Kenapa Banyak Pembalap Spanyol Di MotoGP?
Mungkin pertanyaan ini sering muncul dari orang-orang yang jarang nonton MotoGP,, atau Bahkan yang suka nonton balapannya pun sebagian ikut penasaran dengan pembalap Spanyol,, kenapa bisa MotoGP sekarang rata-rata isinya pembalap dari Spanyol? Jika dipikir sekilas memang terlihat aneh dan cukup mengherankan.
Tapi memang tidak bisa di pungkiri, Spanyol sudah menjelma menjadi negara penghasil pembalap yang berkompetisi di ajang kelas premier. Tahun ini saja hampir 50% dari total pembalap yang berpartisipasi di MotoGP berasal dari Spanyol. Seakan-akan MotoGP itu telah berubah menjadi milik Spanyol. Apalagi belakangan ini prestasi pembalap Spanyol sangat luar biasa. Tengok saja di statistik peraih gelar Juara dunia MotoGP dari tahun 2012 hingga 2019 selalu ditempati oleh pembalap Spanyol.
Spanyol berhasil mendominasi semua kelas, tidak cuma di MotoGP ,tapi juga di kelas Moto2 dan Moto3. Namun rupanya Spanyol bukan satu-satunya penguasa di MotoGP. Jauh di masa silam, ketika masih di era 500cc, pembalap Spanyol justru tidak terlihat menonjol. Grand Prix motor 2 tak di tahun 80-an justru dikuasai oleh pembalap asal Amerika. Masa kejayaan itu berlangsung hingga 16 tahun. Legenda MotoGP pun banyak lahir dari Amerika di era itu. Contohnya adalah Randy Mamola, Freddie Spencer, Eddie Lawson dan Kenny Roberts.
Awal mula Popularitas pembalap Amerika terbentuk oleh startegi bisnis orang Jepang. Maklum saja, waktu itu Jepang ingin membangun brand di benua Amerika. Sehingga banyak pembalap Amerika yang dapat menggunakan motor buatan Jepang. Kebanyakan pembalap Amerika ini memiliki latar belakang balap Dirt Track Off Road, sehingga skill mereka terasah tajam. Kemampuan sliding bersamaan dengan mengontrol Front End sudah jadi makanan sehari-hari dan itu diterapkan ketika balapan di lintasan aspal seperti MotoGP.
Pada Tahun 1985 barulah muncul pembalap dari Spanyol, dia adalah Sito Pons yang ikut dalam Grand Prix dengan memakai motor Suzuki RG500. Keruntuhan periode emas pembalap Amerika terjadi tahun 1993. Selepas Kevin Schwantz pensiun, pamor pembalap Amerika mulai meredup. Sebaliknya, pembalap Spanyol malah bermunculan, seperti Alex Criville, Alberto Puig (baca: Puj) dan Carlos Checa . Pensiunnya Mick Doohan tahun 1999 membuka peluang Alex Criville untuk meraih gelar juara dunia di GP 500cc.
Dan akhirnya Alex Criville benar-benar sukses mendapatkan gelar dunia tersebut, menjadikannya pembalap Spanyol pertama yang menjuarai Grand Prix di kelas premier. Momen ini tentu menjadikannya sebagai sosok yang banyak menginspirasi anak anak muda Spanyol untuk semakin menggeluti olahraga balap motor. Dan akhirnya pembalap Spanyol mulai muncul satu per satu hingga kini merajai Grand Prix MotoGP.
Lalu apa kira-kira yang menyebabkan jumlah Pembalap Spanyol bisa sangat banyak di MotoGP?
Ada beberapa faktor yang mendukung terciptanya Spaniard berkualitas.
- yang pertama Iklim Cuaca di Spanyol sangat Mendukung
Di Spanyol tidak sulit menemukan ajang balap motor. Aktivitas pembalap ditunjang dengan kondisi yang mendukung, tidak seperti di negara Eropa lain. Inggris misalnya, yang mempunyai musim dingin dan intensitas hujan yang tinggi. Faktor ini sangat mempengaruhi kompetisi lokal yang akan di gelar. Sebab jika cuaca lebih sering cerah, maka balapan dapat berlangsung lancar dan kondisi aspal cukup hangat, sehingga memudahkan ban memperoleh grip yang baik. Hal ini tentu tidak mungkin terjadi jika kondisi sering hujan ditambah pula dengan suhu yang dingin.
- Yang kedua Royalnya Perusahaan Besar di Spanyol yang men support
Seperti yang kita tahu, banyak perusahaan Spanyol yang tak tanggung-tanggung dalam mengucurkan dana yang besar demi menjadi sponsor untuk pembalap muda yang punya potensi. Sehebat apapun pembalap, jika tidak punya sponsor, otomatis sulit berkembang. Dan perusahaan di Spanyol memahami hal ini. Mereka membangun hubungan saling menguntungkan, bagi bisnis dan bagi pengembangan bakat anak-anak muda di dunia balap. Diantara perusahaan yang sangat royal pada balap adalah Repsol, Movistar, Mapfre dan Telefonica.
- Yang ketiga banyaknya Kompetisi balap Lokal di Spanyol
Anak kecil di Spanyol sangat tertarik pada balapan karena di negeri matador ini sering di selenggarakan kompetisi balapan dari berbagai kelas. Pembalap muda Spanyol dapat mengikuti Race sesuai kategori usia masing-masing.
Tahun 1993 pernah digelar Open Ducados International Championship di Spanyol. Sekarang ajang itu berubah nama menjadi CEV Spanish National Championship. Dari ajang ini lahirlah pembalap hebat MotoGP. Seperti Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa, Marc Marquez, Hector Barbera, Alvaro Bautista, Aleix Espargaro dan Pol Espargaro. mereka adalah contoh lulusan CEV Spanyol yang mampu menembus kelas MotoGP.
Event lokal lain tak kalah menarik, seperti Aprilia Bancaja dan Caja Madrid yang membawa nama Jorge Lorenzo dikenal luas. Selain itu, masih ada Movistar Activa Cup dengan Dani Pedrosa sebagai juaranya. Sejak di ambil alih Dorna pada 1998, CEV makin bergengsi.
- Yang keempat jumlah sirkuit di Spanyol sangat banyak
Salah satu unsur pendukung yang penting bagi seorang pembalap adalah ketersediaan sirkuit. Bukan hanya untuk balapan saja, tapi juga untuk latihan. Di Spanyol ada 17 sirkuit yang termasuk kategori permanen berstandar internasional, di tambah lagi 3 sirkuit jalan raya yang bisa pula dipakai balapan jika dibutuhkan. Pembalap usia dini pun memiliki kesempatan untuk mengasah skillnya.
Inilah yang membuat pembalap Spanyol mulai menguasai MotoGP saat ini. Mereka telah terbiasa adu kemampuan sejak usia dini. Pemerintah Spanyol pun ikut andil dalam penyediaan sarana sirkuit ini. Membuat bakat balap anak-anak muda Spanyol in tersalurkan melalui bermacam kategori balapan. Tak heran bila banyak pembalap Spanyol yang jago menggeber kuda besi MotoGP
.