalam diri pembalap itu selalu pengin kalian tiru. Gaya balap, udah pasti.
Lainnya lagi? Nomor start. Kalau beruntung, nomor itu belum pernah dipakai pembalap lain. Seperti halnya Andrea Dovizioso. Dia pengin pakai nomor 34, nomor Kevin Schwantz, juara dunia GP500 tahun 1993 dari tim Lucky strike suzuki.
Tapi keinginannya itu terbentur oleh ‘hak cipta’. Nomor Kevin sudah di identikkan dengan sosok pembalap Suzuki asal Texas itu dan tidak boleh di gunakan lagi. Akhirnya dipilihlah nomor 4. Sedangkan penambahan 0 demi alasan sponsor saja. Duit lagi !
Danilo Pertuci – 9
Kalau para pembalap diatas punya banyak alasan memilih nomor start. Maka tidak demikian dengan Danilo Pertuci. Dia asal pakai aja. Nggak ada yang harus di jelaskan kenapa dia pakai nomor 9. bisa jadi itu hanya sekedar angka, daripada nggak pakai nomor, ya kan?
Fabio Quartararo – 20
Tanggal dan atau bulan serta tahun lahir menjadi alasan umum seorang pembalap pakai nomor tersebut, demikian juga Fabio yang lahir pada tanggal 20 april 1999 ini.
Franco Morbidelli – 21
Pembalap adalah seorang seniman. Itu menurut kami. Karena mengemudikan kendaraan dengan kecepatan tinggi butuh skill dan seni tersendiri. Diantara seniman-seniman itu ada yang nyentrik, ada yang aneh, dan ada yang simple dan tidak suka neko-neko. Nggak mau ambil pusing untuk sekedar ngurusin nomor start.
Seperti halnya seorang Franco Morbidelli menyukai angka 1 dan 2.
Ia kerap menggabungkan angka tersebut saat turun di ajang balap, hingga sekarang selalu memakai nomor 21. Dan dari cara mengkombinasikan angka startnya, kayaknya Franco orang simple dan tidak suka sesuatu yang rumit dan tida mempermasalahkan angka.
Alex Rins – 42
Kalau dalam pandangan orang Tionghoa angka 4 adalah angka sial, tidak demikian pandangan seorang Alex Rins. Dia tampak sangat menyukai kombinasi yang memasukkan unsur 4 pada setiap motor startnya di berbagai kelas balapan.
Awalnya dia memakai nomor 14. Lalu ketika dia berlaga di ajang roadrace mengantinya dengan 24. Tapi rupanya tahun 2008 nomor itu sudah ada yang pakai. Akhirnya nomor itu dibalik, jadi 42.
Sekali waktu, pada 2015 Alex sempat turun dengan nomor 40 karena alasan sponsor. Sampai satu ketika dia pakai 42 lagi begitu ada peluang.
Joan Mir – 36
36 adalah angka kegemaran si Joan Mir, setidaknya dia menggunakannya sejak Joan Mir sejak kanak-kanak. Satu alasan yang pasti adalah karena sepupunya dulu memakai nomor tersebut. Selanjutnya dia menggunakan nomor itu sebagai lucky number karena ngefans sama sepupunya sendiri. Joan bilang, akan memakai terus nomor itu sepanjang kariernya.
Jack Miller – 43
Di motorcross yang menjadi awal karier dia, Jack menggunakan nomor start 543. Tapi di Grandprix mana boleh pakai nomor tiga digit. Akhirnya Jack memangkas satu digit di depannya sehingga hanya menyisakan 43 saja. Saat Jack menekuni karier di GP125 angka tersebut sudah dipakai pembalap lain sehingga membuat dia memilih nomor 8. Ketika Jack ke MotoGP, ternyata sudah disematkan pada motor Hector Babera. Dan dia pun ambil angka 43 lagi. Tidak disebutkan alasan khususnya.
Francesco Bagnaia – 63
Sepertinya penggunaan angka tak terbatas pada hak cipta, sehingga setiap pembalap bebas menentukan nomor favoritnya. Seperti halnya Francesco Bagnaia. Awalnya dia pengin angka 21. Tapi karena Morbidelli sudah memakai nomor itu, dia mencoba bermain rumus dengan perkalian, yaitu kali 2, jadilah angka 42. Tapi tunggu! Bukankah Alex Rins sudah menyematkan anghka itu? Oke, Akhirnya Francesco mengalah dan mengunakan angka 63. Itu juga dengan masih menggunakan metoda perkalian, yaitu 21. Wuihh….cinta banget sama angka 21!
Johann Zarco – 5
Kalau the doctor menggunakan angka 46 sebagai salute dari sang ayah, maka beda dengan Johann Zarco yang menggunakan nomor start 5 karena wujud penghormatan untuk sang manajer sekaligus ‘suhu’, yaitu Lauren Fellon. Fellon pernah berkompetisi di ajang kejuaraan motor sport perancis pada 1980 dengan menggunakan nomor ini.
Simple dan elegan!
Tito Rabat – 53
Tito rabat masih mempercayai lucky number. Seperti halnya banyak orang lain mempercayai lucky dan unlucky number. Tito memilih 53 sebagai nomor keberuntungan. BUkan hanya saat ini, sejak masih bocah pun Tito sudah menggunakan nomor ini. Untung belum pernah ada yang pakai ya.
Miguel Oliveira – 88
Yang agak lucu adalah kejadian yang menimpa Miquel. Awalnya dia menggunakan angka 41. Tapi satu saat karena kehabisan stok stiker 1, maka dia menggunakan angka 44. Tapi pas naik kelas, Miguel mendapati angka itu sudah dipakai Pol Espargaro. Dan karena nggak mau ribet, Miquel memakai rumus perkalian ala Francesco Bagnaia dengan mengkalikan angka tersebut jadi dua kali lipat. Jadilah angka 88. Kalau nurut perhitungan Tionghoa, angka 44 adalah angka double sial, dan angka 88 adalah angka keberuntungan ganda. Semoga kedepannya karier Miquel terus beruntung ya.
Iker Lecuona – 27
Kalau Andrea Dovizioso ngefans sama Kevin Schwantz, maka Iker Lecuona ngefans sama Casey Stoner. Angka 27 akhirnya dipilih, setelah sebelumnya angka tersebut dipakai Casey Stoner. Kali ini tak ada aral yang menghalangi Iker menggunakan nomor itu. Karena Stoner pun tak mempermasalahkan.
Pol Espargaro – 44
Pol Esparago tampaknya nggak peduli dengan pandangan orang Tonghoa tentang betapa 44 adalah angka sial ganda. Dia tetap memakai angka itu sebagai wujud rasa salute pada alexander Barros atau Alex Baros yang memakai nomor motor 4. Tapi karena nomor 4 sudah dipakai Dovizioso jadilah ditambahkan angka 4 lagi. Logikanya, kenapa manusia menciptakan angka 44 kalau hanya dijadikan symbol sial, kan? Kalian juga percaya angka sial?
Brad Binder – 33
Nurut kami, ini adalah angka paling simple. Dipilih Brad karena sepintas angka ini mirip dengan abjad BB, inisial namanya Brad Binder.
Aleix Espargaro – 41
Satu lagi pembalap yang menggunakan nomor start sang idola. Aleix menggunakan nomor ini karena ngefans sama pembalap jepang, Youichi Ui, from Japan. Sampai saat ini Aleix tetap setia dengan nomor ini. Semoga juga setia dengan pasangan ya, …
Andrea Iannone – 29
Sebenarnya Andrea lahir pada 9 Agustus, tahun 1989, dan angka 9 menjadi favoritnya. Wajar, dalam susunan waktu kelahiran dominan angka 9, kan? Tapi Andrea menambahkan ‘unsur’ 2 sebagai wujud kecintaan pada sang kakak yang memutuskan untuk pensiun. Dan jadilah angka 29 sebagai nomor startnya.
Cal Cruthchlow 35
Hampir semua orang punya nomor kegemaran. Ada alasan tertentu dibalik itu. Misalnya itu tanggal kelahiran, bulan kelahiran, atau pun tahun kelahiran. Selain itu bisa juga bilangan itu untuk memperingati sesuatu selain yang tersebut diatas. Misalnya, hari pernikahan.
Ada juga yang sekedar suka, tanpa harus punya alasan. Hanya sekedar angka keberuntungan misalnya. Hal itu berlaku juga buat Cal Crutchlow. Sedari kecil dia sudan menyukai angka 5. Tapi karena angka 5 sudah dipakai pembalap lain, akhirnya secara asal dia menambahkan angka 3. Tak ada arti khusus. Tapi kalau kita mau sedikit mengolah nomor , bisa jadi 35 itu diartikan sebagai BS, alias British Superbike.
JORGE LORENZO 99
Alasan yang terkesan mistik dalam memilih nomor start terlontar dari seorang Jorge Lorenzo. Awal naik pangkat ke MotoGP Lorenzo menyematkan angka 48 sebagai nomor Start.
Menginjak musim 2009, Lorenzo berganti nomor 99.
Ketika merah titel juara pada tahun 2010 dan 2012, tetiba Lorenzo menjatuhkan pilihan nomor 1. Ini berarti simbol kemenangan. Yup, semua mengakui nomor satu adalah kampiun, Numero Uno!
Ketika tiba musim 2015 sebuah alasan mistik terlontar ketika dia mengganti kembali angka 99. Saat itu Lorenzo berhasil menorehkan kemenangan untuk ke tiga kalinya.
” Itu angka terakhir dari bilangan dua digit. Yang juga punya desain di Kepala mengenai tanduk setan yang sangat sempurna di angka 99, ” ujarnya sebagaimana pernah dikutip oleh BT SPORT.
” Harusnya angka tersebut mencerminkan satu malaikat, satu setan. Tapi kini hanya tersisa dua setan, ” imbuhnya.
Entah apa maksud eks pembalap tim Repsol Honda tersebut.
Tapi kalau hanya urusan tanduk, kenapa musti bawa-bawa nama syaiton. Kan kerbau juga bertanduk!