Jika dilihat dua fakta berikut mungkin kita akan setuju bahwa pilihan mesin dengan konfigurasi V mungkin yang paling ideal buat kompetisi balap. Alasan Pertama adalah di dua tahun terakhir ini motor MotoGP dengan mesin inline-4 hanya menang 5 kali dari 37 balapan. Yang Kedua adalah dari 6 Pabrikan yang berkompetisi di kelas MotoGP hanya ada 2 pabrikan yang memakai mesin inline-4 yaitu Suzuki dan Yamaha.
Suzuki yang awalnya menggunakan mesin V4, merupakan pabrikan terakhir yang memutuskan untuk mulai menggunakan tipe mesin inline4 di MotoGP. Namun Apa yang membuat Suzuki memutuskan untuk tinggalkan Mesin V-4 dan beralih ke Inline-4…?
sebelum menjawab pertanyaan ini, kita flashback dulu ke awal MotoGP era 4 tak
Di era MotoGP mesin 4 tak, Suzuki awalnya membangun motor GSV-R. Motor ini menggunakan konfigurasi mesin V-4 yang digunakan pertama kali untuk kelas MotoGP menggantikan Suzuki RGV500 yang bermesin 500cc V4. GSV-R diperkenalkan pada tahun 2002. Memang mesin V-4 Suzuki kuat namun tidak menghasilkan prestasi yang cukup bagus karena masih menggunakan sasis mesin 2 tak 500cc. Akibat ketidak cocokan antara sasis dan mesin ini membuat pembalapnya sering terjatuh. Hasil terbaik untuk pembalap Suzuki di klasemen MotoGP 2002 adalah Kenny Roberts, Jr di posisi kesembilan.
Tahun 2007 Suzuki membangun motor GSV-R versi 800 cc. Mesin didesain dengan tujuan agar lebih ramah ke pembalap. Motor ini juga mendapat dukungan elektronik dari Mitsubishi. Meskipun sasis dan panjang wheelbase nya masih memakai model lama, namun desain fairing telah diperbarui untuk lebih mengakomodasi stabilitas kecepatan tinggi. Di tahun ini Suzuki tampil cukup baik dengan berhasil meraih 1 kemenangan. Kemudian Tahun 2008 hadir GSV-R800 dengan penyempurnaan mesin untuk meningkatkan akselerasi. Namun hasilnya tak sebagus tahun 2007. Musim balap 2011 merupakan tahun terakhir Suzuki GSV-R turun di kelas MotoGP.
Setelah menarik diri pada akhir 2011 Suzuki kembali ke MotoGP dengan Suzuki GSX-RR dimana merupakan motor balap jalanan yang dikembangkan untuk seri MotoGP 1.000 cc. Motor ini Resmi diperkenalkan pada 30 September 2014 sebagai pengganti GSV-R, yang dikembangkan oleh Suzuki sejak 2012.
Balapan pertama tahun 2014 dengan mesin inline-4 dilakukan di seri terkahir sebagai uji coba, namun gagal menyelesaikan lebih dari setengah balapan . Meski begitu, terbukti bahwa setelah mengganti mesinnya ke inline4 hasilnya cukup baik dibanding saat masih mengusung mesin V4, dengan meraih 3 kemenangan dan 8 podium.
Lalu apa yang membuat Suzuki tinggalkan mesin V-4 dan beralih ke Inline-4 ?
- Yang pertama dengan memakai basis mesin superbike GSX-R, ini sekaligus sebagai “promo” teknologi untuk varian motor yang dijual dan dipakai di jalan raya, yaitu Suzuki GSX-R1000. Ini sama seperti yang dilakukan Yamaha dengan motor Superbikenya, Yamaha R1
- Yang kedua, peralihan ini memudahkan insinyur Suzuki untuk membuat paket motor balap dengan mesin inline-4 yang lebih baik dibanding V-4. Ini tentu tak luput dari strategi sang bos tim Davide Brivio. Meski dia menyadari mesin V4 lebih unggul dari segi power. Tapi kelebihan mesin inline-4 jika digabung dengan kekakuan sasis dan geometri yang tepat mampu menciptakan corner speed yang mengerikan. terbukti saat ini Suzuki menjadi motor dengan corner speed tercepat di MotoGP
- Yang ketiga, Selain memilih kemampuan menikung dibanding power, Suzuki lebih mengejar tipe pembalap dan strategi yang cocok di setiap balapannya. Mesin inline4 ini lebih ramah dan mudah dikendalikan pembalap ketimbang motor bermesin V4 sehingga jika tim ganti pembalap baru, tidak drastis dalam proses adaptasi dan penurunan prestasi tim. Hal ini bisa dilihat dari tim Yamaha, bahkan tim satelitnya mampu dengan cepat berada di barisan depan di tahun pertama.. Beda jauh dengan Ducati.Saat ini motor bermesin inline4 dan V4 tidak berbeda dalam lap time karena punya keunggulan dan kekurangan masing-masing. Namun Dengan mesin inline4, Suzuki terbukti mampu tampil baik dan semakin baik selama beberapa tahun terakhir.
Dengan kembali masuknya Suzuki ke MotoGP, Sepertinya Yamaha harus berterimakasih pada Suzuki karena ada “teman” yang memakai mesin sejenis. Hal ini bisa juga dijadikan referensi Yamaha, setelah beberapa musim lalu Yamaha selalu kalah dalah hal top speed dengan motor bermesin V-4,