Pencapaian Ducati di musim balap tahun 2020 mengingatkan kita pada apa yang dilakukan Yamaha di tahun 2000 silam. Saat itu pabrikan asal Iwata itu punya pembalap andalan yaitu Max Biaggi, Garry McCoy, Carlos Checa dan Norifumi Abe
Secara keseluruhan pencapaian Yamaha di tahun itu telah mengoleksi 17 podium, dengan koleksi 3 kemenangan yang diraih McCoy, 2 kemenangan dari Biaggi dan 1 kemenangan dari Abe. Namun pencapaian hebat ini tidak mencerminkan hasil bagus di klasmen akhir, mereka hanya bisa menduduki peringkat ketiga di klasmen akhir yang diraih oleh pembalap terbaik Yamaha, Max Biaggi. Sementara gelar juara dunia diraih oleh Kenny Roberts Junior dengan motor Suzuki
Juga pada kesempatan itu, setelah Alex Criville sukses meraih gelar juara dunia bersama Repsol Honda di tahun 1999, Biaggi mampu menjadi runner up di tahun 1998 dan meraih posisi ke empat di musim balap 1999. Biaggi mirip seperti Dovizioso di motor Ducatinya, yang mana menjadi salah satu pembalap favorit untuk merebut gelar dunia pertamanyadi kelas para raja. Namun akhirnya ambisi mereka sama sama tidak tercapai hingga kini
Alasan mengapa Yamaha di tahun tersebut tidak berhasil meraih gelar dunia adalah adanya kebingungan di tim Yamaha dalam hal pengembangan motor. Khususnya karena saat itu motor satelit Yamaha yang dipakai McCoy mulai menggunakan ban belakang Michelin 16,5 inchi, lalu memodifikasi geometri suspensi agar bisa beradaptasi dengan motornya, namun modifikasi yang sama ini tidak bisa diterapkan pada motor di tim Yamaha pabrikan
Sedangkan di tahun 2020 ini, Ducati yang menurunkan 6 motor telah meraih podium di 8 seri balapan dari 14 seri balapan yang digelar, hasil ini melebihi semua pabrikan motor lainnya. Namun perolehan podium yang didapat dari masing masing pembalapnya sangat sedikit. Paling banyak diraih oleh Jack Miller dengan 4 podium, lalu Dovizioso dengan 2 podium dan 1 podium masing masing diraih Petrucci, Pecco Bagnaia dan Johann Zarco
Di akhir musim balap, Ducati dihadiahi gelar juara dunia konstruktor. Walaupun aturan tetaplah aturan dan harus dihormati raihan gelar tersebut, tidak diragukan lagi bahwa gelar yang diraih Ducati itu datang karena terjadi pengurangan poin pabrikan Yamaha karena masalah mesinnya
Akibat dari pencapaian di musim 2020 ini, untuk menyambut musim balap 2021 nanti pabrikan asal Borgo Panigale ini bereaksi dengan perubahan yang berani dari sisi pembalapnya dengan melepas Dovizioso yang sudah bersama Ducati sejak 2013 dan Danilo Petrucci. Sebuah keputusan yang membuat marah para fans Ducati, mengingat jasa Dovizioso yang bisa meraih runner up 3 kali dari tahun 2017 sampai 2019 dibelakang Marc Marquez. Dan seolah melupakan jasa jasa penting Dovizioso selama memulai karirnya di Ducati dari tahun 2013 sebelum akhirnya Ducati bisa seperti sekarang, dan telah mengoleksi 12 kemenangan yang diraih Dovizioso bersama Ducati
Meski demikian, pembalap terbaik Ducati masih diraih Andrea Dovizioso. Hasilnya di klasmen akhir tahun ini berada di peringkat keempat dengan 135 poin yang dia raih seperti biasanya tanpa sekalipun melakukan kesalahan. Hanya sekali dia tidak pulang membawa poin, itupun bukan karena kesalahannya tapi karena tertabrak motor Zarco di GP Barcelona.
Lalu apakah pantas melepas Dovizioso, mengingat Jack Miller di tahun 2020 hanya bisa meraih urutan ke tujuh di klasmen akhir,?
Menurut Gigi Dall’Igna, meski Miller secara klasmen tertinggal dari Dovizioso, itu dikarenakan Miller 4 kali gagal finish, 3 diantaranya bukan karena kesalahan yang dibuatnya sendiri melainkan murni ketidakberuntungan. Yang pertama ia gagal finish karena motornya kemasukan visor tear-off milik Quartararo di Misano, yang kedua mengalami masalah mekanis pada motornya di Le Mans, dan yang terakhir karena ditabrak oleh Binder di Aragon
Inilah alasan dari keputusan Ducati untuk meremajakan para pembalap di tim pabrikan dengan memilih mendatangkan Jack Miller dan Francesco Bagnaia. Ducati menginginkan pembalap yang mempunyai karakter lebih agresif di tim pabrikan, sekaligus pembalap yang mampu mengatasi masalah masalah pada motornya. Langkah ini dinilai sangat menguntungkan karena di musim balap 2021 nanti, Ducati akan kedatangan 3 pembalap rookie sekaligus yaitu Enea Bastianini, Luca Marini dan Jorge Martin, yang mana akan mengendarai motor Desmosedici yang dikenal bukan motor yang mudah dijinakan bagi pemmbalap rookie. Pemecahan masalah masalah yang nantinya bisa diatasi Miller dan Bagnaia diharapkan bisa membantu ketiga pembalap rookie ini untuk beradaptasi dengan Ducati Desmosedici mereka
Meskipun memang benar bahwa Ducati sebelumnya sudah punya keraguan cukup besar apakah akan memperbarui kontrak atau tidak dengan Dovizioso setelah menghabiskan 8 tahun bersama. Mungkin karena hasil di tahun 2020 inilah yang membantu memicu Ducati membuat keputusan yang tampaknya sulit diterima bagi banyak orang
Bagaimanapun juga, memang sudah saatnya pembalap pembalap bintang MotoGP harus berganti karena ini bukan era mereka lagi, Beberapa tahun terakhir kita sudah melihat kepergian Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo dan Cal Crutchlow, dan hanya masalah waktu saja bagi Valentino Rossi untuk menyusul mereka digantikan dengan para pembalap muda baru yang berbakat