Manusia diciptakan dengan kelebihannya masing-masing, entah kelebihan itu terlihat di awal ataupun terlihat di akhir. Hal ini pula yang terjadi di MotoGP, ada yang kelebihannya terlihat di awal karirnya, dan ada pula yang terlihat di akhir karirnya. Bagaikan bunga sakura yang telat mekar, namun tetap terlihat indah.
Tetapi tidak ada manusia yang sempurna, termasuk para rider MotoGP. Terkadang mereka juga melakukan beberapa kesalahan yang bisa merugikan mereka, baik merugikan diri sendiri maupun tim mereka. Di artikel kali ini kita akan membahas beberapa pembalap kelas MotoGP yang pernah melakukan blunder, siapa saja mereka?
Valentino Rossi – Le Mans 2009

Gp Le Mans 2009 diwarnai dengan turunnya hujan yang membasahi seluruh lintasan. Race Director memeriksa kondisi lintasan sebelum race dimulai, sampai akhirnya balapan dinyatakan sebagai ‘Wet Race’. Namun saat itu hujan yang turun tidak terlalu lebat, sehingga cuaca bisa berubah kapan saja.
Rossi start di posisi ke-4, Stoner start di posisi ke-3, sedangkan Lorenzo di posisi ke-2. Valentino Rossi saat ini sudah memimpin klasemen dengan 65 poin, diikuti Casey Stoner dan Jorge Lorenzo. Rossi sedang memburu gelar juara dunia MotoGP untuk kesembilan kalinya. Artinya dia harus menang, agar bisa membuat jarak poin yang lebar dari Stoner dan Lorenzo.
Lorenzo sempat salah menempati posisi grid saat balapan akan dimulai, untungnya marshall yang memegang bendera merah memberitahu Lorenzo, menyelamatkannya dari penalti.
Balapan dimulai dengan Stoner naik ke posisi 2, Lorenzo turun ke posisi 3, sedangkan Rossi tetap di posisi 4. Pada lap ke-6, Rossi masuk ke Pit untuk berganti motor yang menggunakan ban kering. Sayang tidak lama kemudian Valentino Rossi terjatuh dan merusak motornya, terpaksa Rossi kembali masuk pit untuk berganti ke motor sebelumnya.
Namun karena Pit Limiter motornya ikut rusak saat crash, Rossi tidak menyadari kalau dia melebihi batas kecepatan pit. Rossi dijatuhi Ride Through Penalty yang mengharuskannya masuk melewati pit, membuatnya finish di posisi ke-16.
Marc Marquez – Australia 2013

Pada 2013 sirkuit Phillip Island sudah diaspal ulang, namun hal ini menyebabkan beberapa masalah. Salah satunya adalah ban motor yang terkelupas, diakibatkan oleh grip aspal yang terlalu kuat.
Demi alasan keamanan, akhirnya jumlah lap balapan dikurangi, dari 27 lap menjadi 19 lap. Bahkan pembalap harus mengganti motor paling lambat pada lap 10. Jika pembalap belum mengganti motor pada lap 11, maka dia akan langsung didiskualifikasi.
Inilah yang terjadi pada Marc Marquez, saat itu dia memperebutkan gelar juara dunia dengan Jorge Lorenzo. Dengan jarak 43 poin di antara mereka, Marc Marquez bisa saja juara dunia di sirkuit ini.
Keduanya melakukan start yang baik, dan Marc Marquez-pun langsung berduel dengan Jorge Lorenzo. Satu-persatu pembalap lain masuk ke pit untuk mengganti motor, dan Lorenzo berencana masuk pit pada lap 10. Namun saat Lorenzo masuk, Marquez masih tetap di lintasan.
Sontak terjadi perdebatan antar kru repsol honda, dan mereka juga memberi tahu marquez untuk ganti motor lewat pit board. Namun semua sudah terlambat, bendera hitam dikibarkan dengan nomor 93 di sebelahnya.
Marc Marquez didiskualifikasi dan kembali ke pit. Setelah kru repsol honda menjelaskan alasan dirinya di black flag, Marquez membanting chest protector-nya dan pergi dari garasi.
Jorge Lorenzo – Austin 2014

Pada Gp Austin 2014, Jorge Lorenzo berhasil mengamankan posisi ke-5 di sesi kualifikasi ke-2. Seharusnya dengan posisi start ini, Lorenzo bisa meraih kemenangan, atau paling tidak podium. Namun Jorge Lorenzo hanya finish di posisi ke-10, kenapa bisa begitu?
Lorenzo melakukan “Jump Start”, yaitu motor sudah bergerak maju sebelum lampu merah padam. Jump Start yang dilakukan Lorenzo bisa dibilang aneh, karena biasanya jump start hampir tidak terlihat jika dilihat tanpa kamera khusus. Mau tahu seberapa jarak jump start Lorenzo?
Dia tancap gas saat lampu merah baru menyala, meninggalkan pembalap lain yang masih berada di starting grid. Otomatis atas kejadian ini dia dihadiahi Ride Through Penalty, yang langsung Lorenzo lakukan setelah lap 1.
Setelah balapan selesai, semua orang di paddock membicarakan Jump Start yang dilakukan oleh Lorenzo. Tentu saja orang-orang ingin tahu kenapa dia melakukan kesalahan seperti itu.
Lorenzo mengatakan dirinya tidak fokus saat start, itulah kenapa dia melakukan Jump Start yang tidak biasa. Alhasil dia harus puas finish ke-10, dan hanya meraih 6 poin.
Andrea Iannone – Argentina 2016

Di balapan sebelumnya yaitu GP Qatar, Andrea Dovizioso berhasil finish ke-2 sama seperti tahun 2015. Tentu Ducati punya harapan besar ketika dua pembalapnya, Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone start dari posisi ke-5 dan ke-6.
Saat balapan dimulai, Iannone sempat menyenggol Marc Marquez yang membuatnya turun beberapa posisi. Sedangkan Dovizioso melaju tanpa halangan, dan berada di posisi ke-2. Kemudian saat memasuki pertengahan balapan keduanya berada di posisi ke-2 dan ke-3, bahkan keduanya sempat bersaing untuk menjadi yang terdepan.
Sayangnya harapan besar Ducati hilang begitu saja. Iannone terjatuh saat berusaha menyalip Dovi, dan ini juga membuat Dovi ikut terjatuh. Hilang sudah kesempatan Ducati untuk meraih podium, semua perjuangan mereka nampak sia-sia.
Namun Dovizioso masih belum menyerah. Dia ingin melanjutkan balapan, namun motor Desmosedici miliknya sudah dalam keadaan mati. Dovi berusaha melakukan apapun agar bisa finish, walaupun harus susah payah mendorong motornya. Sedangkan Iannone hanya duduk santai, hal inilah yang membuat Ducati mempertahankan Dovi
Aleix Espargaro – Catalunya 2022

Aleix Espargaro mengawali GP Catalunya 2022 di Pole Position, saat race dimulai dia turun ke posisi 2. Quartararo memimpin balapan dengan jarak yang cukup jauh, sehingga sulit untuk menyusulnya kembali.
Sedangkan posisi Aleix terancam oleh Jorge Martin, yang berada di posisi ke-3. Namun ketika balapan menyisakan 1 lap lagi bencana terjadi, Aleix Espargaro terlihat menghantam motornya dan melambaikan tangan.
Pertama kami mengira kalau motor Aleix bermasalah di lap terakhir, bahkan komentator resmi MotoGP juga berkata demikian. Namun ternyata Aleix Espargaro melakukan selebrasi dini, dia belum sadar kalau balapan belum berakhir.
Dia lalu sadar ketika melihat pembalap lain masih belum melambat, namun semua sudah terlambat. Aleix berhasil merebut satu posisi setelah blunder-nya tersebut, yang membuatnya finish di posisi ke-5.
Setelah balapan benar-benar selesai, dirinya menundukkan kepalanya ke motor. Bahkan dari bahasa tubuhnya saat berada di pit, kita bisa tahu kalau ada rasa kesal dan juga malu.
Hal inilah yang menunjukkan kalau setiap manusia bisa melakukan kesalahan, termasuk para rider MotoGP. Biar kami selesaikan artikel ini dengan sebuah kutipan dari penulis Amerika, Jim George.
“Yang terpenting bukan bagaimana kalian memulainya, tapi bagaimana kalian menyelesaikannya”