Aero Fairing sudah berkembang sangat pesat di Motogp, semua tim kini menggunakan aero fairing untuk mendongkrak performa motor mereka.
Berawal dari Ducati, kini semua tim beramai-ramai mengembangkan aero fairing yang cocok untuk motor mereka.
Walau punya bentuk yang berbeda-beda, namun tujuan dari aero fairing dari setiap motor Motogp itu sama, meningkatkan performa downforce motor.
Penggunaan aero fairing pun memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri di arena balap Motogp. Ada pihak yang ingin penggunaan aero fairing dikurangi, namun ada juga yang ingin aero fairing dikembangkan lebih jauh.
Namun tidak dipungkiri bahwa keberadaan aero fairing membuat peta persaingan Motogp saat ini menjadi lebih merata.
Jadi apa saja kelebihan dan kekuarangan aero fairing di Motogp? Coba kita lihat.
Sejarah Singkat
Aero Fairing mulai sering digunakan di motor Motogp sejak tahun 2015, tepatnya sejak Ducati menggunakan winglet di motor GP15 milik mereka.
Namun sebetulnya, penggunaan winglet atau aero fairing sudah pernah digunakan lebih lama dari itu.
Sebelum akhirnya dipakai di GP15, Ducati sebenarnya sudah pernah memakai winglet pada GP10 saat masih dibela oleh Casey Stoner.
Namun pada waktu itu, Ducati menggunakan winglet tidak maksimal karena lebih mengedepankan estetika daripada fungsi.
MV Agusta sebelumnya mencoba menggunakan winglet pada tahun 70an namun tidak dilanjutkan saat pabrikan Jepang mulai mendominasi.
Sementara Suzuki juga pernah menggunakan winglet pada awal tahun 80an, namun akhirnya penggunaannya juga tidak maksimal.
Setelah dipakai pada GP15, tim-tim lain juga kemudian mulai menggunakan winglet pada musim selanjutnya.
Musim 2016 jadi puncak dari penggunaan winglet ini, banyaknya kecelakaan serta anggapan atas berbahayanya winglet di lintasan, membuat wingley kemudian dilarang pada musim 2017.
Namun seperti regulasi-regulasi sebelumnya, regulasi pelarangan winglet ini juga ditemukan celahnya.
Pada waktu itu, winglet adalah bagian terpisah yang dipasang pada fairing, regulasi baru melarang tim memakai part terpisah yang tidak terintegrasi menjadi satu dengan fairing.
Karena itu, tim akhirnya membuat paket fairing yang memiliki perangkat aero dinamika pengganti winglet ini, lahirlah aero fairing.
Tim pertama yang mengembangkan aero fairing ini sebenarnya bukan Ducati, melainkan Yamaha, Ducati kemudian mengikuti trik Yamaha yang mengintegrasikan winglet dan fairing ini.
Hingga sekarang, Ducati jadi tim yang lebih unggul dalam pengembangan aero fairing di Motogp dibandingkan tim lainnya.
Kelebihan Aero Fairing
Pertama, jika dibandingkan dengan winglet dari tahun 2015-2016, aero fairing jauh lebih aman jika terjadi benturan.
Karena bentuk dari aero fairing ini dirancang untuk tidak memiliki bentuk yang membahayakan, terutama jika dibandingkan dengan winglet generasi awal yang kebanyakan berbentuk runcing dan tajam.
Sehingga jika terjadi benturan dari pembalap lain, pembalap tidak punya resiko teriris aero fairing.
Kedua, jelas adalah peningkatan downforce untuk motor sehingga motor bisa menghasilkan kecepatan yang lebih maksimal.
Aero fairing bekerja seperti vacuum cleaner yang menghisap motor ke tanah, membuat ban mendapatkan traksi maksimal dan juga mencegah wheelie.
Karena efeknya yang meminimalisir wheelie tanpa mengurangi akselerasi, maka aero fairing dapat membuat motor terus mendapatkan tenaga di lintasan lurus tanpa khawatir power motor di potong oleh perangkat anti wheelie.
Ketiga adalah membantu memecah hambatan udara, jika dulu bentuk fairing sangat terpengaruh oleh angin, kini penggunaan aero fairing dapat membuat hambatan udara lebih mudah untuk dihadapi.
Karena kini aero fairing akan memecah udara untuk dialirkan dengan lebih efektif daripada fairing standar yang hanya memecah angin ke satu arah.
Kekurangan
Namun ada juga kekuarangan yang harus ditanggung oleh motor-motor aero fairing sekarang ini jika dibandingkan dengan motor generasi sebelumnya.
Pertama adalah berkurangnya kelincahan. Dulu motor Motogp memiliki kelincahan yang lebih saat hendak bermanuver di tikungan.
Hal ini sangat terlihat pada Yamaha, motor tidak memerlukan ruang yang lebar untuk bermanuver memasuki tikungan.
Kini karena penggunaan aero fairing, dimensi motor bertambah lebar dan juga menguras ruang sirkuit untuk bermanuver.
Pembalap tidak bisa sembarangan dalam melakukan manuver over taking, karena kini over taking harus dilakukan diruang yang cukup lebar agar tidak menyenggol pembalap yang akan dilewati.
Hal ini dibenarkan oleh Alex Marquez pada interviewnya bersama Iwan Banaran, bahwa sekarang sulit menciptakan ruang untuk overtaking.
Kedua adalah aero fariring memproduksi dirty air. Dirty air adalah angin kotor yang dihempaskan dari motor kepada motor yang berada di belakang, menyebabkan motor belakang kehilangan downforce.
Permasalahan dirty air ini sebenarnya sudah lama terjadi di Formula One, bahkan management F1 sampai membuat regulasi aero dinamika agar mengurangi dirty air yang dibuat oleh mobil Formula One.
Tidak hanya menyebabkan penurunan downforce, namun dirty air di Motogp juga membuat ban depan motor belakang mengalami kenaikan suhu lebih cepat, sehingga pembalap harus menjaga jarak.
Karena hal ini, persentase dog fight di Motogp berkurang drastis, karena pembalap harus lebih memperhitungkan efek dari dirty air ini.
Ketiga adalah membuat motor sangat tergantung pada aero fairing. Dalam arti jika motor mengalami senggolan dan kehilangan salah satu wing di fairing, motor menjadi sangat sulit dikendalikan.
Hal ini dikarenakan aero dinamis dari motor menjadi tidak seimbang, sehingga motor tidak bisa dikendarai secara maksimal jika aero fairing bermasalah.
Sudah banyak contohnya, Pecco di GP Valencia 2022 adalah salah satu contohnya, akibat kehilangan salah satu wing, Pecco harus terus kehilangan posisi.
Keempat adalah secara estetika, motor Motogp sekarang tidak lagi enak dilihat. Mungkin ini selera, namun motor yang penuh dengan perangkat aero hampir membuat motor Motogp sudah bukan lagi terlihat seperti motor.
Salah satu bentuk aero fairing yang membuat dahi berkerut adalah aero tail milik Yamaha dan KTM yang berbentuk seperti bangku, dilihat saja aneh walau tentu pasti ada fungsinya.
Motogp harus mempertimbangkan langkah seperti Formula One, dimana perangkat Aero dinamika kini dibatasi dengan lebih ketat.
Sehingga kekuarangan-kekurangan dari perangkat aero fairing dapat diminimalisir dan ditemukan celahnya agar Motogp menjadi lebih kompetitif kembali.