
Sejauh ini, mobil F1 masih tetap menjadi mobil dengan teknologi tertinggi untuk kendaraan darat yang pernah di perlombakan. Belum ada satu ajang balap pun yang bisa menandingi kecanggihan teknologi mobil F1. setiap jengkal unit F1, sudah melalui satu riset yang sangat mendalam. Mobil F1 seolah gambaran betapa sempurna teknologi yang di tanamkan pada tiap unitnya. Setiap komponen, memegang peranan sangat penting. Tak ada satu komponen pun yang terpasang yang tak punya fungsi terhadap keberlangsungan laju mobil.
Tak terkecuali piranti aerodinamika. Kendati hanya berupa bilah-bilah fisik yang terbuat dari serat karbon, tapi disinilah salah satu keunggulan mobil F1 satu dengan yang lainnya. Bahkan penentuan setiap bentuk bilah piranti aerodinamika sudah melalui uji terowongan angin atau wind tunnel.
Wing pada mobil F1 adalah salah satu teknologi berupa rekayasa aerodinamika yang sangat canggih. Tak semua orang berfikir bahwa berkat aerodinamika mampu membuat mobil Formula 1 jauh lebih kencang dan stabil. Wujud dari sistem aerodinamika di mobil Formula 1 adalah berupa sayap-sayap atau wing yang terletak hampir di semua bagian body mobil dan punya fungsi masing-masing.
Berkat wing itulah mobil Formula 1 punya gaya tekan kebawah yang luar biasa. Bahkan, secara keseleruhan, seandainya mesin Formula 1 bisa bekerja melawan gravitasi, mobil formula 1 bisa melaju di terowongan monako secara terbalik!
Itu artinya sayap-sayap mobil bisa menghasilkan gaya tekan sebesar hampir 800kg atau 8 kuintal!
Membicarakan bagian ini ( Aerodinamika), bagaikan ngomongin soal teknologi aerodinamika secanggih pesawat. Mereka punya fungsi yang sama, menghasilan aliran udara demi tujuan tertentu, kalau pada pesawat untuk menghasilkan daya angkat, kalau di F1 untuk menghasilkan gaya tekan.
Para engineer juga memastikan, bahwa tiap bilahnya bisa berpengaruh besar terhadap laju kendaraan. Baik itu memperlambat, atau mempercepat.
Peran wings sangat penting untuk sebuah mobil F1. Satu bagian wing terlepas, bisa di pastikan mobil akan melaju tak terkendali. Sebagai contoh ketika Rubbens Barichello yang pada tahun 1998 kehilangan wing pada mobil Stewart SF 02 nya, tak pelak, mobil Rubens Barrichello melaju tak terkendali lepas kontrol.
Contoh kasus lain, masih menyangkut aerodinamika, adalah soal double deck diffuser yang ‘ditemukan’ dan di aplikasikan pada mobil Brawn GP BGP01 yang mengubah sejarah pada 2009 silam.
Siapa sangka, sebuah tim yang sebelumnya kedodoran mencari pendanaan untuk membiayai keberlangsungan tim, tapi menggebrak dengan debut awalnya berkat penemuan double deck diffuser.
Bahkan waktu itu BrawnGP hanya bermesin Mercedes yang dibuat bukan khusus untuk BrawnGP. Karena waktu itu Mercedes masih terlibat kerjasama dengan Mclaren. Tapi berkat piranti aerodinamika, tim itu menang di tahun pertamanya serta merebut dua gelar sekaligus, pembalap dan konstruktor.
Lalu ramai-ramai tim lain mengembangkan sistem double deck diffusser dengan versi masing-masing.
Pada kasus tertentu, piranti aerodinamika pada mobil F1 bahkan memiliki tingkat kerumitan setara dengan sebuah pesawat.
Lalu bagian-bagian manakah yang paling penting dan paling tidak penting? Jawabannya sudah jelas, semua penting sesuai fungsinya. Semua adalah satu kesatuan dan bagian dari satu sistem.
Tapi mari kita coba mengupas satu persatu piranti tersebut.
Front wing
Pertama, ada front wing atau sayap depan. Sayap serupa bilah-bilah tersusun sedemikian rupa dan sistematis terdiri dari beberapa bagian. Bagian inilah yang pertama kali mendapat aliran udara saat mobil melaju. Ibarat bala tentara, bagian ini adalah garda terdepan dalam menerima aliran udara untuk selanjutnya aliran itu di alirkan lagi ke seluruh bagian kendaraan.
Perubahan sedikit saja pada bagian ini, maka bisa dipastikan akan mengubah seluruh bentuk mobil pada bagian selanjutnya demi penyesuaian. Pada bagian ini pula terdapat berbagai bilah-bilah sayap lain yang punya fungsi beda tapi masih sangat penting buat mobil.
Pada bagian sayap depan ini secara keseluruhan bisa menghasilakan gaya tekan sekitar 580 kg pada kecepatan 300 km/jam. Kalau bobot rata-rata tubuh orang dewasa 70 kg, maka ibarat kata ada 8 orang yang duduk disana. Untuk menambah gaya tekan kebawah agar mobil bisa lebih ‘menempel’ di permukaan trek.
Selain sayap depan atau yang tadi kami sebut front wing, ada bagian lain di depan mobil F1 yang tak kalah pentingnya, yaitu nose. Nose dalam bahasa indonesia artinya hidung. Ya, hidung atau bagian depan mobil.
Pada bagian nose mobil formula 1 ini umumnya berbentuk curve, atau kurva yang melengkung kebawah, dan diujung nose inilah dipasang front wing. Letak dan bentuk nose yangs sedemikian rupa membantu front wings untuk membantu mengalirkan udara di area front wings kemudian mengarahkan secara efisien ke area lain, misalnya ke undertray dan diffuser.
Seberapa efektif nose dan front wing menjalankan fungsinya? Jawabannya tergantung bentuk dan seberapa hebat engineer sebuat tim merancang bagian ini.
Suspensi
Bagian lain yang menjadi bagian dari aerodinamika adalah suspensi.
Sebelumnya kita bahas, semua bagian adalah penting bagian atau komponon pada Formula 1, jawabannya semua penting, akan tetapi ada bagian yang tidak terlalu signifikan dalam aerodinamika, karena sebenarnya komponon ini adalah peredam kejut terhadap satu kondisi trek, yang naik dan turun serta bergelombang. Akan tetapi punya fungsi juga sebagai piranti aerodinamika.
Sekali lagi, walau tak terlalu signifikan. Sebagaimana kita ketahui, pada bagian suspensi ini di lapisi carbon fibre atau serat karbon. Bentuknya mirip sayap pesawat. Sedangkan metode penempatan ini ada dua macam. Yaitu single keeled dan double keeled. Pada sistem twin keeled memiliki kelebihan dalam mengalirkan aliran udara. Tapi sejak tahun 2005 banyak tim kembali pada desain single keeled.
Bargeboard
Masih di sekitaran bagian depan mobil, disana ada komponen yang bernama barge board. Barge board letaknya ada di belakang roda, di samping cockpit agak ke depan sekitar beberapa inchi. Bagian ini di pasang secara vertikal. Fungsinya adalah untuk memperbaiki aliran udara setelah aliran udara melewati front wing, sebelum akhirnya aliran udara sampai ke bagian belakang. Fungsi yang sangat penting pada bagian ini adalah untuk mengurangi gejala understeer pada saat mobil belok pada kecepatan tinggi.
Tapi sayangnya, untuk musim 2022 ini Bargeboard dilarang penggunaanya.
Sidepod

Bagian selanjutnya yang menjadi bagian dari aerodinamika adalah sidepod. Sesuai namanya, saidepod letaknya disamping. Selain berfungsi sebagai piranti aerodinamika, pada bagian ini terletak radiator untuk mendinginkan mesin maupun oli. Jadi betapa pentingnya bagian ini. Seperti kita tahu, suhu mesin formula 1 sangat ekstrim, maka di butuhkan piranti pendingin yang bsia bekerja semaksimal mungkin untuk bisa membuat suhu tetap terjaga optimal.
Pada bagian ini juga berfungsi sebagai pelindung pengemudi ketika terjadi tabrakan samping ( side impact beam).
Ground effect

Sebetulnya konsep aerodinamika ini dikenalkan pertama kali oleh Colin chapman, bos Lotus saat itu, pada Lotus 78 yang dirilis pada musim 1977. Sedangkan konsep ground effect yang di terapkan pada musim 2022 adalah dengan cara memanfaatkan bagian lantai ( floor) berbentuk tunnel yang di sebut venturi tunnel. Perbedaan mendasar dengan musim sebelumnya (2021) di area ini adalah, kalau musim sebelumnya lantai hanya berbentuk datar, maka padamusim 2022 lantai ada semacam cekungan. Inilah yang disebut venturi tunnel.
Langkah ini diyakini akan mampu meningkatkan aerodinamika mobil dan menambah daya cengkeram saat melibas tikungan pada saat mobil melaju kencang.
Namun pada musim 2022 teknik ini meninggalkan masalah berkelanjutan pada beberapa tim karena isu Porpoising yang di sebabkan penerapan ground effect. Porpoising adalah fenomena terhentinya downforce akibat ground effect itu sendiri. Mercedes adalah tim yang paling merasakan porpoising akibat dari penerapan ground effect.
Airbox

Sementara bagian atas mobil, ada piranti yang bernama airbox yang berfungsi mengalirkan udara ke bagian mesin. Selain untuk memberi udara segar pada mesin, airbox juga turut menyumbang gaya tekan.
Setiap tim punya desain airbox yang beda. Jangan lupa, selain untuk aerodinamika, airbox juga bisa berfungsi sebagai pelindung sang pilot apabila terjadi sesuatu.
Boleh dikata, airbox ini adalah piranti multifungsi. Selain untuk aerodinamika, juga ibsa menambah performa mesin dan pelindung pembalap.
Diffuser

Berlanjut ke bagian belakang mobil, ada satu piranti yang di sebut diffuser. Diffuser terletak pada bagian belakang bawah mobil, bernetuk bilah-bilah. Fungsinya adalah untuk mempercepat aliran udara bagian bawah mobil. Semakin cepat aliran udara dibagian bawah, maka akan semakin efektif mobil mendapat gaya tekan (downforce).
Meskipun trlihat sederhana, namum merancangnya bukan perkara mudah. Hanya seorang engineer kelas wahid yang mampu melakukannya. Seperti Ross Brawn yang merancang double deck Diffuser pada mobil BGP 01 yang menjadi tim juara.
Rear wing

Diantara semua bagian, bagian inilah yang paling gampang dilihat. Letaknya di belakang mobil bagian atas. Sayap belakang ini adalah salah satu bagian terpenting. Karena tanpa sayap belakang, roda belakang akan kehilangan grip.
Sebagai gambaran, ketika mobil F1 melaju, bagian belakang ini bisa memberikan gaya tekan kebawah sampai 1000 kg atau 1 ton!
Jadi sudah bisa dibayangkan seandainya bagian ini lepas, kan?
Sebagai kesimpulan akhir, mobil F1 tak akan bisa bekerja tanpa piranti aerodinamika ini. Untuk itulah para bos tim rela ‘membelanjakan’ anggaran untuk biaya riset aerodinamika, termasuk membangun wind tunnel dan mempekerjakan insinyur aerodinakima kelas wahid.