
Nurut saya pribadi, dan banyak orang lain di luar sana, ini mobil paling dominan dalam satu musim sepanjang sejarah Formula 1. Dimana memenangi 15 dari total 16 balapan!
Tidak itu saja, mobil ini juga meraih pole position sebanyak 15x dalam 16 balapan, serta 10x Fastest laps!
Bermesin Honda dengan kode mesin RA168E, 1494cc, Turbo, dipadukan dengan sasis rancangan Gordon Muray dan Steve Nichols, selanjutnya paket ini dinamakan MP4-4.
Ditangan Ayrton Senna dan Alain Prost, memunculkan persaingan yang sangat sengit di tubuh McLaren.
Konon Prost sempat melontarkan protes terkait perbedaan settingan pada mesin Honda yang mengakibatkan dia kalah dengan Senna.
Belakangan orang dalam tubuh Honda mengakui hal itu. Semua berawal dari kedekatan Honda dan Senna sewaktu Senna masih di Lotus.
Sayang sekali, kemesraan Honda dan McLaren musti berakhir setelah serangkaian prestasi di rengkuh bersama McLaren, Senna, dan Prost.
Pada tahun 2021 Honda yang memasok Redbull mengantarkan Max ‘sinyo’ Verstappen menang secara kontroversial di GP Abu Dhabi sekaligus mengantarkan Max menjuarai seri kejuaraan 2021.
Sejarah.
Latar belakang sulitnya Mclaren tampil secara kompetitif lah yang menjadi inisiatif tim untuk membangun MP4-4. Terakhir mereka tampil payah, dengan mesin Porsche yang di rebrand TAG, Techniques d’Avant Garde, sebuah perusahaan holding yang membiayai riset mesin Porsche yang kelak disematkan pada sasis Mclaren MP4-3.
Kenyataannya mobil mereka tak cukup bisa mengimbangi tim-tim besar dengan dukungan penuh (pasokan mesin) dari pabrikan. Hasil akhir dengan MP4-3 hanya mengantarkan Alain Prost, pembalap andalan mereka meraih posisi 4 klasemen akhir. Sempat memenangkan tiga balapan sepanjang musim, termasuk di GP Portugal, menjadikan kemenangan itu yang ke 28 buat Alain Prost.
Namun menempati posisi kedua konstruktor bukan yang diinginkan oleh tim. Sebagai mana orang bilang runner up is first looser.
Dan tim asal Woking ini tidak suka posisi dua!
Membicarakan kemenangan dan dominasi MP4-4 adalah satu paket. Kombinasi antara mesin, sasis, pembalap, dan team management yang bagus. Dalam Formula 1, kemenganan pembalap adalah kemenangan tim.
Percuma mobil kencang kalau pembalap lambat. Sebaliknya, percuma pembalap cepat kalau mobil lambat. Dan satu lagi yang tak kalah penting adalah strategi pitstop. Semua jadi penentu kemenangan..
Tapi kalau bicara teknis, MP4-4 jelas selangkah lebih maju dari kompetitor..
dan target kemenangan, tercapai di tahun ini, 1988. tahun ini pula pembalap hebat bernama Ayrton Senna Da Silva masuk mengisi lini pembalap menemani Alain Prost.
Nurut saya pribadi, dan banyak orang lain di luar sana, ini mobil paling dominan dalam satu musim sepanjang sejarah Formula 1. Dimana memenangi 15 dari total 16 balapan!
Tidak itu saja, mobil ini juga meraih pole position sebanyak 15x dalam 16 balapan, serta 10x Fastest laps!

Bermesin Honda dengan kode mesin RA168E, 1494cc, Turbo, dipadukan dengan sasis rancangan Gordon Muray dan Steve Nichols, selanjutnya paket ini dinamakan MP4-4.
Ditangan Ayrton Senna dan Alain Prost, memunculkan persaingan yang sangat sengit di tubuh McLaren.
Konon Prost sempat melontarkan protes terkait perbedaan settingan pada mesin Honda yang mengakibatkan dia kalah dengan Senna.
Belakangan orang dalam tubuh Honda mengakui hal itu. Semua berawal dari kedekatan Honda dan Senna sewaktu Senna masih di Lotus.
Sayang sekali, kemesraan Honda dan McLaren musti berakhir setelah serangkaian prestasi di rengkuh bersama McLaren, Senna, dan Prost.
Pada tahun 2021 Honda yang memasok Redbull mengantarkan Max ‘sinyo’ Verstappen menang secara kontroversial di GP Abu Dhabi sekaligus mengantarkan Max menjuarai seri kejuaraan 2021.
Sejarah.
Latar belakang sulitnya Mclaren tampil secara kompetitif lah yang menjadi inisiatif tim untuk membangun MP4-4. Terakhir mereka tampil payah, dengan mesin Porsche yang di rebrand TAG, Techniques d’Avant Garde, sebuah perusahaan holding yang membiayai riset mesin Porsche yang kelak disematkan pada sasis Mclaren MP4-3.
Kenyataannya mobil mereka tak cukup bisa mengimbangi tim-tim besar dengan dukungan penuh (pasokan mesin) dari pabrikan. Hasil akhir dengan MP4-3 hanya mengantarkan Alain Prost, pembalap andalan mereka meraih posisi 4 klasemen akhir. Sempat memenangkan tiga balapan sepanjang musim, termasuk di GP Portugal, menjadikan kemenangan itu yang ke 28 buat Alain Prost.
Namun menempati posisi kedua konstruktor bukan yang diinginkan oleh tim. Sebagai mana orang bilang runner up is first looser.
Dan tim asal Woking ini tidak suka posisi dua!
Membicarakan kemenangan dan dominasi MP4-4 adalah satu paket. Kombinasi antara mesin, sasis, pembalap, dan team management yang bagus. Dalam Formula 1, kemenganan pembalap adalah kemenangan tim.
Percuma mobil kencang kalau pembalap lambat. Percuma pembalap cepat kalau mobil lambat. Dan satu lagi yang tak kalah penting adalah strategi pitstop. Semua jadi penentu kemenangan..
Tapi kalau bicara teknis, MP4-4 jelas selangkah lebih maju dari kompetitor. Mesin Honda, konon di pasok karena kekecewaan pihak Honda terhadap Williams. Musababnya adalah penolakan Frank Williams terhadap pembalap Jepang, Satoru Nakajima masuk ke dalam lini pembalap Williams.
Dan target kemenangan, tercapai di tahun ini, 1988. tahun ini pula pembalap hebat bernama Ayrton Senna Da Silva masuk mengisi lini pembalap menemani Alain Prost.
Perancang mobil ini adalah duo insinyur, Steve Nichols, dan Gordon Murray. O ya, Gordon Murray adalah mantan Engineer di Brabham. Jadi ada sedikit keterpengaruhan antara MP4-4 dan Brabham BT5, rancangasn Murray di tim Brabham. Dari beberapa sumber yang bisa dipercaya, bahkan basis MP4-4 adalah BT55 yang pernah di desain Muray pada tahun 1986.
Bahan utama sasis mereka buat dari serat karbon. Untuk riset bahan ini mereka kerjasama dengan Hercules Aerospace.
Menyoal mesin, RA168E, 1494cc dengan pembulatan 1.5 L atau 1500 cc-nya Honda ini adalah mesin terbaik di Formula 1 sejak comeback-nya Honda utuk kedua kali.
Hal ini di buktikan pada tim sebelumnya yang mesinnya di pasok Honda, yaitu Williams FW11 yang memenangkan dua kali juara dunia konstruktor, pada tahun 1986 dan 1987. Pada tahun 1987 pula Niki Lauda berhasil meraih juara dunia.
Jadi adalah langkah yang tepat buat Mclaren untuk memasangkan mesin Honda pada sasis mereka. Selain itu, paket aerodinamika yang notabene berbasis pada Brabham BT55 adalah pasangan yang pas.
Sebelum turun balapan, mobil ini sempat diuji coba di Imola seminggu sebelum musim berlangsung. Dengan catatan waktu lebih unggul selama setengah detik dari pesaing terdekatnya, Nigel Mansell dengan Williams, menjadi suntikan semangat buat seluruh isi paddock.
Mengawali balapan di kandang Senna di Brazil, tim sempat etar-ketir, dikarenakan saat parade pembalap (Starting grid) MP4-4 sempat mengalami proble pada gearbox. Akibatnya, start pertama di batalkan. Karena selain Senna ada beberapa pembalap lain yang mengalami kegagalan mobil. Salah satunya Ivan Capelli yang turun dengan MARCH-nya.
Senna tampak melambaikan tangannya. Bendera kuning berkibar.
Senna lalu menggunakan mobil pengganti dan memulai start dari pit.
MP4-4 langsung tampak sangat dominan di awal. Dengan Prost di urutan terdepan, Nigel Mansel berusaha memberi tekanan pada kampiun Perancis itu. Tapi Prost terus menjauh, meninggalkan Mansel dengan Williams-nya.
Selanjutnya posisi Mansel di runner up di ambil alih oleh Gerhard Berger dari Ferrari. Kini gentian Berger yang memberi pressure pada Prost. Sementara Nelson Piquet dengan Lotus kuningnya yang berada di posisi tiga berusaha merebut tempat kedua dari Berger. Saat itu mobil berkelir merah putih MP4-4 suda jauh meninggalkan lawan-lawannya.
Setelah 13 laps terlampaui, tampak satu Mp4-4 berada di posisi ke 6, di Belakang Thierry Boutsen dengan Benetton. Pengemudinya adalah si tuan rumah, Ayrton senna.
Senna terus memberi tekanan pada pembalap Belanda itu, sampai akhirnya di satu kesempatan, Senna melibas Boutsen dengan sangat cantic di trek lurus. Keunggulan mesin Honda berpadu dengan Sasis MP4-4 sangat mencolok disini.
Selepas mengeksekusi Boutsen, target Senna sela jutanya adalah mobil kuning tunggangan Piquet. Menang mental di depan fans sendiri tampaknya membuat semangat Senna berapi api! Mobil kuning diganyang tanpa ampun lagi menjelang tikungan S!
Kini Senna di posisi 4. Senna pun berusaha memperlebar jarak dengan Piquet. Pada laps ke 20 Senna sudah bertengger di P3.
Sampai Laps ke 21, mereka berdua, Senna dan Prost, menduduki posisi 1-2. Gap ke dua pembalap itu adalah 32.197 detik dengan prost di posisi depan, Senna di belakang.
Akan tetapi tiba-tiba di tengah balapan Marshal mengibarkan bendera hitam bertuliskan nomor 12, itu nomor Senna. Senna di diskualifikasi! Penyebabnya adalah penggantian mobil yang dilakukan Senna pada awal balapan.
Tetapi di GP San Marino, Senna menunjukkan kelasnya sebagai seorang kampiun. Ini debut pertamanya di Mclaren. Senna ingin menunjukkan kepada Tim, bahwa dialah yang layak menjadi pembalap nomor satu. Akhirnya balapan diselesaikan Senna dengan kemenangan dan Prost menguntit di posisi runner up.
Sebenernya, tahun ini selain memasok Mclaren, Honda juga masih memasukkan mesin ke Lotus. Dengan spesifikasi teknis sama, tetapi tampaknya sasis Lotus T100 nggak sebagus MP4-4. Dengan kata lain, rancang bangun Gordon Murray dan Steve Nichols lebih pas buat mesin Honda. Putaran kedua di San Marino menunjukkan hal itu. Setelah Brazil menjadi saksi betapa perkasanya tim asal Woking, inggris ini.
Pada GP Monaco, Prost memenangkan balapan, sedangkan Senna retired.
Singkat cerita, setelah musim berakhir, Mclaren mencatatkan prestasi yang luar biasa dan penuh persaingan yang sangat sengit diantara kedua pembalapnya. Dari 16 seri kerjuaraan, 8 diantaranya di menangkan Senna, dan Prost kebagian 7 kemenangan. Selebihnya, selain kemenangan, mereka hampir selalu naik podium dan tak pernah terlempar di luar posisi dua besar!
Kecuali soal diskualifikasi Senna di Brazil, lalu retired di Monako. Disusul tiga balapan di Italia, portugis dan Spanyol. Senna harus finish di posisi masing-masing 10, 6 dan 4.
Sedangkan Prost mengalami kegagalan dan retired di GP Inggris dan Italia.
Di Italia Gerhard Berger berhasil mencicipi kemenangan dengan Ferrarinya. Dan duo MP4-4 finish ke 10, dan satunya lagi ( prost) retired.
Jadilah sepanjang tahun itu milik MP4-4. Tak ada mobil yang mampu menandingi MP4-4 sepanjang tahun.
Dengan total kemenangan 15 dari total 16 seri balapan, maka layaklah MP4-4 di nobatkan sebagai satu maha karya sepanjang. Mobil ini pula yang mengantarkan Ayrton Senna juara dunia untuk pertama kali di tahun 1988.
Selain mengantarkan Senna ke puncak klasemen, tentu saja Mclaren juga merebut gelar konstruktor dengan mesin Honda pertama.
Beberapa ‘keributan’ kecil hanya masalah sepal buat Mclaren. Mulai dari protes Alain Prost, yang menyoal bahwa mobilnya dibuat beda oleh tim hanya untuk memenangkan Senna. Beda settingan mesin bukan dilakukan oleh Mclaren sebagai tim, tapi justru pemasok mesin, dalam hal ini Honda yang sudah mempunyai kedekatan dengan Senna semasa di Lotus.
Masuk akal kalau Mclaren sebagai tim bersifat lebih ‘netral’. Karena kalau ngomong kedekatan masa lampau, Prost lebih dulu masuk Mclaren awal dia turun sebagai pembalap Formula 1 pada tahun 1980.
Tapi kalau mau di pikir secara nalar, okelah, Senna punya kedekatan dengan Honda di masa lampau. Tapi untuk ‘pilih kasih’ itu mungkin kata yang kurang tepat. Bisa jadi para engineer Hoda lebih bisa memahami keinginan Senna terkait setttingan mesin mobil.
Sukses MP4 series berlanjut ke MP4-5 dan mengantarkan juara dunia kedua buat Senna.
Pencapaian Mclaren meredup seiring hengkangnya Honda dari kancah jet darat.
Kelak, dua engineer di Mclaren, Gordon Murray dan Steve Nochols, saling klaim tentang siapa sebenernya yang lebih dominan membangun MP4-4. Susah juga ya, mereka saling klaim disaat MP4-4 sukses. Tapi ketika kondisi MP34-3 melemah, tidak ada yang berani mengakui kesalahannya dimana.