Nama Andrea Dovizioso pastinya tak asing lagi didengar pecinta balap MotoGP. Dovizioso telah menempuh perjalanan karir yang cukup panjang di MotoGP. 15 tahun telah berlalu semenjak Dovi pertama kali menjalani balapan perdananya bersama Scot Racing Team di musim 2008. Di usianya yang kini menginjak 36 tahun, Dovi bisa disebut sebagai Veteran Rider yang masih aktif membalap di kelas balap tertinggi.
Dalam karirnya di MotoGP, Dovi telah merasakan banyak pengalaman dengan berkali-kali berganti tim hingga mengetahui betul karakteristik motor. Setidaknya, Dovi pernah bergabung di 3 pabrikan besar: Honda, Yamaha dan Ducati serta telah mencicipi kemampuan motor tim pabrikan saat berada di Ducati Team dan Repsol Honda Team.
Tak hanya motor pabrikan, Dovizioso juga memiliki segudang pengalaman dengan tim satelit saat berada di Scot Racing Team, Monster Yamaha Tech3 dan Petronas Yamaha SRT, yang kini berganti nama menjadi WithU Yamaha RNF MotoGP Team. Dan nama terakhir tersebut kini tengah menjadi sorotan hangat para penikmat balap MotoGP.
Kembalinya Dovizioso ke Yamaha setelah 8 tahun berkutat di Ducati menuai banyak rasa penasaran dari berbagai pihak. Pasalnya Dovi meninggalkan Ducati akibat kerenggangan hubungannya dengan Gigi Dall’Igna yang puncaknya terjadi pada 2020. Selepas pergi dari Ducati, Dovi sempat vakum membalap selama 10 bulan. Di tengah masa break itu, Dovi masih tidak jauh-jauh dari dunia balap.
Terbukti, Dovizioso sempat menjalani tes dengan Aprilia dan menjajal Aprilia RS-GP selama 9 hari pada April dan Juli 2021. Banyak yang mengira Dovi akan menjadi rekan Aleix Espargaro, namun ternyata spekulasi itu salah. Dovi yang telah merasakan performa Aprilia justru menolak tawaran untuk menjadi pembalap reguler di Aprilia.
Hingga Aprilia akhirnya mengalihkan tujuannya dan berhasil mendatangkan Maverick Vinales sebagai pengganti Bradley Smith yang tidak diperpanjang lagi kontraknya di Aprilia.
Kembali Ke Yamaha Pada Musim 2021
Tahun 2021 Dovizioso belum juga mendapatkan tim yang sesuai dengan ekspektasinya dan masih menunggu slot kosong untuk kembali turun di balapan dan bergabung pada salah satu tim balap di MotoGP. Keputusannya untuk menolak tawaran Aprilia tak pernah disesalinya. Sebab, penolakan itu tidak berarti Dovizioso tidak ingin bekerja dengan Aprilia.
Namun lebih kepada karakter motornya yang tidak cocok dengan Riding Style Dovizioso. Kalaupun menerima tawaran tersebut, Dovi merasa dirinya belum tentu bisa tampil secara maksimal dan meraih banyak podium saat race. Karena baginya, kesuksesan harus dibangun dengan kecocokan banyak hal, termasuk karakteristik motor dan gaya balap seorang Rider.
Barulah pada 5 seri terakhir MotoGP musim 2021 , Dovizioso kembali mendapat kesempatan untuk mengaspal di lintasan usai menerima permintaan dari pihak Petronas Yamaha SRT yang merekrutnya sebagai Replacement Rider untuk menggantikan Franco Morbidelli yang pindah ke Monster Energy Yamaha.
Pengalaman manis di masa lalu dengan Yamaha menjadi salah satu faktor penting yang membuat Dovi tak berpikir panjang dan langsung menyetujui tawaran menarik dari Yamaha. Ya, menilik kembali pada sejarah, Dovizioso pernah membela Monster Tech3 Yamaha di musim 2012.
Meski hanya 1 tahun di Yamaha, Dovizioso berhasil mencatatkan 6 kali podium ke 3 dan hampir selalu bisa finish di posisi 5 besar dalam musim kompetisi 2012. Tepatnya 14 kali finish di urutan 5 teratas dari 18 kali balapan. Di Petronas Yamaha SRT, Dovizioso menggunakan spek motor Morbidelli, dimana motor itu adalah motor lama yang masih tertinggal teknologinya dari versi pabrikan.
Dovizioso sebenarnya juga ingin mengetahui seberapa baik hasil yang bisa didapatnya di Yamaha. Pada 5 seri balapan terakhir itu, Dovi lebih banyak menghabiskan waktu untuk beradaptasi dengan tunggangan barunya, YZR-M1.
Kontrak 1 Tahun Dovizioso Di Yamaha
Setelah menjalani beberapa race dengan Yamaha, hasil yang di dapat Dovizioso dapat dibilang cukup baik, meskipun belum sesuai dengan ekspektasinya. Disinilah Dovi merasa bahwa dirinya mulai kurang kompetitif untuk bersaing di baris depan. Di musim berikutnya, Dovi memilih untuk menandatangani kontrak dengan durasi singkat , 1 tahun.
Alasannya sederhana, Dovi tidak mau terbebani dengan target yang terlalu tinggi di WithU Yamaha RNF, yang dulu bernama Petronas Yamaha SRT. Target utamanya di Yamaha adalah untuk fokus pada hasil bagus di 2022, sebagai bukti apakah dirinya masih layak untuk bersaing dengan statusnya sebagai pembalap veteran di MotoGP.
Tidak Kompetitif Di MotoGP 2022
Diluar dugaan, tahun 2022 justru menjadi lebih sulit untuk Dovizioso. Meski telah mendapat motor baru, Dovi kesulitan untuk beradaptasi dengan karakter M1 yang baru ini. Motornya banyak mengalami problem pada bagian ban belakang, dimana gripnya sangat kurang saat race. Selain itu, Riding Style Dovi juga tidak bisa menyatu dengan Yamaha versi terbaru.
Dovi pun kini menempati posisi ke 22 klasemen atau 2 strip diatas Rookie Rider, Raul Fernandez dan Remy Gardner. Hasil terbaiknya hanyalah finish di urutan 11 GP Portimao. Selama 2 tahun terakhir, Yamaha di kembangkan oleh Fabio Quartararo. Sementara pembalap Yamaha lainnya tidak ada yang mampu menunjukkan hasil positif di balapan.
Dan sepertinya memang hanya Fabio yang mengerti cara mengeluarkan kemampuan motor Yamaha dengan gaya balapnya sendiri. Banyak pengamat yang menilai jika performa Dovi dipengaruhi oleh keputusannya untuk cuti dari MotoGP selama 10 bulan. Namun Dovi membantahnya dan menyatakan bahwa performanya lebih dipengaruhi oleh karakteristik motor Yamaha M1 miliknya dan bukan oleh motivasi balapnya ataupun usianya.
Dovi pun menambahkan, bahwa jika pembalap Yamaha tidak membalap seperti Fabio, maka dia tidak akan mampu menuai hasil maksimal saat race. Terbukti, Morbidelli yang kini menjadi rekan Fabio dan mendapat spesifikasi motor yang sama, juga menemui kesulitan mengendalikan motor seperti Dovizioso.
Hanya Fabio lah yang mengerti bagaimana mengatur cara bermanuver masuk dan keluar tikungan dengan grip ban belakang yang kecil. Dan gaya balap seperti Fabio tidak bisa dilakukan oleh Dovizioso, karena itu bukanlah gaya balap alami pembalap Yamaha.
Keputusan Pensiun Di Akhir Musim 2022
Melihat hasil balapnya yang tak memuaskan, Dovizioso pun akhirnya membuat keputusan besar dalam karirnya. Dovi mengumumkan bahwa tahun 2022 adalah tahun terakhirnya di MotoGP. Tak ada lagi alasan untuk melanjutkan karir dan bertahan di Yamaha, karena Dovizioso merasa tak mampu menyesuaikan dirinya dengan karakter motor tunggangannya.
Setelah 21 tahun berkarir sebagai professional Rider, kini Dovi mesti mengakhiri perjalanan panjangnya, seperti Valentino Rossi yang menutup karirnya di akhir 2021 usai 26 tahun bertarung sebagai pembalap. Meskipun selalu ada kesempatan untuk terus membalap, seorang Rider tidak akan bahagia jika tidak kompetitif dan hanya menghuni baris belakang.
Sebuah perasaan yang pernah dirasakan oleh Rossi, Lorenzo, juga Pedrosa di penghujung karirnya di MotoGP. Dan kini itu terjadi pada Dovizioso. Pecinta MotoGP pun akan kembali bersedih dengan hilangnya satu lagi Legenda MotoGP yang dulu pernah menghadirkan duel-duel memukau di lintasan. Namun apa bisa dikata, semua yang berawal akan berakhir juga pada masanya.
Ada masa-masa bahagia di puncak kejayaan, tapi masa itu akhirnya hilang juga dan berakhir seiring waktu berjalan. Meski begitu Dovizioso tetap meninggalkan banyak kenangan manis di MotoGP, termasuk rekor dan pencapaian yang telah dibuatnya selama berkarir di dunia balap. Salah satunya adalah rekor menjalani 248 kali balapan sejak 2008 dan tak pernah 1 kali pun absen dalam race.
Artinya Dovizioso selalu mengikuti semua race selama 15 tahun. Rekor ini bahkan lebih tinggi dari milik Valentino Rossi yang mampu mencatatkan 171 kali start beruntun di kelas MotoGP. Dan rekor ini kini tetap bertahan dan tak bisa dipecahkan pembalap lainnya, sekaligus menjadi warisan peninggalan Dovizioso di MotoGP.
Terima kasih Dovi! Namamu akan selalu ada dihati pecinta balap MotoGP dan akan selalu dikenang sebagai Legenda balap MotoGP, untuk selamanya.