Ada banyak Tim Pabrikan besar yang ikut meramaikan gelaran balap yang satu ini. Yamaha, Suzuki dan Honda adalah brand terbaik yang telah lama berkompetisi dalam ajang balap, bahkan ketika namanya masih Grand Prix 500 dan belum menggunakan format nama MotoGP seperti sekarang ini.
Ketika era 70-90an, ketangguhan ketiga pabrikan tersebut tak perlu di ragukan lagi. Banyak pembalap legenda yang membela tim tersebut dan sukses meraih banyak gelar juara dunia kelas 500cc. Tahun berganti dan kompetisi balap pun semakin berwarna dengan kehadiran kompetitor baru dari brand lainnya, seperti Ducati, Aprilia, Kawasaki dan KTM.
Dari ke empat brand tersebut, Kawasaki adalah satu yang paling unik dan menjadi pusat perhatian para penikmat balap MotoGP. Di ajang balap World Grand Prix, Kawasaki memulai kiprahnya di era 70an, tepatnya pada 1974 ketika Kawasaki membangun motor Kawasaki KR250 & KR350. Ditunggangi oleh pembalap hebat seperti Kork Ballington dan Anton Mang. Motor Kawasaki mendominasi balapan GP250 dan GP350 dari tahun 1978 hingga 1982. Di dua kelas tersebut para pebalap Kawasaki merebut delapan gelar juara dunia, dan di GP250 Kawasaki menjadi juara dunia konstruktor empat tahun berturut-turut.
Kemudian berlanjut masih pada era 80an, dengan motor yang diberi nama Kawasaki KR500, mereka mencoba peruntungan baru di ajang Grand Prix 500. Kawasaki KR500 menggunakan mesin 2-tak 494cc (baca pake indonesia aja) dan dilengkapi dengan rangka aluminium Monocoque (baca: Monokok) yang bentuknya mirip dengan Honda NR500 1979.
Rangka tersebut diklaim mampu meningkatkan aerodinamika di area motor dan bentuk sasisnya yang lebih kaku memungkinkan untuk mendapatkan bobot motor yang lebih ringan. Datangnya Kawasaki dipandang sebagian orang sebagai langkah untuk mengacaukan dominasi Yamaha dan Suzuki yang kala itu sangat kuat di ajang Grand Prix.
Debut perdana Kawasaki terjadi di GP Misano 1980 dengan rider asal Afrika Selatan, Kork Ballington yang menjadi andalan Kawasaki saat itu. Musim pertamanya, Kawasaki mampu menembus posisi 12 klasemen dan terus meningkat di tahun berikutnya.
Pada 1981 Kawasaki mendapat podium pertamanya di GP Assen dengan menempati peringkat ke 3 dan di GP Finlandia yang juga berhasil finish di posisi ke 3. Sayangnya cerita Kawasaki di ajang GP500 sangat singkat. Setelah tahun 1982 Kawasaki tak lagi terjun dalam Grand Prix dalam kurun waktu yang sangat lama.
Kembalinya Kawasaki Di MotoGP
20 tahun menghilang dari ajang balap Grand Prix, akhirnya Kawasaki kembali lagi pada tahun 2002. Di seri ke 14 di GP Sepang 2002, Kawasaki membuka lagi lembaran baru cerita di dunia balap dengan mempercayakan Andrew Pitt sebagai joki kuda besi bercorak hijau tersebut. Mengendarai Kawasaki Ninja ZX-RR, Pitt pun baru turun dalam 3 seri penutup MotoGP.
Dengan pengembangan motor yang baru, di tahun 2003 akhirnya Kawasaki mengikuti satu musim penuh kompetisi dengan tambahan 2 rider lagi yaitu Garry McCoy dan Alex Hofmann. Meski belum cukup kuat untuk menghadapi Honda dan Yamaha, namun Kawasaki terus berbenah untuk meningkatkan performa motornya di ajang balap.
Pencapaian Terbaik Kawasaki Di MotoGP
Di musim 2004, Shinya Nakano yang saat itu telah tergabung dalam tim Kawasaki berhasil merengkuh podium pertamanya dengan finish di urutan ke 3 pada GP Motegi, sekaligus menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Jepang. Sejak saat itu Kawasaki terus mampu mengukir podium di setiap tahunnya. Pada 2005, Olivier Jacque yang tampil sebagai Wild Card mampu menyelesaikan balap di posisi ke 2 pada pembukaan seri GP Shanghai yang berlangsung dalam kondisi Wet Race.
Bahkan di akhir lomba, Jacque hampir saja bisa memangkas jarak dengan pemimpin lomba, Valentino Rossi untuk berebut posisi terdepan. Kemudian pada 2006, Nakano kembali berhasil naik podium di urutan ke 2 pada GP Assen. Sementara di tahun 2007, giliran Randy de Puniet yang mengukir prestasi manis bagi Kawasaki dengan finish di posisi ke 2 pada GP Motegi.
Dalam catatan sejarah, Shinya Nakano adalah pembalap tersukses Kawasaki di MotoGP. Selain menjadi satu-satunya Rider Kawasaki yang pernah 2 kali masuk podium, Nakano adalah Rider Kawasaki yang bisa masuk ke 10 besar klasemen di musim 2004-2005. Nakano juga pernah 4 kali mengawali start dari baris terdepan, yaitu di Grid ke 2 pada GP Phillip Island 2006 dan GP Catalunya 2007 serta menempati Grid ke 3 di kualifikasi GP Sepang 2004 dan GP Jerez 2006.
Dan GP Phillip Island 2006 menjadi satu yang paling menarik bagi Nakano. Pasalnya Kawasaki untuk pertama kalinya mampu memimpin jalannya race hingga lap ke 7 dan sukses membuat gap 4,875 detik dari Sete Gibernau yang mengendarai Desmosedici.
Sayang keunggulan itu tak bertahan lama setelah hujan turun di tegah race dan Nakano terlambat masuk ke Pit hingga posisinya drop ke belakang. Pada akhirnya Nakano menuntaskan lomba di posisi ke 8. Tahun 2009 menjadi kali terakhir Kawasaki mampu menembus podium, saat Marco Melandri berhasil finish di urutan ke 2 pada GP Le Mans 2009.
Mundur Dari Kompetisi Balap MotoGP
Keberadaan Kawasaki di MotoGP mulai menjadi tanda tanya ketika memasuki musim kompetisi 2008. Kawasaki kala itu tengah menghadapi masalah finansial serius setelah terjadinya krisis ekonomi besar di eropa yang mempengaruhi sponsor yang menanungi Kawasaki. Dan masalah itu bertambah rumit hingga pada 9 Januari 2009 Kawasaki menyatakan niatnya untuk mundur dari MotoGP.
Dorna yang mengetahui problem itu sempat melakukan negosiasi agar Kawasaki mau tetap berkompetisi dengan Tim Private Aspar dengan 2 motor. Namun setelah melewati pertimbangan yang pelik, pada 26 Februari 2009 Kawasaki akhirnya memutuskan tetap bertahan dengan tim mereka dan pada 1 Maret 2009 Kawasaki membuat pengumuman bahwa hanya akan menurunkan 1 pembalap di musim 2009 yaitu Marco Melandri dan mengganti nama timnya menjadi Hayate Racing.
Itu berarti John Hopkins menjadi Rider tanpa kontrak di tahun 2009 karena tidak diperpanjang oleh tim. Prestasi Melandri sendiri terbilang cukup konsisten dengan sering masuk 10 besar saat race dengan bermodalkan Kawasaki ZX-10RR yang dikembangkan dengan sumber daya terbatas. Usai musim 2009 Kawasaki benar-benar meninggalkan MotoGP akibat masalah keuangan yang mereka hadapi.
Proyek Baru Kawasaki Di Ajang Balap
Setelah memilih pergi dari MotoGP, Kawasaki pun mengubah arah tujuan mereka ke proyek-proyek yang lebih ringan dengan masuk ke World Superbike. Bagi Kawasaki, sangat berat untuk menghabiskan 30-40 juta Poundsterling atau setara dengan Rp 576-Rp 768 miliar per tahun untuk membiayai kebutuhan balap mereka di MotoGP. Keputusan pindah ke Superbike ternyata membuahkan hasil yang positif karena bersama Jonathan Rea, Kawasaki sukses menjuarai ajang World Superbike 6 kali beruntun dari tahun 2015 hingga 2020.
Kawasaki Akan Balik Ke MotoGP Lagi?
Ichiro Yoda selaku bos dari Kawasaki mengakui bahwa sangat sulit bagi timnya untuk tetap bertahan di MotoGP dengan situasi yang mereka hadapi. Secara teknis, regulasi di MotoGP dengan banyaknya pembatasan menjadi hambatan besar bagi Kawasaki untuk kembali ke MotoGP.
Jika ingin kembali, maka beberapa hal harus di ubah seperti penggunaan Seamless Shift Gearbox yang tak mungkin dipakai Kawasaki untuk produksi Street Bike mereka, karena terlalu mahal dan tidak sepadan dengan profit yang mereka dapatkan. Selain itu, Dorna juga harus mengubah filosofinya dan memberi kebebasan semua pabrikan untuk melakukan eksperimen dengan motor dan mengijinkan Pirelli untuk masuk ke MotoGP.
Sejatinya motor yang berkompetisi di MotoGP haruslah Prototype dan sangat sulit dipercaya jika motor Superbike bisa disetel untuk bisa dianggap sebagai Prototype. Menanggapi hal ini, Dorna pun tetap pada aturan awal mereka bahwa Kawasaki hanya akan kembali ke MotoGP jika bersedia mengambil alih tim independen yang ada.
Rencana Kawasaki Turun Sebagai Wild Card Di MotoGP
CEO Dorna Carmelo Ezpeleta sempat mengungkapkan berita mengejutkan bahwa Kawasaki menanyakan kemungkinan mereka turun sebagai Wild Card dengan motor mereka. Pertanyaan tersebut hadir dari tim Provec yang mengelola skuad pabrikan pemenang gelar WorldSBK dan bermarkas di Granollers, Catalunya. Ezpeleta kemudian mengklarifikasi bahwa Kawasaki tidak membuat permintaan Wild Card secara resmi.
Mereka hanya menanyakan tentang pendekatan dan kemungkinan Kawasaki bisa tampil lagi di MotoGP. Menurut Jonathan Rea, permintaan seperti itu seperti lelucon karena tidak mungkin baginya bersaing melawan motor Prototype dengan motor jalanan yang dikembangkan menggunakan ban Pirelli. Itu akan seperti mengendarai mobil touring melawan mobil Formula 1.