Semua pembalap Motogp pasti ingin membela tim pabrikan di Motogp. Tidak heran karena memang tim pabrikan punya lebih banyak keuntungan daripada membela tim satelit.
Namun banyak tim satelit atau tim independent yang juga punya performa bagus dan sesekali mengacak-ngacak persaingan pembalap pabrikan.
Terkadang malah ada pembalap yang sengaja dititipkan oleh tim pabrikan kepada tim satelit supaya bisa mendapatkan jam terbang sebelum membela tim pabrikan.
Contohnya seperti Jorge Martin di Pramac Ducati, Fabio Quartararo di SRT Yamaha dan Valentino Rossi di Nastro Azuro Honda.
Namun tidak jarang juga ada pembalap tim satelit yang punya performa luar biasa tanpa kontrak langsung dari pabrikan.
Di era 990cc banyak pembalap satelit tangguh yang mampu untuk memperebutkan gelar dan kini pembalap satelit mulai kembali tampil mengigit. Dan ini adalah lima pembalap satelit terbaik di Motogp.
Alex Barros 2002
Alex Barros adalah pembalap veteran Motogp yang sudah membalap dari tahun 1990. Pada 2002 Barros membela tim Honda Pons bersama Loris Capirossi.
Pada tahun itu, Motogp baru saja bertransisi dari era 500cc dua tak ke 990cc empat tak. Jadi pada tahun 2002 itu, hanya tim pabrikan yang langsung mendapatkan tunggangan empat tak dari awal musim.
Sementara pembalap dari tim satelit atau tim independen masih menggunakan mesin dua tak 500cc.
Jadi pada awal hingga akhir pertengahan musim, Alex Barros hanya menunggang Honda NSR500 tahun sebelumnya.
Biarpun begitu, Barros dapat tampil baik dan meraih dua podium dengan motor NSR500 yang seadanya itu.
Karena prestasinya ini, Barros kemudian diberikan motor RC211V pabrikan pada empat seri terakhir musim 2002.
Walau RC211V yang diberikan pada Barros adalah RC211V versi pertama yang belum dapat update parts, Barros berhasil memenangkan dua seri, yakni pada GP Pacific di Motegi Jepang dan GP Valencia.
Pada akhir musim, Alex Barros duduk di peringkat empat dengan 204 poin, di bawah Valentino Rossi, Max Biaggi dan Tohru Ukawa.
Alex Barros menjadi pembalap satelit terbaik di 2002 dan membantu Honda untuk membuka era 990cc dengan dominasi.
Alex Barros kemudian pensiun pada akhir musim 2007 dari Motogp, meski begitu dia masih aktif di balapan Superbike Brazil pada beberapa tahun setelahnya.
Sete Gibernau 2003 & 2004
Sete Gibernau pindah ke tim Honda Gresini pada awal 2003 sambil membawa sponsor Telefonia Movistar dari Suzuki.
Pada awal musim, Gibernau sebenarnya menunggang RC211V spesifikasi satelit yang tidak didukung oleh part-part baru pabrikan.
Namun, meninggalnya Daijiro Kato pada seri pembuka di Suzuka Jepang membuat Gibernau akhirnya mendapat motor RC211V pabrikan milik Kato untuk sisa musim.
Kejadian tragis ini juga menjadi pemicu bagi Gibernau untuk tampil lebih baik di sisa musim. Terbukti, Gibernau menjadi kejutan pada Motogp 2003.
Gibernau langsung memenangkan balapan kedua di sirkuit Welkom Afrika Selatan, mengalahkan juara bertahan Valentino Rossi.
2003 akhirnya menjadi dogfight antara Rossi dan Gibernau sepanjang musim. Walau akhirnya Valentino Rossi yang keluar sebagai juara.
Pada 2004, Valentino Rossi secara mengejutkan pindah dari Honda ke Yamaha. Hal ini kemudian membuat Rossi diprediksi akan menjadi makanan mudah para pembalap Honda.
Merupakan hal yang wajar karena pada saat itu performa Yamaha memang sedang tidak bagus. Karena itu Gibernau dan Biaggi yang digadang-gadang akan menjadi pemain utama musim 2004.
Namun kemudian kita tahu apa yang terjadi, Rossi dan Yamaha membuat kejutan dengan tampil kompetitif dari seri pertama.
Gibernau memenangkan seri Spanyol dan Perancis pada awal musim dan mengambil kepemimpinan klasemen pada awal musim.
Namun Rossi berhasil untuk mengambil kembali kepemimpinan klasemen pada GP Belanda di Assen.
Persaingan antara Gibernau dan Rossi akhirnya semakin memanas dan yang tadinya terlihat seperti persaingan yang sengit namun friendly, berubah menjadi perang besar setelah GP Qatar.
Waktu itu Gibernau melaporkan Rossi pada race direction karena membersihkan grid start untuk mendapatkan traksi yang maksimal pada balapan.
Hal ini membuat Rossi dihukum mundur start ke posisi buncit dan kemudian jatuh pada balapan. Karena kejadian ini, Rossi bersumpah kalau Gibernau tidak akan memenangkan balapan lagi setelah GP Qatar.
Benar saja, setelah GP Qatar 2004 Gibernau tidak pernah lagi memenangkan balapan. Di akhir musim, Gibernau kembali meraih peringkat dua klasemen.
Gibernau akhirnya pensiun pada akhir musim 2006, Gibernau pernah mencoba comeback pada 2009 namun tidak berjalan dengan baik, sehingga dia kembali pensiun.
Sepuluh tahun kemudian Gibernau kembali ke lintasan Motogp, kali ini di kelas MotoE bersama tim Join Contract Pons 40.
Di akhir musim, Gibernau duduk di peringkat 11 dengan 38 poin tanpa podium dan kemenangan. Sepertinya kutukan Rossi masih berlaku.
Karena itu pada akhir musim, Gibernau kembali pensiun.
Marco Melandri 2005 & 2006
Marco Melandri pindah ke Gresini Honda dari Yamaha Tech 3 pada 2005 dan membuat prestasi Melandri meningkat tajam.
Menggantikan posisi Colin Edwards yang pindah ke pabrikan Yamaha pada akhir musim 2004, Melandri menjadi jagoan utama tim Gresini Honda pada 2005 dan 2006.
Melandri berhasil tampil konsisten sepanjang 2005, dan walau Valentino Rossi sangat tidak tersentuh pada tahun itu, Melandri berhasil menjadi the best of the rest dari semua pembalap lain.
Di akhir musim Melandri berhasil memenangkan dua balapan dan meraih peringkat dua klasemen, 147 poin di belakang Valentino Rossi.
Motogp 2006 menjadi salah satu musim paling ketat di sejarah Motogp. 2006 juga menjadi musim terakhir era 990cc sebelum digantikan oleh era 800cc.
Marco Melandri tampil kuat pada musim 2006, namun kurang konsisten jika dibandingkan dengan musim 2005.
Marco berhasil menempati peringkat empat klasemen akhir dengan tiga kemenangan di akhir musim, di bawah Nicky Hayden, Valentino Rossi dan Loris Capirossi.
Marco Melandri tercatat pindah dari Motogp ke WSBK pada musim 2011, sempat kembali ke Motogp pada tahun 2015 kemarin namun kurang kompetitif.
Melandri kemudian melanjutkan karir di WSBK pada 2017 dan pensiun pada tahun 2019.
Franco Morbidelli 2020
Franco Morbidelli adalah murid VR46 Academy yang paling pertama naik kelas ke Motogp pada tahun 2018 kemarin.
Membela Marc VDS Honda pada 2018, Franco kemudian pindah ke Petronas Yamaha SRT pada 2019 dan membela tim itu sampai pertengahan musim 2021.
Sempat tampil kurang memuaskan pada dua musim pertamanya di Motogp, Franco kemudian tampil kuat pada musim 2020.
Dimana saat itu Franco mampu untuk merebut tiga kemenangan dan selesai sebagai peringkat kedua di bawah Joan Mir.
Franco mengumpulkan 158 poin, 13 poin di belakang Joan Mir. Setahun kemudian, Franco Morbidelli naik ke tim pabrikan Yamaha pada pertengahan musim menggantikan Maverick Vinales.
Walau sampai sekarang belum mampu mengulang performanya pada 2020, namun kini Morbidelli mulai menunjukan peningkatan performa pada awal musim 2023 ini.
Semoga performa Morbidelli semakin membaik dan kembali menjadi pembalap yang sering di papan atas.
Enea Bastianini 2022
Sejak Enea Bastianini naik kelas ke Motogp pada 2021, sudah terlihat bahwa Enea adalah pembalap yang cepat dilintasan.
Walau membela tim satelit Avintia Esponsorama yang menggunakan Desmosedici GP19 yang waktu itu sudah berumur dua tahun, Bastianini berhasil mengumpulkan dua podium dan duduk di peringkat sembilan pada musim itu.
Setahun kemudian pada 2022, Bastianini pindah ke Gresini Racing dan mendapatkan motor Desmosedici GP21.
Enea kemudian tampil kuat dari awal musim. Meski menggunakan Desmosedici GP21 yang setahun lebih tua, performa Bastianini yang bagus membuat Ducati mengupgrade motor Bastianini dengan part baru seperti pembalap pabrikan.
Sepanjang musim, Bastianini bersaing dengan Aleix Espargaro untuk perebutan peringkat tiga klasemen.
Meraih empat kemenangan dan mengumpulkan 219 poin dan unggul tujuh poin dari Aleix Espargaro pada akhir musim.
Karena performanya ini, Bastianini kemudian diangkat ke tim pabrikan menggantikan Jack Miller pada musim 2023 ini.