Kalau kita perhatikan motor-motor WSBK, kita akan melihat pada bagian fairing depan seolah ada lampunya. Padahal itu bukan lampu, melainkan stiker bergambar bentuk lampu depan atau headlamp.
Bukannya itu malah akan mengurangi Space iklan atau menutup nomor start pembalap ya? Emang iya, tapi semua harus dilakukan demi regulasi.
Tentu saja ada kisahnya, kenapa motor WSBK ada aturan dipasangi stiker head lamp itu.
Sebelum kita lanjutkan ceritanya, ada baiknya kami ceritakan dulu apa itu WSBK dan bedanya dengan MotoGP. Tentu saja ini masih ada hubungannya dengan stiker lampu yang akan jadi pokok bahasan kali ini.
WSBK adalah balapan motor superbike yang diadakan sejak tahun 1988. Beda yang cukup mendasar dengan MotoGP adalah, kalau MotoGP menggunakan motor konsep atau prototype yang tidak diproduksi secara masal, maka pada WSBK menggunakan motor produksi masal.
Secara teknis, pada MotoGP, komponen-komponen yang tak begitu penting seperti lampu utama dan lampu tanda belok atau sein, tidak dirancang sebagai komponen pendukung. Karena di lintasan balap tidak butuh itu semua.
Sedangkan WSBK, sebagai motor jalan raya yang dijual masal, tentu komponen-komponen tersebut dibuat berdasarkan aturan yang berlaku di jalan raya secara umum, atau road legal. Tak ada satu pun motor jalan raya yang tak menyertakan headlamp ataupun lampu sein. Karena itu sebagai salah satu syarat layak atau tidaknya suatu motor untuk dipakai di jalanan umum.
Sedangkan untuk keperluan balap, motor WSBK diusung dari motor jalan raya, tapi dengan sejumlah modifikasi. Termasuk menghilangkan piranti yang tidak diperlukan, sebagaimana penjelasan tadi, headlamp dan lampu sein tidak termasuk komponen yang harus dipasang. Maka dari itu headlamp dan lampu sein dilepas, semuanya dilakukan untuk mengurangi bobot kendaraan.
Bagian fairing yang tadinya terpasang lampu itu lalu ditutup mika, dan dengan begitu bisa menambah space untuk merk sponsor.
Lalu kenapa kok sekarang ada stiker lampu, seolah disitu ada lampu? Bukankah itu langkah yang mubadzir. Hanya sekedar stiker, apa pula gunanya. Nyala pun tidak. Yang ada malah mengurangi pendapatan tim, yang mana kalau itu bisa dipasang logo sponsor toh akan menambah keuntungan.
Tapi namanya regulasi, semua dirancang untuk mencapai tujuan tertentu, dan tidak ngawur atau sekedar iseng.
Lalu apa tujuan sebenarnya?
Cerita dimulai ketika saat itu di MotoGP kekurangan tim peserta. Karena ada perubahan regulasi mesin dari 990cc ke mesin 800cc, tak semua pabrikan bisa ikut kontes balap bergengsi itu. Alasannya, biaya riset untuk perubahan mesin itu sangat mahal dan tidak cocok.
Terhitung pada tahun 2011 hanya ada 4 pabrikan yang bisa berlaga di sirkuit. Empat pabrikan itu terpecah lagi jadi sepuluh tim serta tujuh belas pembalap reguler. Pabrikan hanya bisa meriset untuk tim utama, sedangkan tim satelit tak bisa berbuat banyak untuk menyikapi perubahan tersebut.
Tentu saja kalau kita bandingkan dengan era sekarang, masih jauh lebih sedikit. Sekarang ada enam pabrikan, dua puluh empat pembalap, dan dua belas tim. Masalah makin buruk ketika Suzuki memutuskan hengkang karena kekurangan dana. Jadilah hanya tiga pabrikan yang berlaga.
Tentu saja DORNA, sebagai penyelenggara, menganggap ini adalah hal yang buruk. Bisa dipastikan, dengan keadaan seperti ini, jumlah penonton akan menurun. Berawal dari masalah tersebut, akhirnya DORNA melakukan langkah strategis.
Langkah itu berupa penambahan kelas CRT. CRT adalah Claiming Rules Team. Sedangkan untuk unit motor, CRT menggunakan motor jalan raya. Hal ini sangat berpengaruh untuk mengurangi biaya riset untuk motor balap. Untuk selanjutnya bisa menarik kembali tim-tim satelit atau pabrikan yang sempat absen.
Nah, karena ada persamaan antar CRT dan WSBK secara teknis, maka banyak yang tidak bisa membedakan mana motor CRT, mana WSBK. pasalnya keduanya berbasis motor jalan raya yang diubah menjadi motor balap.
Akhirnya untuk membedakan, maka penyelenggara mengharuskan memasang stiker lampu pada motor WSBK. tujuannya jelas, untuk membedakan antara CRT dan motor WSBK.
Selain itu, pemasangan stiker lampu tersebut untuk menegaskan, bahwa motor-motor WSBK itu adalah motor jalan raya produksi massal. Bukan motor Prototype.
Selain untuk membedakan antara motor WSBK dan CRT, pemasangan stiker lampu bertujuan untuk membedakan tim pabrikan satu dan tim pabrikan lainnya. Karena merk satu dan lainnya tentu beda desain. Dan perbedaan itu bisa makin terlihat dengan pemasangan stiker lampu yang menyerupai bentuk lampu aslinya .
Aturan itu berlaku dari tahun 2013 sempai sekarang, kendati kelas CRT di MotoGP sudah tidak ada lagi.
Akan tetapi, apakah penonton menginginkan hal ini? Maksudnya, apakah penonton akan bisa menerima bahwa yang mereka tonton itu motor jalan raya yang diubah menjadi motor balap?
Pendapat kami, secara marketing ini bagus. Karena akan membawa kebanggaan terhadap pengguna motor yang menjadi pemenang di ajang adu kencang. Apalagi bentuk motornya di buat semirip mungkin dengan motor tunggangan hariannya.